BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Bab ini memuat mengenai hakikat minat, game edukatif, dan media puzzle, kerangka pikir penelitian, dan hipotesis tindakan.
A. Hakikat Minat
1. Pengertian Minat
Djamarah 2011:166 menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.
Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
Slameto 2010:180 menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat. Menurut Ahmadi 2003:151 minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya
kognisi, konasi, emosi, yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.
Hurlock 1993:113 menjelaskan bahwa: Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk
melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka ia akan
menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan
menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan psikologis yang
berlangsung secara terus menerus dan didasari rasa senang, suka atau tertarik terhadap suatu objek atau aktivitas yang mendatangkan suatu
kepuasan bagi dirinya.
2. Macam-macam Minat
Menurut Surya dalam Siva, 2012:2 macam-macam minat adalah sebagai berikut:
a. Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar.
b. Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.
c. Minat nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau diharuskan.
Secara konseptual, Krap dalam Siva, 2012:2 mengkategorikan minat siswa menjadi tiga dimensi:
a. Minat personal Minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi siswa atas
mata pelajaran tertentu, apakah dia tertarik atau tidak, apakah dia senang atau tidak senang dan apakah dia memiliki dorongan yang
keras dari dalam dirinya untuk menguasai mata pelajaran tersebut. Minat personal menjurus kepada minat siswa yang lebih permanen dan
stabil serta dapat dikategorikan sebagai karakteristik khas dari diri
siswa. Minat personal identik dengan minat intrinsik siswa yang mengarah kepada minat khusus pada mata pelajaran seperti: olahraga,
sains, musik, kesusateraan, komputer, akuntansi, ekonomi, dan lain sebagainya.
b. Minat Situasional Minat situasional menjurus kepada minat siswa yang tidak stabil
dan relatif berubah-ubah tergantung pada faktor rangsangan dari luar dirinya. Misalnya, suasana kelas, cara mengajar guru, dorongan
keluarga. Jika berkelanjutan secara jangka panjang, minat situasional akan berubah menjadi minat personal atau minat psikologis, tergantung
kepada dorongan dan rangsangan yang ada. c. Minat Psikologikal
Minat psikologikal erat kaitannya dengan adanya sebuah interaksi antara minat personal dan minat situasional yang terus menerus dan
berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan mempunyai peluang untuk
mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur di kelas, atau pribadi di luar kelas serta punya penilaian yang tinggi atas mata pelajaran
tersebut maka dapat dinyatakan bahwa siswa memiliki minat psikologikal.
3. Ciri-ciri Minat