individu, adanya kemauan, adanya ketertarikan, dan adanya perhatian terhadap objek yang diminati.
B. Hakekat Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan
Menurut Wijaya 1988: 90 bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada orang perorangan atau kelompok yang dilakukan secara terus
menerus supaya mereka dapat memahami dirinya dan sanggup mengarahkan diri serta bertindak wajar, sesuai dengan keadaan dan tuntunan sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Winkel 1997 mengartikan bimbingan sebagai proses membantu orang perorangan atau kelompok unuk memahami dirinya
sendiri dan lingkungannya. Proses menunjuk pada gejala, bahwa sesuatu berubah-ubah secara berangsur-angsur selama kurun waktu tertentu.
Prianto dan Erman Amti 2004:99 mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuannya
dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatannya dan sarana yang ada, dengan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Djumhur dan Surya 1975:5 berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada
individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinnya, dan dalam berusaha untuk semakin memahami dirinya self understanding, menerima dirinya self
acceptance , mengarahkan dirinya self direction dan merealisasikan dirinya
self realization sesuai dengan potensi atau kemampuannya.
Winkel dan Hastuti 2004: 29 mendefinisikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu yang bersangkutan dapat memahami dirinya, sehingga individu sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Yusuf 2009: 39 mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian
bantuan konselor kepada konseli seara berkesindambungan agar mampu memahami potensi diri dan lingkungannya, menerima diri, mengembangkan
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan diri secara positif dan kontruktif terhadap tuntutan norma kehidupan sehingga mencapai kehidupan yang
bermakna, baik secara personal maupun sosial. Bimbingan di sekolah merupakan usaha bersama antara guru
pembimbing atau konselor dengan siswa. Konselor membantu siswa untuk mengenal, memahami, menerima dirinya dan mengembangkan ketrampilan-
ketrampilan yang dibutuhkan agar mampu menyesuaikan diri dan melihat dirinya, mampu mengambil keputusan sendiri dalam berbagai hal sehingga
dapat mengarahkan dan mengaktualisasikan dirinya sendiri.
2. Bimbingan Klasikal