10
BAB II PENDAMPINGAN IMAN ANAK DENGAN SANGGAR ANAK
DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO
Bab II berisi paparan mengenai pengertian pendampingan, pengertian iman, Pendampingan Iman Anak PIA yang meliputi dasar-dasar, sejarah,
peserta, dan pendamping, metode PIA, selain penguraian tentang PIA penulis juga memaparkan pengertian sanggar anak. Penulis akan memaparkan pula beberapa
hal antara lain meliputi latar belakang Sanggar Anak Bedono, tujuan Sanggar Anak Bedono, kekhasan Sanggar Anak Bedono, metode pendampingan sanggar
anak, nilai-nilai yang diperjuangkan oleh sanggar anak, berbagai kegiatan sanggar anak, dan sanggar anak sebagai alternatif PIA.
A. Pendampingan
1. Pengertian Pendampingan
Menurut Aart van Beek 2001: 9 istilah pendampingan berasal dari kata kerja “mendampingi”. Mendampingi merupakan suatu kegiatan menolong orang
lain yang karena suatu sebab perlu didampingi. Orang yang melakukan kegiatan “mendampingi” disebut sebagai “pendamping”. Antara yang didampingi dan
pendamping terjadi suatu interaksi sejajar dan atau relasi timbal balik. Pihak yang paling bertanggung jawab sejauh mungkin sesuai dengan kemampuan adalah
pihak yang didampingi. Dengan demikian, istilah pendampingan memiliki arti kegiatan kemitraan, bahu membahu, menemani, membagiberbagi dengan tujuan
saling menumbuhkan dan mengutuhkan. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendampingan merupakan proses kegiatan antara pendamping dengan
yang didampingi dan terjadi suatu interaksi sejajar dan atau relasi timbal balik
sebagai wujud dari kegiatan kemitraan, bahu membahu, menemani, membagiberbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan.
2. Ciri Khas Pendampingan
Ciri khas pendampingan terlihat dari bentuknya. Bentuk dari pendampingan adalah informal. Mangunhardjana 1986: 48 menjelaskan bahwa
pendampingan itu dijalankan di luar jalur pendidikan formal. Jangkauan pendampingan mencakup bidang pribadi, kerja sama, dan peran dalam
masyarakat. Segi-seginya meliputi pengetahuan, kecakapan, sikap, perbuatan dan perilaku. Mangunhardjana juga menegaskan jika pendampingan lebih efektif dan
efisien untuk mencapai tujuannya daripada pendidikan jalur formal, karena pendampingan menjadi pelengkap dari pendidikan formal, mulai dari materi dan
program, bentuk, metode, teknik dan sistem evaluasinya. Dalam pendampingan terdiri dari pendamping dan yang didampingi.
Pendamping mempunyai ciri khas bahwa orang lain atau yang didampingi merupakan pribadi yang bebas dan berdiri sendiri. Peserta pendampingan
bukanlah penerima yang pasif yang dapat menerima materi dan menelan mentah- mentah apa yang diberikan oleh pendamping. Oleh karena itu pendamping harus
dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan kekeluargaan, sehingga tercipta kesejajaran antara pendamping dan peserta. Kesejajaran berarti tidak ada
atasan dan bawahan, sehingga terjadi kesetaraan, kerjasama, dan kebersamaan yang harmonis antara pendamping dan yang didampingi. Pendamping merupakan
alat yang dapat menolong peserta dalam mengembangkan potensi mereka,