5 10
15 20
25 30
35
Ju m
la h
Si swa
PreTest Siklus 1
Siklus 2 Siklus 3
2. Hasil Observasi Perilaku Siswa
Peneliti meminta dua orang mitra kolaboratif sebagai observer untuk mengobservasi perilaku siswa selama kegiatan bimbingan klasikal saat
berlangsung. Hasil observasi perilaku siswa tersebut kemudian dihitung dan dianalisis.
Hasil analisis
antarsiklus digunakan
untuk melihat
perkembangan perilaku siswa selama diberi tindakan. Berikut ini disajikan grafik observasi perkembangan perilaku siswa selama penelitian
berlangsung.
Grafik 1.Hasil Obsevasi Perilaku Siswa yang Menunjukan Kurang Bermiinat
5 10
15 20
25 30
35
Ju m
la h
S isw
a
Pre Test Siklus 1
Siklus 2 Siklus 3
Grafik 1 menunjukkan indikator-indikator perilaku siswa yang menunjukkan kurang berminat mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
Perilaku-perilaku tersebut diamati oleh observer. Data grafik 1 nampak jelas menggambarkan jumlah siswa yang kurang berminat mengikuti
kegiatan bimbingan klasikal menjadi semakin berkurang pada setiap siklusnya.
Grafik 2. Hasil Observasi Perilaku Siswa yang Menunjukan Berminat
Grafik 2 menunjukkan indikator-indikator perilaku siswa yang menggambarkan peningkatan keberminatan mengikuti kegiatan bimbingan
klasikal. Perilaku-perilaku yang diamati oleh observer tersebut kemudian dicatat dan dianalisis hasilnya. Grafik 2 menggambarkan jumlah siswa
yang menunjukkan perilaku berminat mengikuti kegiatan bimbingan klasikal semakin meningkat pada setiap siklusnya.
3. Hasil Pengolahan Skala Minat Siswa
Peneliti mengumpulkan data minat siswa dengan menyebarkan skala minat siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal yang
diisi oleh siswa yang berjumlah 32 siswa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis hasilnya sehingga dapat memaparkan secara jelas
peningkatan minat siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal dengan menggunakan metode game edukatif dengan media puzzle.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal mengalami peningkatan setelah diberikan
tindakan. Berikut ini dipaparkan secara rinci perkembangan minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
a. Data Awal Penelitian Pra Tindakan Data ini dikategorikan atas tiga 3 kategori penggolongan
minat siswa dan butir-butir minat mengikuti kegiatan bimbingan klasikal berdasarkan dari jumlah skor total, yaitu kategori tinggi,
kategori sedang, dan kategori rendah. Tabel 8
Penggolongan Capaian Skor Minat Subjek pada Data Awal No Rentang
Skor Kategori
No Subjek Jumlah
Subjek Persentase
1. 0-1,99
Rendah 13, 16, 17, 20
4 12,5
2. 2,00-
2,99 Sedang
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 31, 32 24
75
3. 3,00-
4,00 Tinggi
1, 2, 19, 30 4
12,5 Jumlah
32 100
Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan
klasikal sebagian besar termasuk pada kategori sedang yaitu 2,00-2,99 dengan jumlah sebanyak 24 siswa.
Selain pengkategorian terhadap skor minat siswa, peneliti juga melakukan pengkategorian terhadap butir capaian skor skala minat
siswa. Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item skala minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
Tabel 9 Penggolongan Capaian skor Butir-butir Sekala Minat
pada Data Awal No Rentang
Skor Kategori
No Item Jumlah
Item Persentase
1. 0-1,99
Rendah -
- -
2. 2,00-
2,99 Sedang
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12,13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
18 90
3. 3,00-
4,00 Tinggi
1, 2 2
10 Jumlah
20 100
Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian skor butir minat mengikuti kegiatan
bimbingan klasikal sebagian besar termasuk pada kategori sedang yaitu 2,00-2,99 dengan jumlah 18 item.
1 1.5
2 2.5
3 3.5
4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 S
kor R
a ta
-r a
ta
Item
Pretest
Hasil pengolahan item skala minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal yang diisi oleh siswa menunjukkan jumlah rata-rata
sebesar 53. Berikut disajikan grafik line untuk mengetahui hasil pengolahan data skala skala minat siswa.
Grafik 3. Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa
b. Siklus I Pada penelitian tindakan siklus I ini semua siswa masuk
dengan jumlah 32. Berikut ini disajikan tabel penggolongan minat subjek pada saat penelitian tindakan siklus I dalam tiga 3
kategori. Tabel 10
Penggolongan Skor Minat Subjek pada Siklus I No Rentang
Skor Kategori
No Subjek Jumlah
Item Persentase
1. 0-1,99
Rendah -
- -
2. 2,00-
2,99 Sedang
1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 22, 25, 28, 30, 31
19 59,4
3. 3,00-
4,00 Tinggi
4, 5, 7, 12, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 27, 29, 32
13 40,6
Jumlah 32
100
Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan
klasikal pada penelitian tindakan siklus I sebagian besar termasuk pada kategori sedang yaitu 2,00-2,99 dengan jumlah 19 siswa.
Selain pengkategorian terhadap skor minat siswa, peneliti juga melakukan pengkategorian terhadap butir-butir item skala minat siswa.
Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item skala minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
1 1.5
2
2.5 3
3.5 4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 S
kor R
a ta
-r a
ta
Item
Pretest Siklus 1
Tabel 11 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Skala Minat pada Siklus I
No Rentang Skor
Kategori No Item
Jumlah Item
Persentase 1.
0-1,99 Rendah
- -
- 2.
2,00- 2,99
Sedang 7, 9, 10, 14, 15, 16, 18
7 35
3. 3,00-
4,00 Tinggi
1, 2, 3,4, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 17, 19, 20
13 65
Jumlah 20
100
Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian skor butir-butir skala minat mengikuti
kegiatan bimbingan klasikal pada penelitian tindakan siklus I sebagian besar termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 13
item. Skala minat siswa yang diisi oleh siswa menunjukkan adanya
peningkatan dari data awal pra tindakan. Jika data sebelumnya menunjukkan jumlah rata-rata 53, pada penelitian tindakan siklus I
rata-rata meningkat menjadi 61,9. Berikut disajikan grafik line untuk mengetahui hasil pengolahan item skala minat siswa.
Grafik 4. Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa
Grafik menunjukkan bahwa ada 3 butir item yang capaian skornya mengalami penurunan yaitu, item nomor 7, 8 dan 13. Item nomor 7
dan 8 merupakan item dari indikator niat yang mendasari perilaku, sedangkan item nomor 13 merupakan item pemahaman terhadap
materi yang diberikan. Hasil pengolahan data di atas, dijadikan acuan untuk penelitian
berikutnya, yaitu dengan memperbaiki capaian skor item yang masih belum ada peningkatan atau bahkan menurun. Item skala tersebut
antara lain: 1 Item nomor 7: Aku berminat untuk mempraktekkan pengalaman
yang kudapat melalui kegiatan dalam hidupku. 2 Item nomor 8: Aku merasa terpaksa mengikuti kegiatan bimbingan
ini karena tidak ada suatu yang aku dapatkan. 3 Item nomor 13: Isikandungan materi yang diberikan dapat
kupahami dengan baik. Untuk memperbaiki capaian skor pada tiga item yang
teridentifikasi menurun, yaitu nomor 7, 8 dan 13 maka peneliti mengajak siswa untuk ikut aktif dalam bermain puzzle. Penelitian
tindakan pada siklus I menunjukkan peningkatan skor yang cukup signifikan.
c. Siklus II Pada penelitian tindakan siklus II ini semua siswa masuk dengan
jumlah 32. Berikut ini disajikan tabel penggolongan capaian minat subjek pada saat penelitian tindakan siklus II dalam tiga 3 kategori.
Tabel 12 Penggolongan Capaian Skor Minat Subjek pada Siklus II
No Rentang Skor
Kategori No Subjek
Jumlah Subjek
Persentase 1.
0-1,99 Rendah
- -
- 2.
2,00- 2,99
Sedang 5, 10, 11, 13, 14, 18, 23, 24, 28,
29, 30, 31 12
37,5 3.
3,00- 4,00
Tinggi 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 15, 16, 17,
19, 20, 21,22, 25, 26, 27, 32 20
62,5 Jumlah
32 100
Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan
klasikal pada penelitian tindakan siklus II sebagian besar termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 20 siswa.
Selain pengkategorian terhadap skor minat siswa, peneliti juga melakukan pengkategorian terhadap butir-butir item skala minat siswa.
Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item skala minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
1 1.5
2 2.5
3 3.5
4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sk o
r Rat
a -r
a ta
Item
Siklus 1 Siklus 2
Tabel 13 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Skala Minat pada Siklus II
No Rentang Skor
Kategori No Item
Jumlah Item
Persentase 1.
0-1,99 Rendah
- -
- 2.
2,00- 2,99
Sedang 7, 10
2 10
3. 3,00-
4,00 Tinggi
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
18 90
Jumlah 20
100
Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor tersebut dapat disimpulkan bahwa butir-butir minat mengikuti kegiatan bimbingan
klasikal pada penelitian tindakan siklus II sebgaian besar termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 18 item.
Skala minat siswa yang diisi oleh siswa menunjukkan adanya peningkatan dari data siklus I. Jika data sebelumnya menunjukkan
jumlah rata-rata 61,9 pada penelitian tindakan siklus II rata-rata meningkat menjadi 63,5. Berikut disajikan grafik line untuk
mengetahui hasil pengolahan item skala minat siswa.
Grafik 5. Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa
Pada grafik menunjukkan bahwa ada 1 butir item yang mengalami penurunan yaitu item nomor 2. Item nomor 2 merupakan butir item
dari indikator mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Hasil pengolahan data diatas, dijadikan acuan untuk penelitian
berikutnya, yaitu dengan memperbaiki butir-butir item yang masih belum ada peningkatan atau bahkan menurun. Butir item yang
mengalami penurunan merupakan, aku sadar bahwa kegiatan bimbingan ini dapat membantuku dalam membangun perilaku positif
Untuk memperbaiki penurunan pada item nomor 2 maka peneliti mengajak siswa untuk lebih kreatif dalam bermain puzzle. Penelitian
tindakan pada siklus II menunjukkan peningkatan yang tidak signifikan.
d. Siklus III Pada penelitian tindakan siklus II ini semua siswa masuk semua
dengan jumlah 32. Berikut ini disajikan tabel penggolongan minat subjek pada saat penelitian tindakan siklus I dalam tiga 3 kategori.
Tabel 14 Penggolongan Capaian Skor Minat Subjek pada Siklus III
No Rentang Skor
Kategori No Subjek
Jumlah Subjek
Persentase 1.
0-1,99 Rendah
- 2.
2,00- 2,99
Sedang 1, 6, 8, 14, 17, 20, 21, 24, 30,
31 10
31,2 3.
3,00- 4,00
Tinggi 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13,
15, 16, 18, 19, 22, 23,25, 26, 27, 28, 29, 32
22 68,8
Jumlah 32
100
Berdasarkan dari perhitungan skor total tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal pada
penelitian tindakan siklus III sebagian besar termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 22 siswa.
Selain pengkategorian terhadap skor minat siswa, peneliti juga melakukan pengkategorian terhadap butir-butir item skala minat siswa.
Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item skala minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
Tabel 15 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Skala Minat pada Siklus III
No Rentang Skor
Kategori No Item
Jumlah Item
Persentase 1.
0-1,99 Rendah
- -
- 2.
2,00- 2,99
Sedang 10
1 5
3. 3,00-
4,00 Tinggi
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12 ,13 ,14, 15, 16 ,17, 18, 19, 20
19 95
Jumlah 20
100
Berdasarkan dari perhitungan skor total tersebut dapat disimpulkan bahwa butir-butir minat mengikuti kegiatan bimbingan
klasikal pada penelitian tindakan siklus III termasuk pada kategori tinggi yaitu 3,00-4,00 dengan jumlah 19 item.
Skala minat siswa yang berupa kuesioner diisi oleh siswa, menunjukkan adanya peningkatan dari data pada penelitian tindakan
siklus II. Jika data sebelumnya menunjukkan jumlah rata-rata 63,5
1 1.5
2 2.5
3 3.5
4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 S
kor R
a ta
-r a
ta
Item
Siklus 2 Siklus 3
pada penelitian tindakan siklus III rata-rata meningkat menjadi 64. Berikut disajikan grafik
hasil pengolahan item skala minat siswa.
Grafik 6. Hasil Pengolahan Data Skala Minat Siswa
Pada grafik menunjukkan bahwa ada 1 butir item yang mengalami penurunan yaitu item nomor 17. Hasil pengolahan data diatas
menunjukkan bahwa ada peningkatan dari siklus sebelumnya. Penelitian berakhir pada siklus III dengan pertimbangan bahwa
dari hasil skor rata-rata keseluruhan penelitian tindakan siklus I hingga siklus III sudah menunjukkan berada diatas skor rata-rata data pra
tindakan atau data awal sebelum dilakukan penelitian. Untuk memperoleh
gambaran jelas
secara keseluruhan
mengenai perkembangan minat siswa, berikut disajikan grafik perkembangan
minat siswa antarsiklus dan juga grafik perkembangan jumlah rata-rata skor minat siswa antar siklus.
53 61.9
63.5
64
10 20
30 40
50 60
70
Pretest Siklus 1
Siklus 2 Siklus 3
Rata-rata 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sk o
r Ra
ta -r
a ta
Item
Pretest Siklus 1
Siklus 2 Siklus 3
Grafik 7. Perkembangan Butir Minat Siswa Antar Siklus
Grafik 8. Perkembangan Jumlah rata-rata Skor Minat Siswa antar Siklus
Pada grafik diatas dapat terlihat peningkatan minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal dengan menggunakan metode game
edukatif dengan media puzzle. Pada masing-masing siklus mengalami
kenaikan jumlah rata-rata minat siswa setelah diberi tindakan lebih meningkat dibandingkan jumlah rata-rata minat siswa sebelum diberi
tindakan. Berikut ini disajikan tabel ketercapaian skor minat siswa
berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditentukan sebelumnya. Tabael 16
Capaian Skor Minat Antar Siklus
Indikator Kriteria Keberhasilan
Pre- test
Target Siklus
I Capaian Target
Siklus II
Capaian Target Siklus
III Capaian
Minat a. Rata-rata skor
total skala minat siswa
b. Persentase observasi
perilaku siswa yang
menunjukan berminat
53 24
60 70
61,9 76
61 85
63,5 91
62 90
64 97
e. Hasil Uji t Minat Siswa Tabel 17
Hasil Uji-t Minat pre-test hingga Siklus III
Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig.
2-tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest - Siklus1 -.44063
.53256 .09414 -.63263 -.24862 -4.680 31 .000
Pair 2 Pretest - Siklus2 -.52188
.55270 .09770 -.72114 -.32261 -5.341 31 .000
Pair 3 Pretest - Siklus3 -.54688
.51242 .09058 -.73162 -.36213 -6.037 31 .000
Pair 4 Siklus1 - Siklus2 -.08125
.50350 .08901 -.26278 .10028
-.913 31 .368
Pair 5 Siklus1 - Siklus3 -.10625
.54872 .09700 -.30408 .09158 -1.095 31
.282 Pair 6 Siklus2 - Siklus3
-.02500 .41775 .07385 -.17562
.12562 -.339 31
.737
Jika dilihat dari tabel diatas, nilai uji-t minat pre-test dengan minat siklus I adalah sebesar -0.44063. Artinya ada peningkatan minat
siswa sesudah diberi tindakan dengan rata-rata peningkatan sebesar 44063. Nilai t hitung sebesar -4.680 dengan Sig 0,000. Karena Sig
0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada pre-test dan siklus I terdapat perbedaan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa
tindak yang di lakukan dapat meningkatkan minat siswa secara signifikan.
Nilai uji-t berpasangan perbedaan rata-rata minat siswa pada siklus I dengan minat siklus II adalah sebesar -0.08125. Nilai t hitung
sebesar -.913 dengan Sig 0.368. Karena Sig 0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada siklus I dan siklus II tidak
terdapat perbedaan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan tidak memengaruhi minat siswa secara signifikan.
Nilai uji-t berpasangan perbedaan rata-rata minat siswa pada siklus II dengan minat siklus III adalah sebesar -0.02500. Artinya ada
peningkatan minat siswa sesudah diberi tindakan dengan rata-rata peningkatan sebesar 2500. Nilai t hitung sebesar -0.339 dengan Sig
0.737. Karena Sig 0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata minat siswa pada siklus II dan siklus III tidak terdapat perbedaan. Dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan tidak memengaruhi minat siswa secara signifikan.
Pada akhir siklus, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur mengenai penggunaan metode game edukatif dengan media puzzle.
Peneliti kemudian menyimpulkan dan mencantumkan pendapat beberapa siswa.
Pendapat siswa tersebut adalah: Siswa 1:
“Permainan puzzle sungguh sangat menarik, rasa ingin tahu dan dapat berdiskusi dengan teman kelompok adalah hal yang asik dan
menyenangkan ”
Siswa 2: “Senang bisa bermain puzzle dengan teman-teman da nada manfaatnya
saya bisa berkomunikasi, bekerjasama, dan saling mengerti saat
bermain puzzle. Topiknya juga seru dan sesuai dengan kebutuhan saya
.” Siswa 3:
“bermain puzzle membuat kita bisa berfikir bersama-sam dalam kelompok dan menyatukan hati.
”
B. Pembahasan