anak-anak untuk
mengekspresikan berbagai perasaan
serta belajar
bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Yudha 2007:33, puzzle adalah suatu gambar yang dibagi
menjadi potongan-potongan gambar yang bertujuan untuk mengasah daya pikir, melatih kesabaran, dan membiasakan kemampuan berbagi. Sedangkan
menurut Kamus Bahasa Indonesia puzzle berarti mencengangkan, teka-teki, membingungkan, mengaduk, mengacau, mengganggu, memperkusut, heran
tercengang, kebuntuhan, dan kesandung
3. Tujuan Permainan Puzzle
Menurut Nisak 2011: 110, permainan puzzle memiliki tujuan sebagai berikut a. Membentuk jiwa bekerjasama pada siswa, karena permainan ini akan
dikerjakan secara berkelompok. b. Peserta dapat lebih konsisten dengan apa yang sedang dikerjakan.
c. Melatih kecerdasan logika peserta. d. Menumbuhkan rasa solidaritas dan rasa kekeluargaan anatar siswa.
e. Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai anatar siswa.
4. Manfaat Permainan Puzzle
Menurut Suciaty 2010:78, manfaat dari permainan puzzle sebagai berikut: a. Mengasah otak, puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak.
b. Melatih koordinasi mata dan tangan, puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata, mereka harus mencocokkan keping-keping puzzle
dan menyusunnya menjadi satu gambar. c. Melatih nalar, ini akan membantu sesorang menyimpulkan dimana
letak kepala, tangan, kaki, dan lain-lain sesuai dengan logika.
d. Melatih kesabaran, puzzle juga dapat melatih kesabaran siswa dalam menyelesaikan suatu tantangan.
5. Game Edukatif Dengan Menggunakan Media Puzzle
Metode game edukatif dengan menggunakan media puzzle sangat efektif untuk meningkatkan minat siswa, terutama dalam bimbingan konseling.
Metode ini sangat cocok digunakan agar siswa tertarik untuk mengikuti bimbingan klasikal.
Puzzle adalah media yang sangat menarik karena mempunyai unsur yang
edukatif. Dengan bermain puzzle anak bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, melalui proses pembelajaran bermain sambil belajar. Guru juga dituntut lebih
kreatif untuk menyajikan media puzzle dalam memberi bimbingan klasikal, gambarfoto dalam puzzle harus sesuai dengan umur dan tingkat pemahaman
siswa. Penggunaan puzzle dalam game edukatif bertujuan merangsang perkembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa agar mampu menumbuhkan
sikap, mental, serta aklak yang baik. Game edukatif dengan menggunakan puzzle juga bisa meningkatkan peran sosial karena bisa dilakukan dalam
kelompok, sehingga siswa dapat berinteraksi dan komunikasi sehingga bisa membentuk relasi anatar siswa yang satu dengan yang lainnya.
Bentuk pelaksanaan game edukatif dengan media puzzle adalah gambarfoto dalam puzzle harus sesuai dengan topik bimbingan yang akan
dilaksanakan, sehingga siswa bisa memperoleh makna dan nilai dari gambarfoto puzzle tersebut.
Guru menyiapkan media puzzle yang akan digunakan dalam memberi bimbingan klasikal. Sebenarnya puzzle bisa disiapkan oleh guru atau siswa itu
sendiri, tapi jika siswa yang menyiapkan harus di bentuk kelompok terlebih dahulu sebelum pelaksanaan bimbingan klasikal. Misalnya topik bimbingan
yang akan dibawakan oleh guru adalah tentang kerjasama, jadi guru bisa meminta siswa menyajikan gambar yang ada kaitannya dengan kerjasama, dan
misalnya dalam satu kelas itu ada lima kelompok, guru bisa meminta bertukaran puzzle antar kelompok dan mengerjakan puzzle dalam kelompok.
Ini point positif untuk siswa agar lebih aktif dan kreatif dengan puzzle hasil karyanya sendiri, siswa akan merasa bangga karena puzzle mempunyai nilai
seni yang indah. Dalam pelaksanaan kegiatan game edukatif dengan media puzzle, guru
dapat meminta siswa untuk menceritakan apa yang didapat dalam mengerjakan puzzle dan apa kaitanya dengan topik bimbingan, khususnya saat
mengerjakan puzzle dalam kelompok apa saja hambatannya. Di sini siswa bisa belajar dari permainan puzzle untuk lebih aktif dan kreatif.
E. Kerangka Pikir Penelitian