Peningkatan pemahaman wacana argumentasi melalui penerapan strategi PQ4R (penelitian tindakan pada siswa kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin)

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI

MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R

(Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Oleh

AHMAD FAUZIE NIM: 106013000286

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R”, disusun oleh Ahmad Fauzie, NIM 106013000286, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 18 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, 18 Maret 2011 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd ………. ………... NIP: 19640212 199703 2 001

Penguji I

Dr. Alek, S.S.,M.Pd ………. ……… NIP: 19690912200901 1 008

Penguji II

Drs. E. Kusnadi ………. ………

NIP: 19460201 196510 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP: 19571005 198703 1 003


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R

(Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh AHMAD FAUZIE NIM: 106013000286

Yang mengesahkan, Dosen Pembimbing

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd NIP 19640212 199703 2 001

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1431 H


(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Fauzie

NIM : 106013000286

Jurusan/program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/Pendidikan Bahasa Angkatan Tahun : 2006/2007

Alamat : Kp. Baru Rt 01/01 Desa Jampang Kec. Gunungsindur Kab. Bogor 16340

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R” adalah hasil

karya sendiri di bawah bimbingan:

Nama : Dra. Mamudah Fitriyah, ZA. M. Pd

NIP : 19460201 196510 1 001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia menerima segala konsekuensi apabila skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 11 Maret 2011 Yang menyatakan,


(5)

MOTTO

Persembahan Untuk:

“Bapak dan Umi, kakak-kakak, adik dan dua keponakanku,

dalam ketulusan hati dan keluhuran budi. Para guru,

sahabat-sahabat serta orang-orang yang pernah ada dalam risalah

perjalanan hidupku”

Motto:

“Setiap manusia adalah malaika

t bersayap

satu, dan hanya bisa terbang jika saling

merangkul”

Aku takkan berhenti sampai disini, tentunya aku akan selalu meminjam sayap kalian untuk tetap bisa terbang, dan tentunya sayapku akan


(6)

ABSTRAK

AHMAD FAUZIE, 106013000286: Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Bidang studi bahasa Indonesia merupakan satu dari tiga mata pelajaran yang ditetapkan pemerintah sebagai tolak ukur kelulusan siswa mulai tingkat menengah ke bawah. Dalam pengamatan awal peneliti di sekolah SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi guru diantaranya adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap bacaan. Indikator pencapaian hasil yang ditetapkan sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang cukup (65) dengan berbagai pertimbangan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap bacaan dengan metode belajar melalui penerapan strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, dan review). Teori yang digunakan peneliti adalah teori membaca, teori wacana argumentasi, dan teori PQ4R.

Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK), bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng pada kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa laki-laki 16, sedangkan jumlah siswa perempuan 20, jumlah keseluruhan 36 siswa.

Kesimpulan dari perolehan hasil dalam siklus dengan penerapan strategi PQ4R menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada siklus I, nilai yang diperoleh 64,3. Pada siklus II meningkat menjadi 72,2, melebihi nilai KKM yang ditetapkan (65). Perolehan nilai pada pengisian lembar kuesioner menunjukkan bahwa siswa lebih semangat dan antusias dalam kegiatan belajar dengan menerapkan strategi PQ4R di kelas.


(7)

ABSTRACT

AHMAD Fauzie, 106013000286: Improved Understanding Through Argumentation Discourse PQ4R Implementation Strategy. Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Knowledge and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2011. Areas of study Indonesian is one of three subjects by the government as a measure students' graduation from middle to lower level. In the initial observations of researchers in high school of Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, found that the problems faced by teachers include lack of understanding of the readings. Indicators of achievement standards established under the Minimum Criteria for completeness (KKM) is sufficient (65) with various considerations. Based on these problems, researchers are interested to help improve students' understanding of reading with the method of learning through the implementation of the strategy PQ4R (preview, question, read, Reflect, recite, and review). Researchers used theory is the theory of reading, argumentation discourse theory, and theory PQ4R.

The method used in research is a classroom action research (PTK), aims to provide solutions to the problems faced by teachers and students in classroom teaching and learning activities. This research was conducted at SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng in class XI IPS 1 with the number of boys of 16, while the number of female students of 20, the total number of 36 students. Conclusion of the acquisition results in a cycle with the implementation of the strategy PQ4R showed an average increase in value. In the first cycle, the value obtained 64.3. In the second cycle increased to 72.2, exceeding the value specified KKM (65). Acquisition value at the charge sheet of the questionnaire showed that students are more spirit and enthusiasm in learning activities by applying PQ4R strategies in the classroom.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda alam, rasululloh dan junjungan nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga. Terbaik dari yang terbaik. Perjuangan, pengorbanan, kesabaran, dan pengertian yang kalian berikan sampai saat ini takkan sanggup penulis balas dengan apapun. Semoga Allah meridhoi dan membalas dengan kebaikan dan pahala yang berlipat.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus dosen pembimbing bagi penulis. Bersamamu selalu ada jalan dan kemudahan dalam setiap problema. Sungguh beruntung PBSI memiliki kajur seperti ibu. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kemudahan bagi ibu Mahmudah.

4. Bpk. Drs. E. Kusnadi sebagai dosen penasehat akademik. Mantan kajur dan bapaknya anak-anak PBSI angkatan 2006. Bapak yang terlihat tegas dan garang secara penampilan, namun memiliki hati yang lembut dan bijak dalam mengambil setiap keputusan. Terima kasih atas ilmu, kesabaran, dan pengertian selama ini hingga kami (PBSI 2006) selesai kuliah.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga Allah membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan.

6. Bpk. Alek Abdullah, the best in lecture PBSI. Dosen yang memberikan inspirasi bagi penulis untuk meraih mimpi dan cita-cita.


(9)

7. Bpk. Sapri. Luar biasa untuk bapak yang satu ini, meski secara fisik sudah tua, namun semangat dan dedikasinya pada pekerjaan sangat tinggi. Terima kasih untuk bantuan dan pelayanan Pak Sapri selama kami kuliah.

8. Bpk Yaya Suhaya S.Ag. M.Pd selaku kepala SMA Islam Al-Mukhlisin. Terima kasih atas pengetahuan, bantuan, dan kerjasamanya.

9. Bpk. Dadang Suhendar, S.Pd. Selaku guru SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng. Terima kasih untuk bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

10.Sahabat-sahabat PBSI angkatan 2006, Fahru, Rusfi, Mu‟min, Yudi, dan Firman (untuk keceriaan dan kebersamaan, bersama kalian tersenyum dan tertawa seperti sebuah keharusan, bumbu dalam setiap perkumpulan), Andi (untuk pengalaman dan pengetahuannya), Ifa, Ratu, Hastri, dan Ani (untuk masukkan dan support nya), kumpulan anak-anak kantin dan kampoeng seni (teruslah berkreasi dan berekspresi), serta semua teman-teman yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua. Semoga Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sekiranya jauh dari sempurna ini dapat memberikan sepercik manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Semoga kita semua senantiasa dipelihara dalam jalan lurus ridho Allah Swt dan di akhirat kelak mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Jakarta, Maret 2011 Ahmad Fauzie


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Peneltian ... 6

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL PENELITIAN ... 7

A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian ... 7

1. Proses Pembelajaran ... 7

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 7

B. Acuan Teori Disain-disain Alternatif Intervensi yang Dipilih ... 10

1. Peningkatan Pemahaman Bacaan ... 10

a. Proses Memahami Bacaan ... 10

b. Tujuan Membaca ... 11

2. Wacana Argumentasi ... 12

a. Pengertian wacana ... 12

b. Konteks wacana ... 13

c. Jenis wacana ... 13


(11)

e. Ciri-ciri wacana ... 15

f. Pengertian argumentasi ... 15

g. Tujuan wacana argumentasi ... 16

i. Ciri-ciri argumentasi ... 17

3. Penerapan Strategi PQ4R ... 17

a. Pengertian strategi ... 17

b. Hakikat strategi PQ4R ... 19

c. Langkah-langkah strategi PQ4R ... 20

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

D. Kerangka Pikir ... 26

E. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Tujuan Khusus Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ... 28

D. Subjek yang Terlibat ... 30

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 30

F. Tahapan Intervensi Tindakan ... 30

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 31

H. Data dan Sumber Data ... 32

I. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

J. Teknik Pengumpulan Data ... 33

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 34

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ... 35

1. Tes Hasil Belajar ... 35

2. Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Strategi PQ4R ... 35


(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 38

1. Gambaran Sekolah ... 38

a. Profil sekolah ... 38

b. Identitas kepala sekolah ... 39

c. Penyelenggaraan ujian nasional ... 39

d. Tujuan ... 39

e. Visi, misi, dan strategi sekolah ... 41

f. Data fisik sekolah ... 42

2. Penelitian Pendahuluan ... 45

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 46

4. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 51

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 59

C. Analisis Data ... 60

1. Data hasil tes siklus ... 60

2. Lembar observasi ... 61

3. Kuesioner ... 63

D. Interpretasi Hasil Analisis ... 65

E. Pembahasan Temuan Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 9

2.2 Wacana Sebagai Wahana Komunikasi ... 13

2.3 Jenis- jenis Wacana ... 14

2.4 Varian Strategi-strategi Belajar ... 19

2.5 Kerangka Berpikir ... 27

3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 29

4.1 Suasana Kelas IPS 1dalam KBM ... 47


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R ... 24

3.1 Tahapan Intervensi Tindakan ... 30

3.2 Perencanaan Tindakan ... 36

4.1 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ... 47

4.2 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus I... 49

4.3 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus I ... 50

4.4 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus II ... 53

4.5 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus II ... 55

4.6 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ... 56

4.7 Lembar Pengisian Kuesioner Siswa terhadap PQ4R ... 58

4.8 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus ... 60

4.9 Hasil Penilaian Rata-rata Aktivitas dan Keaktifan Siswa ... 62


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Bimbingan Skripsi LAMPIRAN 2 Surat Izin Observasi LAMPIRAN 3 Surat Izin Penelitian

LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN 5 Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 LAMPIRAN 6 Observasi Siswa Terhadap Guru

LAMPIRAN 7 Pengamatan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Siklus I LAMPIRAN 8 Pengamatan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Siklus II LAMPIRAN 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

LAMPIRAN 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II LAMPIRAN 11 Lembar Kuesioner

LAMPIRAN 12 Catatan Lapangan LAMPIRAN 13 Wawancara Guru LAMPIRAN 14 Wawancara Siswa LAMPIRAN 15 Bahan BacaanSiklus I LAMPIRAN 16 Bahan Bacaan Siklus II

LAMPIRAN 17 Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran LAMPIRAN 18 Format Penilaian Siklus I

LAMPIRAN 19 Format Penilaian Siklus II LAMPIRAN 20 Hasil Kerja Siswa Siklus I LAMPIRAN 21 Hasil Kerja Siswa Siklus II

LAMPIRAN 22 Pengisian Lembar Kuesioner Siswa

LAMPIRAN 23 Pengisian Pengamatan Tingkah Laku Siswa Siklus I LAMPIRAN 24 Pengisian Pengamatan Tingkah Laku Siswa Siklus II LAMPIRAN 25 Pengisian Lembar Observasi Siswa

LAMPIRAN 26 Catatan Lapangan Siklus I LAMPIRAN 27 Catatan Lapangan Siklus II


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya pada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku teks serta penyajian pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib dan tolak ukur dalam ujian kelulusan siswa di lembaga pendidikan (sekolah).

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, memiliki empat aspek penting yang harus dimiliki siswa sehingga siswa yang memiliki ke empat aspek tersebut dapat dikatakan terampil dalam berbahasa. Empat keterampilan berbahasa tersebut yaitu; keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dari ke empat keterampilan itu, kiranya keterampilan membaca memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Perhatian khusus tersebut di dasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya siswa di Indonesia malas membaca buku. Siswa lebih suka bermain play station atau mengunjungi warnet untuk sekedar mengakses dunia maya. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang rendah di masa depan.

Kenyataan di atas semakin menambah dan menggenapkan permasalahan pendidikan. Masalah pokok dalam pembelajaran pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Teori belajar (tabularasa) yang menganggap peserta didik (siswa) seperti halnya kertas putih yang dapat ditulisi apa saja sudah sepatutnya dihilangkan, karena anggapan tersebut akan menjurus pada kualitas, proses, dan hasil pembelajaran yang rendah.


(17)

Menurut Trianto, “proses pembelajaran hingga dewasa ini masih

memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.”1 Hal ini berarti tenaga pendidik (guru) di kelas dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam

menentukan model dan metode dalam penyampaian pelajaran. “Penyampaian

materi pelajaran merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan

siswa.”2

Metode dan cara penyampaian materi pelajaran yang umumnya masih berpusat pada guru (teacher centered) berdampak pada rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini tentu menyedihkan mengingat kurikulum pendidikan di Indonesia telah berulang kali mengalami perubahan, namun pergantian itu belum mencapai tujuan pembelajaran, tentu saja hal ini tidak sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan bangsa. Seperti tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.3

Pendidikan merupakan program pemerintah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi dan anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang secara mandiri mampu

1

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 1.

2

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. V, hlm. 97.

3

Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id.


(18)

berpikir, menemukan, dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta mampu menemukan cara pemecahan yang bernalar dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai ini terlebih dahulu peserta didik sudah sepatutnya harus melalui proses pembelajaran yang baik.

“Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu apa yang

dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan.”4 Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Interaksi yang baik akan mencapai tujuan belajar apabila suasana belajar yang terjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan guru. Oleh karena itu, apabila kondisi tersebut tidak tercipta dapat dipastikan kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal.

Pada umumnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas adalah pembelajaran konvensional yang diaplikasikan dalam bentuk metode ceramah. Teknisnya yaitu, guru berada di depan kelas menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak, dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Terkadang kegiatannya diselingi dengan pertanyaan, diskusi,

dan sesekali diselingi dengan kegiatan latihan. “Pada pembelajaran seperti ini

suasana kelas cenderung teacher centeredsehingga siswa menjadi pasif.”5

Pemilihan metode mengajar yang tepat saat proses kegiatan belajar mengajar dapat menarik minat belajar siswa. Oleh sebab itu, guru jangan hanya merasa cukup dengan memberikan dan menggunakan metode ceramah di depan kelas. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik, akan tetapi pada suatu saat siswa akan merasa bosan apabila hanya duduk, diam, dan mendengarkan.

Penggunaan metode ceramah yang tidak banyak menuntut partisipasi dari siswa menjurus pada suasana pembelajaran yang monoton dan membosankan. Kondisi ini memicu siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran dan membuat situasi menjadi tidak kondusif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan metode tersebut, sebab tidak menuntut alat dan bahan

4

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet, IV, hlm. 72.

5


(19)

praktek, cukup menjelaskan bahan dan konsep yang ada dalam buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri.

Oleh sebab itu, merupakan hal yang aneh apabila guru mengharapkan siswa belajar namun tidak mengajarkan mereka tentang belajar. Guru mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah namun tidak mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Seperti halnya guru kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar materi atau bahan ajar namun tidak mengajarkan mereka tentang seni menghafal.

Guru sebagai tenaga pendidik sepatutnya menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan. Tentu saja tugas guru adalah berusaha menciptakan suasana belajar yang

menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa. “Suasana belajar yang tidak

menggairahkan dan tidak menyenangkan bagi siswa akan menjurus pada kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Siswa merasa bosan berada di kelas dan gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing.”6

Siswa cenderung memiliki kegemaran untuk belajar hal-hal yang baru dan menantang, mereka bosan dengan metode belajar guru yang biasa mereka jumpai di kelas. Yaitu metode guru dengan menyampaikan sejumlah bahan ajar atau

materi di depan kelas. “Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau

hubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui.”7 Dengan demikian, tugas guru disini adalah sebagai fasilitator, pembimbing, dan mengarahkan siswa untuk mengolah dan memproses pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

Salah satu pembelajaran yang menitikberatkan kepada siswa, dan siswa dituntut aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah strategi belajar

PQ4R. “Strategi PQ4R adalah strategi belajar yang merupakan bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa memahami apa yang

6

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. III, hlm. 37.

7


(20)

mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang

dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku.”8

Asumsi dasar strategi PQ4R adalah proses perincian informasi sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas dengan

judul: “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan

Strategi PQ4R”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, untuk menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang baik, efektif, dan efisien serta menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemahaman siswa, masalah yang teridentifikasi sebagai berikut.

1. Pembelajaran di kelas seringkali berpusat pada guru (teacher centered).

2. Siswa malas membaca. 3. Hasil belajar siswa rendah.

4. Model dan metode belajar yang monoton. 5. Siswa pasif dalam menerima materi pelajaran. 6. Tingkat pemahaman siswa rendah.

7. Siswa tidak dapat melihat dan memecahkan masalah dalam belajar. C. Pembatasan Masalah

Mengacu pada masalah-masalah yang muncul di atas, maka demi terarahnya penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti yakni:

1. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI (sebelas) semester II (dua) tahun ajaran 2009/2010.

8


(21)

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review) untuk meningkatkan pemahaman siswa.

3. Pembelajaran difokuskan pada aspek kognitif siswa dengan mengerjakan latihan soal.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan

pemahaman siswa pada wacana argumentasi melalui penerapan strategi PQ4R?”

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas pemahaman siswa pada wacana argumentasi dengan menggunakan strategi PQ4R. F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Peneliti

Selain sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana (S1), penelitian ini menjadi wahana ilmiah dalam mengaplikasikan kemampuan yang telah diperoleh selama kuliah dan memberikan gambaran yang jelas tentang strategi PQ4R dalam meningkatkan pemahamam belajar.

2. Guru

Memberikan informasi bagi guru tentang metode pengajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan sebagai alternatif dari metode yang telah diterapkan sebelumnya.

3. Siswa

Penelitian ini dapat dijadikan oleh siswa sebagai metode dan sarana latihan dalam kegiatan belajar secara mandiri tanpa didampingi guru.


(22)

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN

KONSEPTUAL PENELITIAN

A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian 1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara siswa dan guru. Interaksi yang baik akan menciptakan situasi belajar yang bermakna dan menyenangkan sehingga akan bermuara pada hasil belajar yang diinginkan. Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa satu dari sekian banyak solusi yang diharapkan dapat mendukung terciptanya situasi dan kondisi belajar yang baik adalah modifikasi model pembelajaran yang digunakan.

Modifikasi model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran yang mengacu pada pendekatan siswa aktif dalam proses kegiatan pembelajaran. Langkah yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, dan review), yang diaplikasikan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas.

Strategi PQ4R sebagai salah satu teori belajar konstruktivistik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak lagi menstransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK) berasal dari bahasa Latin, Class Action Research (CAR) yang berarti penelitian yang dilakukan di suatu kelas untuk mengetahui bagaimana akibat tindakan yang diterapkan disuatu kelas. Menurut


(23)

pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”9

Sedangkan menurut Madya, “penelitian tindakan kelas merupakan

intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis tertentu. Maka yang disebut dengan penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk meningkatkan situasi

pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.”10

Sementara itu, pernyataan

yang lebih umum diungkapkan oleh Sukardi menurutnya, “penelitian tindakan

adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.”11

Mengacu pada penjelasan beberapa tokoh di atas, dapat dikatakan bahwa secara umum tujuan penelitian tindakan kelas adalah memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kualitas pembelajaran sehingga hasil pembelajaran yang baik bisa tercapai. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa ciri khusus kegiatan PTK antara lain bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, dan terlokalisasi.

Beberapa ahli menyatakan terdapat beberapa langkah dan metode PTK, tetapi secara garis besar metode PTK terbagi menjadi empat bagian umum yaitu; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Model dan langkah-langkah tersebut yang akan dilaksanakan secara sistematis pada kegiatan PTK, yang selanjutnya di ilustrasikan dengan siklus sebagai berikut:

9

Suharsimi Arikunto, dkk., Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VIII, hlm. 3.

10

Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTI-ONLINE.com, diakses 17 Desember 2010.

11

Sukardi, Metodologi Penelitian Tindakan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. VII, hlm. 210.


(24)

Gambar 2.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN

PENGAMATAN

Dari empat ciri khusus PTK yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan PTK, yaitu:

1) situasi biasa,

2) kegiatan nyata/empirik,

3) peningkatan mutu atau pemecahan masalah, 4) sukarela,

5) sistematik,

6) tindakan berbeda, dan 7) terpusat pada proses.

Kegiatan PTK yang dilaksanakan secara berkesinambungan dapat menjelaskan pada kemajuan, peningkatan, dan sebagainya. Dari pelaksanaan kegiatan tindakan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya. Secara otomatis dengan melaksanakan kegiatan PTK guru akan lebih kreatif, sebab dituntut untuk terus berinovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran yang digunakan.


(25)

B. Acuan Teori Disain-disain Alternatif Intervensi yang Dipilih 1. Peningkatan Pemahaman Bacaan

Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal yang harus dipenuhi seseorang/manusia untuk membuka diri pada gerbang cakrawala pemikiran positif, berpikiran, dan berwawasan luas demi kemajuan kualitas hidup.

“Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.”12 Pernyataan tersebut selaras dengan yang

dijelaskan oleh Alek dalam bukunya, “membaca adalah proses memahami pesan

tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada

pembacanya.”13

a. Proses Memahami Bacaan

Membaca dapat pula dianggap suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, dengan melihat pemikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Proses membaca dipandang sebagai usaha menyerap informasi dari bacaan ke dalam ingatan. Proses pengolahan bacaan yang dilakukan secara kritis dan kreatif akan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, mampu menilai terhadap keadaan, dan dampak bacaan itu sendiri.

“Pemahaman bacaan merupakan salah satu strategi membaca yang

bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap karya tulis dengan jalan melibatkan diri dengan sebaik-baiknya pada bacaan.”14 Dengan kata lain, sikap memahami bacaan itu meliputi kemampuan pembaca untuk menginterpretasi, menganalisis, dan menilai, serta menerapkan konsep secara kritis untuk memperoleh pemahaman bacaan yang sebenarnya. “Untuk

membuat analisis yang tepat diperlukan kemampuan aplikasi dan evaluasi.”15

12

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 7.

13

Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 75.

14

Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia…, hlm. 80. 15


(26)

b. Tujuan Membaca

Tujuan membaca seseorang ditentukan oleh pengalaman, pengetahuan

bahasa, minat, serta kebutuhan. “Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna

bacaan.”16

Meskipun kegiatan membaca adalah memfokuskan diri pada bacaan yang bertujuan, namun seorang siswa dengan ibu rumah tangga tentu berbeda tujuan kegiatan membaca yang dimaksud.

Dalam dunia pendidikan (sekolah), secara khusus tujuan tersebut dipengaruhi oleh guru dan materi bacaan serta penyajiannya, yaitu topik, gambar, permasalahan, dan aspek kebahasaan. Tujuan membaca setiap individu dalam setiap kelompok ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan, pemerolehan kosakata (pengetahuan bahasa), minat, dan kebutuhan siswa.

Pada umumnya tujuan seseorang membaca adalah sebagai berikut; 1) menambah wawasan,

2) memperoleh informasi yang hangat, 3) mengisi waktu luang, dan

4) sebagai prestise dalam kelas sosial.

Berbeda kelas dan status sosial, berbeda pula tujuan seorang siswa melaku kan kegiatan membaca, secara khusus yaitu:

1) membaca untuk memperoleh perincian atau fakta, 2) membaca untuk memperoleh gagasan atau ide utama,

3) membaca untuk mengetahui urutan, susunan, atau organisasi dalam bacaan,

4) membaca untuk menyimpulkan atau inferensi, 5) membaca untuk mengelompokkan (klasifikasi), 6) membaca untu kegiatan menilai atau evaluasi, dan

7) membaca untuk membandingkan pada sesuatu yang bertentangan.

16


(27)

2. Wacana Argumentasi a. Pengertian Wacana

Istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna “ucapan atau tuturan”. Dalam bahasa Inggris, istilah wacana disebut dengan istilah discourse. Kata itu berasal dari bahasa Yunani discursus yang bermakna

„berlari ke sana ke mari‟.

“Wacana adalah ucapan; perkataan; tutur; keseluruhan tutur yang

merupakan suatu kesatuan; satuan bahasa terlengkap realisasinya dalam

bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.”17

Sementara itu, menurut Abdul Chaer “wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

terlengkap.”18

“Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dibentuk dari rentetan

kalimat yang kontinuitas, kohesif, dan koheren sesuai dengan konteks

situasi.”19

Sebagai satuan bahasa yang lengkap, dalam wacana terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh sehingga terjalin komunikasi. Komunikasi bahasa realisasinya berbentuk lisan atau tulisan. Hakikatnya wacana adalah media komunikasi yang bersifat transaksional jika yang dipentingkan adalah isi komunikasi, dan bersifat interaksional jika komunikasi terjalin secara timbal balik.

“Apapun bentuknya, wacana mengasumsikan adanya penyapa (addressor) dan pesapa (addressee). Dalam wacana lisan, penyapa ialah pembicara sedangkan pesapa ialah pendengar. Sedangkan dalam wacana tulisan penyapa

ialah penulis sedangkan pesapa ialah pembaca.”20

Bagannya dapat di ilustrasikan sebagai berikut.

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 1005.

18

Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 267. 19

Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hlm. 111. 20


(28)

Medium Gambar 2.2

Wacana Sebagai Wahana Komunikasi

b. Konteks Wacana

Konteks wacana terbagi atas berbagai unsur, yaitu: a) situasi,

b) pembicara, c) pendengar, d) waktu, e) tempat, f) adegan, g) topik, h) peristiwa, i) bentuk amanat, j) kode, dan k) sarana.21 c. Jenis Wacana

Dalam sebuah kepustakaan disebutkan berbagai jenis wacana sesuai dengan sudut pandang dari mana wacana itu dilihat. Berkenaan dengan sarananya, wacana terbagi atas wacana lisan dan wacana tulisan. Berkenaan

21

Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Cet. V. hlm. 421.

WACANA

Penyapa Pesapa


(29)

dari cara penyampaiannya, wacana terbagi atas wacana langsung dan wacana tidak langsung. Dari penggunaan bahasa dan kajiannya, wacana terbagi atas wacana fiksi dan wacana non fiksi. Sedangkan dari cara penyampaian isinya, wacana terbagi menjadi; wacana narasi, wacana eksposisi, wacana deskripsi, wacana persuasi, dan wacana argumentasi.

Gambar 2.3 Jenis-jenis Wacana

Sarana

Wacana Argumentasi WACANA

Wacana Eksposisi Wacana Narasi Wacana Persuasi

Wacana Deskripsi Wacana Lisan Wacana Tulisan

Wacana Langsung Wacana tak langsung

Wacana Fiksi Wacana Nonfiksi Cara

Kajian


(30)

d. Unsur-unsur Wacana

Sebagai suatu kesatuan yang utuh, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang tersusun dari untaian kalimat-kalimat yang berkesinambungan, erat, dan kompak sesuai dengan konteks situasi. Dalam hal ini pembahasan wacana difokuskan pada ragam wacana tulisan. Hal ini perlu untuk membatasi penulis dalam penelitian.

Untuk menganalisis sebuah wacana ada dua unsur pokok yang diperlukan, yakni: unsur internal dan eksternal bahasa, dari unsur internal bahasa (intralinguistik) yang berkaitan dengan kaidah bahasa, seperti sintaksis, morfologi, dan fonologi; sedangkan dari unsur eksternal bahasa (ekstralinguistik) yang berkaitan dengan konteks situasi.

e. Ciri-ciri Wacana

Seperti yang telah dijelaskan di atas wacana merupakan medium komunikasi yang bersifat verbal yang bisa diasumsikan dengan adanya penyapa (pembicara/penulis) dan pesapa (penyimak/pembaca). Berdasarkan batasan tersebut dapat diperoleh ciri atau karakteristik sebuah wacana. Ciri-ciri wacana itu adalah:

1) satuan gramatikal,

2) satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap, 3) untaian kalimat-kalimat,

4) memiliki hubungan proposisi, 5) memiliki hubungan kontinuitas, 6) memiliki hubungan koherensi, 7) memiliki hubungan kohesi,

8) rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi, 9) bisa transaksaksional maupun interaksional,

10)mediumnya bisa lisan maupun tulisan, dan 11)sesuai dengan konteks atau kontekstual. f. Pengertian Argumentasi

“Argumentasi adalah wacana yang berisi gagasan, pikiran, atau pendapat


(31)

pembaca atau meyakinkan pihak lain dengan argumen-argumen yang

disajikan secara logis dan objektif.”22

Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

Terdapat tiga inti wacana argumentasi. Pertama adalah bagian pendahuluan, bagian ini membahas pentingnya persoalan itu dibahas saat ini, kemudian latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan persoalan yang akan di argumentasikan sehingga pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut, dan terakhir adalah penetapan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan di argumentasikan.

Bagian tubuh argumen berisi pembahasan masalah dengan menyajikan fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara induksi, deduksi, analogi, dan lain-lain. Sedangkan bagian ketiga argumentasi adalah simpulan yang berisi kesimpulan-kesimpulan suatu pembahasan. Penyampaian simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan utama pembahasan dan segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai.

Untuk bisa mempengaruhi pembaca dengan argumen-argumen yang disajikan, sejumlah data yang disajikan penulis merupakan suatu keharusan sebagai pendukung dalam tulisannya, seperti yang dikatakan Mahmudah

dalam bukunya, “Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data.”23

g. Tujuan Wacana Argumentasi

Setiap ujaran, apapun bentuknya (baik lisan maupun tulisan) mempunyai maksud dan tujuan ujaran itu disampaikan pada pendengar (jika ujaran itu

berbentuk lisan), pada pembaca (jika ujaran itu berbentuk tulisan). “Tujuan

utama argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.”24

22

Siti Annijat Maimunah, Buku Pintar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 45.

23

Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 139.

24

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008), Cet. XIII, hlm. 227.


(32)

Dengan menggunakan prinsip logika sebagai alat bantu utama, wacana (karangan) argumentasi berusaha menyelidiki apa permasalahan yang akan dikemukakan, apa yang menimbulkan masalah, apa tujuan dan kegunaan dari persoalan itu, dan bagaimana cara mengatasinya dengan bahasa yang kritis dan teratur.

h. Ciri-ciri Argumentasi

“Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu

pengetahuan. Argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan

sikap atau pendapat suatu hal.”25

Wacana argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya,

2) mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan

3) mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu penyelesaian.

3. Penerapan Strategi PQ4R a. Pengertian Strategi

“Secara umum strategi berarti suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.”26 Strategi

memiliki makna yang sama dengan teknik, kiat, atau taktik. “Strategi

merupakan pola umum rentetan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

tertentu.”27

Strategi yang mengacu pada kegiatan belajar mengajar, diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Puspitasari dalam penelitian tindakan kelas, “Strategi-strategi belajar merupakan pembelajaran yang mengajarkan siswa bagaimana belajar,

25

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 3.

26

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. III, hlm. 5.

27

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet, IV. hlm. 99.


(33)

mengingat, berpikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri.”28

Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar sebagian besar tergantung pada kepandaian siswa belajar secara mandiri sekaligus memonitor hasil belajarnya.

Lebih jauh Puspitasari menjelaskan bahwa, “Strategi- strategi belajar juga dikenal sebagai strategi yang menekankan pada aspek kognitif, karena strategi tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada pada tujuan belajar

perilaku.”29 “Tujuan kognitif tradisional yang diharapkan adalah siswa dapat

memahami sebuah wacana dalam buku.”30

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dikatakan, bahwa strategi belajar adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh siswa untuk dapat belajar mengolah pikiran dan pengetahuan sendiri. Sedangkan posisi guru lebih diharapkan untuk mengembangkan atau mencari alternatif yang digunakan untuk membimbing siswa.

Berdasarkan teori kognitif dan pemrosesan informasi, terdapat beberapa strategi belajar yang dapat digunakan seperti terlihat pada gambar berikut ini.

28

Uyad, Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad.blogspot.com /2008/ 04/ penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010.

29

Muhamad Ali, Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali tomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17 Desember 2010.

30


(34)

Gambar 2.4

Varian Strategi-strategi Belajar Trianto (2007, hlm. 90)

Jenis-jenisnya

Terdiri dari Terdiri dari Terdiri dari

e

b. Hakikat Strategi PQ4R

Strategi PQ4R dikembangkan oleh Thomas dan Robinson yang merupakan pengembangan dari strategi SQ3R (survey, question, read, recite, review) yang berguna untuk meningkatkan pemahaman dalam kegiatan membaca.

“The PQ4R strategy is an individualized method for improving reading comprehension.”31

Strategi PQ4R adalah metode belajar yang membantu individu meningkatkan bacaan secara menyeluruh.

Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi.

“Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka

baca dan dapat membantu siswa mengingat apa yang telah mereka baca dan

31

Muskingum Collage, General-Purpose Learning Strategies Reading Comprehension, tersedia dalam http://www.buddies.org/articles/reading.pdf, hlm. 68, diakses 20 Desember 2010.

Strategi- strategi Belajar

Mengulang Elaborasi Organisasi Metakognisi

Menggarisbawahi

Membuat catatan pinggir

Membuat catatan

Analogi PQ4R

Akronim Outlining

Pemotongan mnemonics Pemetaan konsep


(35)

membantu kegiatan belajar mengajar di kelas dengan kegiatan membaca

buku.”32

Sejalan dengan pernyataan Asri dalam bukunya, “Teori deskriptif menyatakan bila isi/materi pelajaran (kondisi) diorganisasikan dengan menggunakan model elaborasi (metode), maka perolehan belajar atau

resistansi (hasil) akan meningkat.”33

Strategi PQ4R membantu siswa untuk mengorganisasi informasi dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Oleh karena itu strategi ini cocok digunakan pada konsep yang bersifat deklaratif dan pengetahuan prosedural. Dapat dikatakan bahwa PQ4R adalah prosedur analisis membaca untuk membimbig siswa dalam mempelajari teks secara sistematis melalui prosedur preview, question, read, reflect, recite, review.

Dengan menerapkan pendekatan ini di kelas siswa mendapatkan pengalaman strategi yang dapat mereka terapkan saat belajar sendiri. Penggunaan strategi PQ4R secara sistematis dapat membantu siswa mengetahui, memahami, menerapkan, dan mengevaluasi apa yang mereka baca.

c. Langkah-langkah strategi PQ4R

Langkah-langkah strategi PQ4R adalah sebagai berikut: a) Preview : Membaca selintas

b) Questioni : Membuat dan menjawab pertanyaan c) Read : Membaca secara aktif

d) Reflect : Memahami bacaan e) Recite : Membuat intisari bacaan f) Review : Mengulang kembali

Berikut ini penjelasan langkah-langkah yang harus dilakukan pada strategi PQ4R, yaitu:

a) Preview

Pada langkah pertama ini siswa diberikan tugas membaca cepat dengan memperhatikan judul-judul dan topik utama, tujuan umum dan

32

Trianto, Model-model…, hlm. 146. 33


(36)

rangkuman, serta rumusan isi bacaan. Tahap ini bertujuan agar siswa memperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Siswa diminta untuk memperhatikan ide pokok yang akan menjadi inti pembahasan dalam bacaan. Dengan ide pokok ini akan memudahkan siswa memberikan keseluruhan ide yang ada.

Pada aktivitas preview ini, peran guru adalah membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian (heading sub), istilah dan kata kunci, serta rangkuman. Dalam melakukan preview, siswa dianjurkan untuk menyiapkan alat tulis (pensil, kertas, atau stabilo) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian tertentu ini mempermudah menyusun bahan pertanyaan pada langkah selanjutnya.

b) Question

Pada langkah ini siswa mendalami topik dan judul utama dengan mengajukan pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan dalam bacaan tersebut, kemudian mencoba menjawabnya sendiri. Pada langkah ini, guru memberi petunjuk atau contoh kepada siswa untuk menyusun pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama.

“Pengalaman menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk sejumlah pertanyaan, maka akan membuat siswa membaca lebih hati-hati secara seksama serta akan dapat membantu mengingat apa

yang mereka baca.”34 c) Read

Langkah ketiga ini siswa ditugaskan membaca bahan bacaan secara cermat dengan mengajukan pengecekan pada langkah kedua. Pada langkah ini siswa membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Siswa berkonsentrasi

34


(37)

mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuatnya sendiri dengan pensil, stabilo, pulpen, atau alat penanda lainnya.

Peran guru disini meminta siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah disusun. Dalam hal ini, membaca aktif berarti juga membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang relevan dengan pertanyaan tadi. Selain itu juga menggarisbawahi kata-kata kunci dari teks yang dibaca.

d) Reflect

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru saja dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.

Pada tahap ini siswa mencoba memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan menciptakan gambaran visual dari bacaan. Mereka mencoba untuk menghubungkan informasi baru di dalam bacaan dengan apa yang telah diketahui. Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses.

Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Peran guru disini adalah membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajrinya.

e) Recite

Langkah kelima siswa diminta untuk mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting secara nyaring dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan.


(38)

Dari catatan-catatan yang terdahulu dan berlandaskan ide –ide yang ada pada siswa, maka mereka diminta membuat intisari materi pelajaran. Dengan mengusahakan intisari ini merupakan inti dari pembahasan konsep, peran, dan interaksinya.

f) Review

Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk mengulang kembali seluruh catatan singkat yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh bacaan bila perlu dan sekali lagi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Pada langkah ini siswa meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan pada langkah kedua dan ketiga. Review yang efektif memasukkan lebih banyak informasi yang baru dalam memori jangka panjang. Membaca ulang merupakan salah satu bentuk review, tetapi mencoba menjawab pertanyaan kunci tanpa mengacu atau melihat pada buku adalah cara yang terbaik.

Review juga dapat dilakukan dengan menyimpulkan informasi yang dipelajari dengan menggambar grafik, menulis kesimpulan, berpartisipasi dalam tim diskusi atau dengan belajar kelompok untuk ujian. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat membandingkan pengetahuan, juga mengingatkan kembali tentang apa saja yang mereka pelajari selama kegiatan pembelajaran.


(39)

Tabel 2.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R

Langkah-langkah Tingkah Laku Guru Aktivitas Siswa

Langkah 1 Preview

a. Memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca b. Menginformasikan kepada

siswa bagaimana menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

Membaca selintas dengan cepat untuk menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

Langkah 2 Question

a. Menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan makna dari bacaan

b. Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok

a. Memperhatikan penjelasan guru

b. Menjawab pertanyaan yang telah dibuat

Langkah 3 Read

Memberikan tugas kepada siswa

untuk membaca dan

menanggapi/menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya

Membaca secara aktif sambil memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan yang dibuat Langkah 4

Reflect

Mensimulasikan/menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan

Bukan sekedar menghafal dan mengingat materi pelajaran tapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan

Langkah 5 Recite

Meminta siswa membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran

a. Menanyakan dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan

b. Melihat catatan/intisari yang telah dibuat sebelumnya

c. Membuat intisari dari pembahasan keseluruhan Langkah 6

Review

a. Menugaskan siswa membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dalam benaknya

b. Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya

a. Membaca intisari yang telah dibuatnya

b. Membaca kembali bahan bacaan siswa jika masih belum yakin dengan jawaban yang dibuatnya


(40)

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis telah dilakukan juga oleh para peneliti terdahulu, seperti Uum Sumiyati pada jenjang

SMP dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa”. Hasil penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa

siswa yang diajarkan dengan metode PQ4R mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.35

Afrinawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Strategi PQ4R

Terhadap Hasil Belajar Siswa (Kuasi Eksperimen Pada Pokok Pembahasan Belajar Biologi).” Memperoleh kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan strategi PQ4R lebih besar dari kelompok kontrol dengan perbedaan yang signifikan.36

Kemudian Muhamad Ali dalam skripsinya yang berjudul “Model

Pembelajaran Strategi Belajar Elaborasi Metode PQ4R” pada jenjang SMP. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran strategi belajar elaborasi metode PQ4R dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP pada konsep kelangsungan hidup organisme.37

Sementara itu Roslani Supinah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh

Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa”.

Hasil penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematika kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata kemampuan koneksi matematika kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional.38

35

Uum Sumiyati, Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa, (Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, UIN Jakarta, 2008), hlm. 61.

36

Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, UIN Jakarta, 2010), hlm. 65.

37

Muhamad Ali, Model Pembelajaran…, hlm. 68.

38

Roslani Supinah, Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa, (Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010), hlm. 60.


(41)

D. Kerangka Pikir

Pada pembahasan kajian teori telah diungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar ini meliputi strategi dan model pembelajaran. Model pembelajaran digunakan oleh pengajar (guru) dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, proses pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar.

Model pembelajaran yang diterapkan di kelas sejauh ini hanya menuntut peran serta yang minimal dari siswa. Kondisi ini menciptakan pola interaksi yang kurang baik dan kondisi belajar kurang kondusif karena pola pembelajaran berpusat pada guru di depan kelas, sehingga menjurus pada hasil dan tingkat pemahaman siswa yang rendah. Menyikapi hal ini peneliti memilih alternatif berupa modifikasi model pembelajaran yang digunakan di kelas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan yang dilakukan menggunakan penerapan model pembelajaran strategi PQ4R. Ruang lingkup bahasa Indonesia yang memiliki sub konsep bacaan yang luas, dalam penelitian ini dibatasi pada wacana berbentuk argumentasi. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk beberapa kali pertemuan. Pada setiap pertemuan peneliti menerapkan model pembelajaran yang telah ditentukan dengan menerapkan strategi PQ4R dalam proses pembelajaran. Penelitian tindakan dengan penerapan model pembelajaran tersebut dimaksudkan agar dapat meningkatkan pemahaman siswa.


(42)

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

E. F.

G.

E. Hipotesis Tindakan

Dalam sebuah penelitian, hipotesis seringkali perlu dirumuskan. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dibuat berdasarkan data dan fakta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah semakin aktif kinerja otak dalam kegiatan membaca akan semakin baik tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan penerapan strategi PQ4R. Strategi ini menuntut siswa melibatkan beberapa aspek kognitif (berpikir dan memecahkan masalah sendiri).

Metode Ceramah (Teacher Centered)

Peran Serta Minimal Siswa

Situasi Belajar Kurang Kondusif

Tingkat Pemahaman Siswa Rendah

Penerapan Strategi PQ4R

Situasi Belajar Kondusif

Pemahaman Siswa Meningkat Siswa Aktif dalam


(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan strategi PQ4R dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami wacana argumentasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, Bogor, pada siswa kelas XI IPS I. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada awal semester genap bulan Januari sampai Februari tahun pelajaran 2010/2011.

C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research), yaitu penelitian yang dikembangkan berdasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan secara partisipan, yaitu peneliti berperan sebagai pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencana tindakan, pengamat, dan pelaksana tindakan. Kondisi ini dimaksudkan agar memudahkan peneliti saat pengumpulan data sehingga penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Selanjutnya, prosedur penelitian ini dilakukan dalam dua siklus melalui tahapan-tahapan kegiatan secara berurutan. Prosedur penelitian tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu: (1) perencanaan (planning), dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan; (2) tindakan (acting), yaitu pelaksanaan yang terencana; (3) pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan bersamaan dengan tindakan; (4) refleksi (reflection), yaitu kegiatan implementasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah


(44)

dilakukan. Keempat tahapan kegiatan tersebut dapat di ilustrasikan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk. 2007:74)

Siklus I

Siklus II

Permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pengamatan/peng umpulan data I

Perencanaan tindakan II

Pengamatan/peng umpulan data II Permasalahan

baru hasil refleksi

Pelaksanaan tindakan I

Pelaksanaan tindakan II

Refleksi II

Apabila masalah belum terselesaikan

Refleksi I

Dilanjutkan ke siklus


(45)

D. Subjek yang Terlibat

Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, Bogor. Dalam penelitian ini subjek yang terlibat adalah siswa kelas XI IPS I SMA Islam Al-Mukhlisin yang berjumlah 36 siswa, yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan 20. Pemilihan kelas XI IPS I didasarkan atas pertimbangan dari seorang guru bidang studi bahasa Indonesia bahwa kelas tersebut cenderung pasif dan tingkat pemahaman siswa yang beragam.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencana tindakan, pengamat, dan pelaksana tindakan. F. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus pada pokok bahasan wacana argumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat peningkatan hasil pemahaman siswa pada setiap siklus setelah diberi tindakan. Bila pada siklus I tidak terdapat peningkatan, maka pada siklus II diarahkan pada kegiatan perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I. Tahapan kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Tahapan Intervensi Tindakan (Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 93)39

1 Perencanaan ide awal

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pemahaman pembelajaran Bahasa Indonesia.

Temuan awal

Saat ini: Pembelajaran tersebut berisi konsep dan ciri khusus yang harus dipahami siswa, guru menjelaskan pokok bahasan tersebut secara garis besar, metode mengajar ceramah, pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif, situasi kurang kondusif, dan tingkat

39


(46)

pemahaman siswa rendah. Diagnosa

(hipotesis)

Penggunaan metode mengajar yang berupa tugas ditambah dengan pendekatan konstruktivistik melalui penerapan strategi PQ4R dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman siswa.

Perencanaan Dirancang melalui penerapan strategi PQ4R dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk pokok bahasan wacana argumentasi.

Format tugas: pembagian bahan bacaan pada seluruh siswa di kelas sesuai pokok bahasan, kemudian menerapkan strategi PQ4R dengan melaksanakan enam tahapan yaitu, membaca selintas (preview), membuat pertanyaan (question), membaca secara aktif (read), memahami (reflect), mengingat (recite), dan membuat intisari bacaan (review).

Setelah selesai siswa melakukan tahapan refleksi dan menjawab sejumlah pertanyaan (angket) berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah disediakan guru (peneliti).

Jenis data yang dikumpulkan: hasil dan tugas siswa (individu), lembar kuesioner.

2 Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai skenario 3 Pengamatan Mengumpulkan data

4 Refleksi Menggunakan data untuk melakukan evaluasi dan refleksi untuk membuat revisi dan perbaikan pada tindakan di siklus-siklus berikutnya.

Siklus II, III, dan seterusnya Penulisan laporan penelitian

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Pembelajaran dengan model pembelajaran strategi PQ4R pada pokok bahasan wacana argumentasi, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa. Siswa memperoleh pengetahuan baru tentang strategi PQ4R, serta menguasai langkah-langkah yang ada di dalamnya, sehingga mampu secara mandiri menerapkan strategi tersebut meskipun tanpa di dampingi guru.


(47)

H. Data dan Sumber Data

Dalam pandangan holistis, data memiliki dua aspek, yakni aspek lahiriah

dan aspek batiniah. “Aspek lahiriah data diartikan data yang berwujud dan dapat

diamati dalam korpus data. Sedangkan data batiniah adalah data yang tidak

berwujud, meliputi isi tuturan, tuturan, dan hubungan antar penutur.”40 Pada penelitian ini data yang tidak berwujud mencakup pada aspek-aspek yang dialami yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung, meliputi interaksi siswa, reaksi, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh berupa nilai hasil belajar siswa yang mencakup tingkat pemahaman serta respon siswa terhadap model pembelajaran yang diberikan.

I. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen, yaitu: a. Wawancara

“Wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan. Tujuan

dilakukan wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang

tentang orang, kejadian, aktivitas, dan lain sebagainya.”41

Beberapa siswa diajukan sejumlah pertanyaan yang sama mengenai materi pembelajaran Bahasa Indonesia, interaksi guru dan murid, serta kegiatan proses pembelajaran di kelas.

b. Observasi dan catatan lapangan

“Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan

atau tanpa alat bantu.”42

Observasi ini berupa catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa tanpa dan dengan menerapkan strategi PQ4R.

40

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 26-27.

41

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 94.

42

Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), Cet. II, hlm. 38.


(48)

c. Tes hasil belajar siswa

Dilakukan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan (treatment). Tes yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan pada aspek kognitif siswa, realisasinya berupa soal esay pada siklus I dan siklus II.

d. Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran strategi PQ4R yang telah dimodifikasi menjadi 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner dilakukan secara tertutup di dalam kelas.

e. Dokumentasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan megambil gambar kegiatan siswa ketika pelaksanaan kegiatan berlangsung. Data yang dihasilkan berupa gambar atau foto kegiatan pembelajaran.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes berupa latihan siswa (setiap siklus) dengan menggunakan soal uraian pengisian melalui penerapan model pembelajaran PQ4R yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep dan pemahaman siswa. Sedangkan nontes direalisasikan dalam bentuk wawancara dan observasi, digunakan untuk mencari informasi dan mengetahui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran PQ4R pada bahasan wacana argumentasi. Data yang diperoleh berupa respon siswa terhadap model pembelajaran PQ4R pada bahasan wacana argumentasi dengan membagikan lembar kuesioner pada siswa pada setiap akhir siklus.


(49)

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk menguji validitas/kebenaran penelitian dan untuk mendapatkan suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian, sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan, teknik yang digunakan peneliti untuk memeriksa data adalah tennik

triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data.”43

“Menurut Elliott, triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang observer. Tiga sudut pandang ini mempunyai alasan pembenaran, atau justifikasi

epistemologis.”44

Dalam hal ini teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk tes, dan analisis dengan membandingkan sebelum dan setelah penelitian.

Realisasi triangulasi tersebut untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memahami wacana argumentasi dan faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal berikut; (1) melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam memahami bacaan, (2) memberikan tes pemahaman bacaan dan selanjutnya menganalisis hasil pemahaman bacaan tersebut untuk diidentifikasi, dan (3) review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui kegiatan diskusi antartim (peneliti dan guru) peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen.

43

Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan…, hlm. 60.

44


(50)

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis 1. Tes Hasil Belajar

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisi kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus, yaitu membandingkan rerata kemampuan pemahaman bacaan siswa pada kondisi sebelum tindakan, siklus I, siklus II, dan seterusnya.

Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data.

2. Respon Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Strategi PQ4R Respon siswa terhadap model pembelajaran strategi PQ4R dapat diperoleh dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari total jawaban setiap pernyataan pada lembar kuesioner dengan menggunakan lima kombinasi pilihan jawaban. Pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Kategori respon yang digunakan telah mengalami adaptasi dan penyesuaian. Tabel terlampir.

Untuk dapat mengetahui persentase untuk masing-masing kategori yang telah diperoleh digunakan rumus45 berikut:

45


(51)

F

P = X 100 %

N

Keterangan:

P : Persentase F : Frekuensi N : Number of Cases

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, kemudian penelitian ditindak lanjuti untuk memperbaiki kekurangan dengan melakukan tahapan pada siklus selanjutnya. Adapun tahapan pada siklus lanjutan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Perencanaan Tindakan

1 Perencanaan Awal Memperbaiki dan meningkatkan pemahaman belajar siswa

Temuan Awal  Siswa belum memahami dan menguasai model strategi PQ4R

 Hasil belajar dan pemahaman belum maksimal

Diagnosis Penggunaan model pembelajaran strategi PQ4R secara bertahap

Perencanaan Guru membuat acuan pembelajaran Rencana Program Pembelajaran (RPP) menggunakan penerapan strategi PQ4R

2 Tindakan  Guru dan siswa menjalankan

pembelajaran dengan penerapan strategi PQ4R yang telah disempurnakan sesuai


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Alek dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010.

Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN Jakarta, 2010.

Ali, Muhamad. Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali tomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17 Desember 2010.

Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. V, 2003.

Arifin, Zainal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI. 2009.

Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII, 2008.

A. M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2008. Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Collage, Muskingum. General-Purpose Learning Strategies Reading Compre

hension, tersedia dalam http://www. buddies.org/ articles/ reading.pdf,

hlm. 68, diakses pada 20 Desember 2010.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III. 2006.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2006.


(2)

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. XIII, 2008.

Fitriyah, Mahmudah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007. Madya, Suwarsih. Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTI- ONLINE.com, diakses 17 Desember 2010.

Maimunah, Siti Annijat. Buku Pintar Bahasa Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet. IV, 2008.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. V, 2010.

Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana, Bandung: Yrama Widya, 2008. Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III, 2005.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VII, 2009.

Sumiyati, Uum. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta:

UIN Jakarta, 2008.

Supinah, Roslani. Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan

Koneksi Matematika Siswa, Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta,

2010.

Suwandi, Sarwiji. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Yuma Pustaka, Cet. II, 2010.

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008.


(3)

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2007.

Uyad. Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad. blogspot. Com/ 2008/04/penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010.


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

Nama : AHMAD FAUZIE NIM : 106013000286

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi : Bahasa Indonesia

Judul : Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R

Pembimbing : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd

No Judul buku/Referensi Paraf

Pembimbing

1

Abdul Chaer. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

2 Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil

Belajar Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA,

Jakarta: UIN Jakarta, 2010.

3 Alek Abdullah dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia

untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010.

4 Asri Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2008.

5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi

Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.

III, hlm. 37.

7 Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari

www.balitbang.depdiknas.go.id.

8 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III. 2006.


(5)

9

Gorys Keraf. Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

10 Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. V, 2003.

11 Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008.

12 Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. XIII, 2008.

13 Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani,

Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2007.

14 Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

15 Muhamad Ali. Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali tomacoa.blogspot.com/

2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17 Desember 2010.

16 Muskingum Collage. General-Purpose Learning

Strategies Reading Comprehension, tersedia dalam

http://www. buddies.org/ articles/ reading.pdf, hlm. 68, diakses pada 20 Desember 2010.

17 Roslani Supinah. Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika

Siswa, Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010.

18 Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

19 Sarwiji Suwandi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan

Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Yuma Pustaka, Cet.

II, 2010.

20 Siti Annijat Maimunah. Buku Pintar Bahasa Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

21 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. V, 2010.

22 Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III, 2005.


(6)

23 Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII, 2008.

24 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VII, 2009.

25 Suwarsih Madya. Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTI- ONLINE.com, diakses 17 Desember 2010.

26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi

Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2006.

27 Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode

Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

28 Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka,

Cet. I, 2007.

29 Uum Sumiyati. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R

dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa,

Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN Jakarta, 2008.

30 Yayat Sudaryat. Makna dalam Wacana, Bandung: Yrama Widya, 2008.

31 Uyad. Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad. blogspot. Com/ 2008/04/penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010.

32 Wina Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet.

IV, 2008.

33 Zainal Arifin dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa

Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI.

2009.

Jakarta, Maret 2011 Menyetujui

Pembimbing