Hasil dan Pembahasan Penelitian

No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen umat Allah dalam Gereja-Nya. e. Sangat Tidak Setuju 11 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus memiliki kerendahan hati. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10 10 1 48 48 5 12 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus berpusat pada Kristus. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10 5 5 1 48 24 24 5 13 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus beriman dewasa. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 5 12 3 1 24 57 14 5 14 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus terbuka pada semua, termasuk anak yang belum dibaptis dan belum Katolik. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 15 5 1 71 24 5 15 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus mampu bekerja sama dengan a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju 14 7 67 33 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen orangtua, anak, dan umat serta dapat saling melengkapi. e. Sangat Tidak Setuju 16 Pendamping dalam mendampingi iman anak mempunyai kecintaan dengan Kitab Suci. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 9 6 6 42 29 29 17 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus memiliki semangat pelayanan dan mau mencintai anak. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 19 2 90 10 18 Pendamping dalam mendampingi iman anak harus rela berkorban demi anak. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10 10 1 48 48 4 Pada item nomor 6 terdapat 15 responden 71 sangat menyetujui pernyataan tentang pendampingan iman anak adalah proses membimbing dan mendidik anak sejak usia dini khususnya dalam hal kepribadian beriman, dan sisanya menjawab setuju sebanyak 6 29 responden. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden sepakat jika pendampingan iman itu berurusan dengan bimbingan dan pendidikan anak sejak dini demi membangun kepribadian hidup beriman anak. Pada pernyataan nomor 7 terdapat 14 67 responden menyatakan sangat setuju jika tujuan dari suatu kegiatan pendampingan iman anak adalah membantu orang tua dalam usaha mendampingi anak dan kepribadian anak, dan 7 33 responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa semua responden sepakat jika orang tua adalah penanggungjawab utama dalam rangka mendidik dan mendampingi anak dalam iman dan kepribadiaannya, pendamping hanya sebagai orang yang membantu berlangsungnya pendampingan iman tersebut. Pada item nomor 8 sebanyak 12 57 responden menyatakan sangat setuju dan terdapat 9 43 responden menyatakan setuju untuk pernyataan jika pendampingan iman anak harus memiliki suasana yang santai. Seluruh responden menyatakan sepakat dengan pendampingan iman anak yang memiliki suasana santai. Hal ini menjadi bukti bahwa pendamping berusaha menyelenggarakan kegiatan pendampingan iman bagi anak dengan suasana yang santai, yakni gembira, bebas dan bermain. Pada item nomor 9 responden sebanyak 12 orang 57 menyatakan sangat setuju, 6 orang 29 menyatakan setuju jika pendampingan iman mempunyai ciri khas mendalam dan berpola pada Yesus, terbuka pada siapa saja. Ada 14 responden yang menyatakan netral dengan pernyataan tersebut. Dilihat dari prosentase jawaban responden berarti dapat dikatakan bahwa pendampingan iman anak harus mempunyai ciri khas yang mendalam dengan berpola pada Yesus dan terbuka pada siapa saja. Pada item nomor 10 terdapat 15 71 responden menyatakan sangat setuju dan 5 24 menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa pendampingan iman anak dapat menyatukan anak-anak sebagai bagian dari Gereja. Ada responden sebanyak 1 5 orang yang menjawab netral. Item ini menunjukkan bahwa proses pendampingan iman anak yang terjadi di Paroki Bedono dapat menyatukan anak dengan umat yang lain. Pada item 11 terdapat 10 48 responden yang menyatakan sangat setuju, 10 48 responden yang menyatakan setuju, dan 1 5 responden menyatakan netral jika pendamping dalam mendampingi iman anak harus memiliki kerendahan hati. Pernyataan dari responden ini dapat dikatakan bahwa kerendahan hati menjadi usaha yang dicapai oleh pendamping dalam proses pendampingan iman anak. Pada Item 12 terdapat 10 48 responden menyatakan sangat setuju, 5 24 responden setuju, dan 5 24 responden netral dengan pernyataan jika pendamping harus berpusat pada Kristus. Terdapat 1 5 responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sebagian besar responden sepakat jika pendamping memiliki pusat hidupnya yakni Kristus. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pendamping senantiasa mengupayakan supaya proses pendampingan berjalan dengan Kristus sebagai pusatnya. Pada item 13 terdapat 5 24 responden menyatakan sangat setuju, 12 57 menyatakan setuju, dan 3 14 menyatakan netral dengan pernyataan jika pendamping harus beriman dewasa, ada 1 5 responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dilihat dari prosentase jawaban dari responden dapat digambarkan bahwa pendamping selalu mengusahakan pendampingan iman anak dengan beriman dewasa. Pada pernyataan nomor 14 terdapat 15 71 responden menyatakan sangat setuju dan 5 24 responden yang menyatakan setuju jika pendamping dalam mendampingi iman anak harus terbuka pada semua anak, sisanya adalah 1 5 responden dengan memberikan pernyataan netral. Pernyataan ini menggambarkan jika pendamping selalu berupaya terbuka kepada semua anak termasuk yang belum dibaptis dan belum Katolik dalam pendampingan iman anak yang berlangsung. Pada item 15 terdapat 14 67 responden yang menyatakan sangat setuju dan 7 33 responden yang menyatakan setuju jika pendamping dalam mendampingi iman anak harus mampu bekerja sama dengan orang tua, anak, dan umat serta saling melengkapi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa seluruh pendamping senantiasa mengupayakan komunikasi dan kerjasama dengan orang tua dan umat serta saling melengkapi satu sama lain demi tercapainya pendampingan iman anak yang maksimal. Pada item 16 terdapat 9 42 responden yang menyatakan sangat setuju dan 6 29 setuju dengan pernyataan jika pendamping mempunyai kecintaan dengan Kitab Suci, serta 29 responden menyatakan netral. Dari pernyataan item ini dapat digambarkan jika sebagian besar pendamping setuju dengan Kitab Suci sebagai hal yang dicintai. Maksudnya adalah Kitab Suci selalu menjadi pegangan hidup dalam melaksanakan pendampingan iman anak dan menjadi penerang pengalaman hidupnya bersama anak-anak. Pada item 17 dengan pernyataan jika pendamping dalam mendampingi iman anak harus memiliki semangat pelayanan dan mau mencintai anak, sebanyak 19 90 responden menyatakan sangat setuju dan 2 10 menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa proses pendampingan iman anak yang berlangsung dilandasi dengan semangat pelayanan dan kecintaan pendamping kepada anak. Pada item 18 pernyataan tentang pendamping dalam mendampingi iman anak harus rela berkorban demi anak, terdapat 10 48 responden menyatakan sangat setuju, 10 48 responden menyatakan setuju, dan 4 menyatakan netral dengan item tersebut. Dari prosentase pernyataan seluruh responden dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendampingan iman harus dilandasi dengan sikap rela berkorban bagi anak. 3. Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Pada bagian ini peneliti memaparkan peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Peneliti memaparkan hasil penelitian dengan tabel sebagai berikut: Tabel 4. Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen 19 Sanggar anak merupakan rumah tumbuh iman anak, di mana iman anak dipupuk dan disiram agar dapat bertumbuh dan berkembang secara utuh dan berbuah sesuai dengan potensi, konteks, dan zamannya sehingga anak dapat mengelola kehidupannya serta dapat menghadirkan perubahan yang baik untuk sekitarnya. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 11 10 52 48 20 Sanggar anak merupakan upaya pendampingan menuju pribadi yang utuh. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10 11 48 52 21 Dengan kegiatan sanggar anak, anak terbentuk menjadi pribadi yang beriman melalui kearifan lokal a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 9 12 43 57 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen atau nilai budaya tradisional. 22 Kegiatan sanggar anak yang berupa pendampingan iman dengan tari-tarian tradisional, lahan sayur organik, musik gamelan, drama musikal, nyanyian pujian, dan berbagai kesenian daerah mampu membuat anak semakin dekat dengan Yesus. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10 11 48 52 23 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit bertujuan untuk mendidik anak sebagai pribadi beriman yang utuh. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 14 7 67 33 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen 24 Kegiatan sanggar anak mampu mendidik anak untuk mencintai lingkungan hidupnya sebagai usaha membawa anak bersyukur dan mau memelihara ciptaan Tuhan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 14 7 67 33 25 Kegiatan sanggar anak dapat menjadi katekese bagi anak- anak sesuai dengan lingkungan hidupnya kontekstual. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 7 10 4 33 48 19 26 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit menjadi tempat Gereja Lokal mewartakan nama Yesus Kabar Gembira. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 14 6 1 67 29 4 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen 27 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit dapat merangkul siapa saja termasuk umat beda agama. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 17 3 1 81 14 5 28 Proses pendampingan dengan sanggar anak dapat melibatkan semua umat untuk menjadi pendamping sesuai dengan pekerjaankeahliannya masing-masing. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 15 5 1 71 24 5 29 Kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit mampu melatih anak a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 11 8 2 52 38 10 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen untuk membentuk paguyuban seiman sejak dini 30 Kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit dapat membawa anak untuk belajar toleransi agama dan mampu berteman dengan pemeluk agama lain. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 14 7 67 33 31 Dengan kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit dapat semakin mencintai alam ciptaan dan mau memeliharanya. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 13 8 62 38 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen 32 Kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit semakin menguatkan dan mencintai serta menjadikan bangga akan seni budaya lokal yang dimilikinya. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 15 6 71 29 33 Proses kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit semakin melatih tanggungjawab untuk hidup menggereja khususnya dalam liturgi yang ditunjukkan dengan a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 12 9 57 43 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen menjadi petugas koor, putra altar, dan petugas lagu pujian. 34 Dengan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit, anak semakin bangga menjadi orang yang beriman Katolik. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10 9 2 48 43 9 35 Kegiatan sanggar anak dapat menjadi wujud diakonia, karena anak- anak dilatih untuk saling melayani yang ditunjukkan dalam kunjungannya serta tampilan-tampilan yang dapat memberikan pelayanan bagi umat dan masyarakat yang membutuhkan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 9 11 1 43 52 5 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen 36 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit adalah gerakan Gereja sebagai katekese kontekstual. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 8 11 2 38 52 10 37 Dengan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit Gereja mampu berevangelisasi ditunjukkan dengan tempat kegiatan sanggar yang berada di tengah masyarakat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10 9 2 48 43 9 38 Kegiatan sanggar anak dengan banyak pendamping mampu a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral 8 8 3 38 38 14 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen membawa anak semakin cinta pada Yesus. d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 2 10 39 Proses pendampingan iman anak menjadi lebih utuh dengan model kegiatan sanggar Festival Kitab Suci, Kesenian Tradisional, tari-tarian, lahan sayur, musik tradisional, dll. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 13 8 62 38 40 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit bisa menjadi alternatif proses pendampingan iman anak yang baik dilakukan oleh paroki- paroki yang lain. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 16 5 76 24 Pada pernyataan nomor 19 sebanyak 11 52 responden menyatakan sangat setuju dan 10 48 responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika sanggar anak merupakan rumah tumbuh iman anak, di mana iman anak dipupuk dan disiram agar dapat bertumbuh dan berkembang secara utuh dan berbuah sesuai dengan potensi, konteks, dan zamannya sehingga anak dapat mengelola kehidupannya serta dapat menghadirkan perubahan yang baik untuk sekitarnya. Dari pernyataan responden dapat dikatakan jika sanggar anak didirikan demi pertumbuhan iman anak serta memelihara iman anak supaya dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, konteks, dan zamannya. Pada item 20 terdapat 10 48 responden menyatakan sangat setuju dan 11 52 responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika sanggar anak merupakan upaya pendampingan menuju pribadi yang utuh. Pernyataan tersebut dapat dikatakan jika sanggar anak dapat membantu anak menjadi pribadi yang utuh, baik dalam kognitif, afektif, maupun keterampilannya. Pada item 21 terdapat 9 43 responden yang menyatakan sangat setuju dan 12 57 responden menyatakan setuju dengan pernyataan sanggar anak dapat membantu mengembangkan anak menjadi pribadi yang beriman melalui kearifan lokal atau nilai budaya tradisional. Pernyataan tersebut didukung seluruh responden jika sanggar anak membantu anak menumbuhkembangkan iman melalu kearifan lokal dimana anak hidup serta nilai budaya tradisional yang ada. Pada item nomor 22 sebanyak 10 48 responden menyatakan sangat setuju dan 52 menyatakan setuju dengan pernyataan jika kegiatan sanggar anak yang berupa pendampingan iman dengan tari-tarian tradisional, lahan sayur organik, musik gamelan, drama musikal, nyanyian pujian, dan berbagai kesenian daerah mampu membuat anak semakin dekat dengan Yesus. Hal ini dapat dikatakan bahwa dengan media pendampingan iman anak menggunakan sanggar anak dengan materi pendampingan iman yang disajikan dengan tari-tarian tradisional, lahan sayur organik, musik gamelan, drama musikal, nyanyian pujian, dan kesenian daerah menjadi media yang efektif sebagai upaya pengenalan dan membantu anak untuk mengalami kehadiran pribadi Yesus. Pada item 23 sebanyak 14 67 responden menyatakan sangat setuju dan 7 33 responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika sanggar anak mempunyai tujuan untuk mendidik anak sebagai pribadi beriman yang utuh. Hal ini menunjukkan jika sanggar anak yang ada di Paroki St. Thomas Rasul Bedono selalu mengupayakan pendidikan bagi anak menjadi pribadi yang beriman secara utuh. Pada item 25 sebanyak 7 33 responden menyatakan sangat setuju, 10 48 responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika sanggar anak menjadi katekese bagi anak-anak sesuai dengan lingkungan hidupnya kontekstual, dan 19 menyatakan netral. Dari prosentase tersebut dapat dikatakan bahwa sanggar anak menjadi upaya pelaksanaan katekese yang sesuai dengan situasi hidup konkrit anak. Pada pernyataan nomor 26 sebanyak 14 67 responden menyatakan sangat setuju, 6 29 responden menyakan setuju, dan 4 responden menyatakan netral dengan pernyataan sanggar anak menjadi tempat Gereja Lokal mewartakan nama Yesus. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini dapat dikatakan bahwa sanggar anak sebagai tempat rumah tumbuh iman anak sekaligus menjadi media Gereja dalam mewartakan nama Yesus. Pewartaan dapat menjangkau masyarakat luas dan tanpa batas. Pada pernyataan nomor 27 sebanyak 17 81 responden menyatakan sangat setuju, 3 14 responden menyatakan setuju, dan 1 5 responden menyatakan netral jika sanggar anak dapat merangkul siapa saja termasuk umat beda agama. Pernyataan dari responden ini menjadi bukti bahwa sanggar anak mampu merangkul perbedaan yang ada, dengan bukti anak-anak yang belum dibaptis ikut serta dalam kegiatan sanggar, seperti halnya sebuah pendampingan iman anak yaitu harus terbuka kepada siapa saja. Sanggar anak menjadi sarana anak untuk hidup bersama dengan umat bukan Katolik, dan sebagai pewartaan nama Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus. Pada item nomor 28 terdapat 15 71 responden menyatakan sangat setuju, 5 24 responden menyatakan setuju, dan 5 menyatakan netral jika proses pendampingan sanggar anak melibatkan semua umat menjadi pendamping sesuai dengan keahliannya masing-masing. Pernyataan responden ini menjadi dukungan jika sanggar anak dapat melibatkan semua umat untuk menjadi pendamping, tidak terbatas hanya kepada orang yang mempunyai latar belakang guru, tetapi terbuka kepada siapa saja. Buktinya terlihat dari identitas responden yang berasal dari berbagai latar belakang. Pada item 29 terdapat 11 52 responden menyatakan sangat setuju, 8 38 responden menyatakan setuju, dan 2 10 responden menyatakan netral jika sanggar anak mampu melatih anak untuk membentuk paguyuban seiman sejak dini. Dari prosentase ini dapat dikatakan jika sanggar anak mampu membentuk anak untuk bekerja sama sebagai umat dan melatih anak untuk membentuk komunio sejak dini. Pada item 30 terdapat 14 67 responden menyatakan sangat setuju dan 7 33 responden menyatakan setuju dengan pernyataan jika kegiatan sanggar anak dapat membawa anak untuk belajar toleransi agama dan mampu berteman dengan pemeluk agama lain. Seluruh responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti dalam sanggar anak, anak terlatih untuk berteman dengan pemeluk agama lain dengan berbagai kegiatan baik dengan tari-tarian tradisional, lahan sayur, musik gamelan, drama musikal, nyanyian pujian, dan kesenian tradisional yang lain yang ada di sekitar sanggar anak. Pada item 31 terdapat 13 62 responden menyatakan sangat setuju dan 8 38 responden menyatakan setuju jika dengan kegiatan sanggar anak dapat semakin mencintai alam ciptaan dan mau memeliharanya. Kegiatan misa alam, bercocok tanam, jalan salib alam dan kegiatan yang berhubungan dengan alam yang lain memberikan pendidikan yang nyata dan langsung bagi anak-anak untuk semakin dekat dengan alam ciptaan. Pada pernyataan nomor 32 sebanyak 15 71 responden menyatakan sangat setuju dan 6 29 responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan sanggar anak semakin menguatkan dan mencintai serta menjadikan bangga akan seni budaya lokal yang dimiliki oleh anak. Pernyataan ini disetujui oleh semua responden. Hal ini berarti munculnya sanggar anak berperan penting bagi kelestarian budaya lokal yang ada di sekitar sanggar anak dan mampu menumbuhkan budaya lokal sebagai pengembang iman anak-anak. Pada item 33 terdapat 12 57 responden menyatakan sangat setuju dan 9 43 menyatakan setuju dengan pernyataan jika proses kegiatan sanggar anak semakin melatih tanggungjawab untuk hidup menggereja khususnya dalam liturgi yang ditunjukkan dengan menjadi petugas koor, putra altar, dan petugas lagu pujian. Semua responden sepakat dengan menyatakan setuju dan sangat setuju dengan sanggar anak sebagai pendidikan pribadi iman yang utuh. Dengan adanya sanggar anak, anak dapat semakin mengalami Tuhan dalam liturgi Gereja baik lewat tugas koor, tugas putra altar, dan lagu pujian setelah penerimaan komuni. Pada item 34 terdapat 10 48 responden yang menyatakan sangat setuju, 9 43 responden menyatakan setuju untuk pernyataan jika sanggar anak, anak semakin bangga menjadi orang Katolik, dan ada 2 9 responden yang menjawab netral. Dari prosentase tersebut dapat dikatakan bahwa anak tidak takut lagi dalam mengakui dirinya sebagai orang Katolik sebagai orang yang minoritas di dalam masyarakat. Dengan proses kegiatan sanggar anak mampu memberikan dasar dan pondasi bagi anak untuk bangga dan tidak goyah sebagai orang Katolik yang hidup di tengah masyarakat. Pada item 35 terdapat 9 43 responden yang menyatakan sangat setuju, 11 52 menyatakan setuju dan 1 5 menyatakan netral dengan pernyataan jika sanggar anak dapat menjadi wujud diakonia, karena anak-anak dilatih untuk saling melayani. Dari prosentase tersebut dikatakan bahwa 20 responden mendukung jika anak terlatih untuk saling melayani dengan berbagai kegiatan sanggar anak. Pada item 36 terdapat 8 38 responden menyatakan sangat setuju, 11 52 responden menyatakan setuju, dan 2 10 responden menyatakan netral jika sanggar anak adalah gerakan Gereja sebagai katekese kontekstual. Dari seluruh pernyataan responden, item ini dapat dikatakan bahwa sanggar anak mampu mewujudkan katekese kontekstual dengan menggunakan apa yang ada di sekitar sanggar sebagai media komunikasi iman khususnya bagi anak-anak dan bagi seluruh umat. Pada item 37 sebanyak 10 48 responden menyatakan sangat setuju, 9 43 menyatakan setuju, dan 2 9 responden menyatakan netral dengan pernyataan bahwa dengan sanggar anak Gereja mampu berevangelisasi ditunjukkan dengan tempat kegiatan sanggar berada di tengah masyarakat. Pernyataan ini dapat dikatakan bahwa sanggar anak menjadi tempat Gereja berevangelisasi karena tempat pelaksanaan sanggar anak bukan lagi di gedung gereja, tetapi di rumah umat atau di gubug yang sengaja didirikan di tengah masyarakat, sebagai media pewartaan Yesus Kristus bagi masyarakat luas. Pada item 38 terdapat 8 38 responden menyatakan sangat setuju, 8 38 responden menyatakan setuju, 3 14 responden menyatakan netral, dan 2 10 responden menyatakan tidak setuju jika kegiatan sanggar anak dengan banyak pendamping mampu membawa anak semakin cinta pada Yesus. Dari prosentase tersebut, dapat dikatakan jika kegiatan sanggar anak dengan banyak pendamping mampu mendekatkan anak pada Yesus Kristus. Pada item 39 sebanyak 13 62 responden menyatakan sangat setuju dan 8 38 responden menyatakan setuju jika proses pendampingan iman anak menjadi lebih utuh dengan model kegiatan sanggar dengan materi Festival Visualisasi Kitab Suci, Kesenian Tradisional, tari-tarian, lahan sayur, musik tradisional, dll. Pernyataan nomor ini didukung oleh seluruh responden dengan menyatakan sangat setuju dan setuju, maka dari itu dapat dikatakan bahwa kegiatan sanggar anak menjadi proses pendampingan iman anak yang utuh dengan berbagai kegiatan di dalamnya mulai dari Festival Visualisasi Kitab Suci, Festival Kesenian Sanggar Anak, tari-tarian, lahan sayur, musik tradisional, dan kesenian tradisional yang lain. Pada item 40 terdapat 16 76 responden menyatakan sangat setuju dan 5 24 menyatakan setuju jika sanggar anak bisa menjadi alternatif proses pendampingan iman anak yang baik dilakukan oleh paroki-paroki yang lain. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa sanggar anak bisa menjadi alternatif bagi proses pendampingan iman anak yang baik dilakukan oleh paroki-paroki lain, tidak terbatas hanya di Paroki St. Thomas Rasul Bedono. 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pada bagian ini penulis memaparkan faktor pendukung dan penghambat yang terjadi dalam sanggar anak sebagai berikut: Tabel 5. Faktor Pendukung dan Penghambat No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen 41 Proses kegiatan sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral 9 9 1 43 43 4 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit mendapat dukungan dari Romo Paroki, Dewan Paroki, dan seluruh umat. d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 2 10 42 Metode yang dimiliki sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit membuat anak semakin berani bersaksi akan Tuhan Yesus. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 10 10 1 48 48 4 43 Anak-anak tertarik, semakin rajin, dan bersemangat mengikuti pendampingan iman a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 7 14 33 67 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen anak setelah berdirinya sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit. 44 Kegiatan-kegiatan bersama seperti Misa Alam, Festival Kesenian Sanggar Anak, Festival Visualisasi Kitab Suci mampu membawa anak semakin rajin dalam kegiatan menggereja, perayaan Ekaristi, dan katekese. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 9 11 1 43 52 5 45 Kegiatan-kegiatan antarsanggar seperti saling bertukar pendamping dan saling berkunjung mampu memberikan motivasi bagi pendamping dan anak untuk semakin a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 6 12 3 29 57 14 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen semangat dalam berkumpul dalam sanggar anak. 46 Anak-anak mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengikuti sanggar anak. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 8 13 38 62 47 Kesulitan dalam sanggar anak adalah pemilihan materi pendampingan iman. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 6 10 3 2 29 48 13 10 48 Pendamping merasa kesulitan dalam mempersiapkan media yang cocok bagi kegiatan sanggar anak dan lingkungan sekitar. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 4 9 4 4 19 43 19 19 49 Sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 6 11 4 29 52 19 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Dalam Persen Sanak Piningit mendapat apresiasi dan dukungan dari masyarakat sekitar. 50 Orang tua selalu mendukung anaknya untuk terlibat dalam sanggar anak di Paroki St. Thomas Rasul Sanak Sadang, Sanak Sodong, Sanak Pasbolo, Sanak Pelangi, Sanak Krajan, Sanak Wawar, dan Sanak Piningit. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 3 12 3 3 14 57 14 14 Pada item 41 sebanyak 9 43 responden menyatakan sangat setuju dan 9 43 responden yang menyatakan setuju jika proses kegiatan sanggar anak mendapat dukungan dari Romo Paroki, Dewan Proki, dan seluruh umat. Ada 1 4 responden menyatakan netral, dan 2 10 responden menyatakan tidak setuju. Responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 2, dan berasal dari sanggar anak tertentu, yang keberadaannya kurang mendapat perhatian dan dukungan, akan tetapi prosentase yang menyatakan sangat setuju dan setuju menunjukkan bahwa keberadaan sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul mendapat dukungan dari Romo Paroki, Dewan Paroki dan seluruh umat. Pada item 42 terdapat 10 48 responden menyatakan sangat setuju, dan 10 48 responden menyatakan setuju jika metode yang dimiliki sanggar anak di Paroki Bedono membuat anak semakin berani bersaksi akan Tuhan Yesus, dan sisanya sebesar 1 4 menyatakan netral. Dari prosentase pernyataan responden, metode yang dimiliki sanggar anak mampu membawa anak untuk berani bersaksi akan nama Yesus di depan masyarakat umum tanpa rasa takut. Pada item 43 terdapat 7 33 responden menyatakan sangat setuju dan 14 67 responden menyatakan setuju untuk pernyataan jika anak-anak tertarik, semakin rajin, dan bersemangat mengikuti pendampingan iman anak setelah berdirinya sanggar anak. Hal ini berarti sebelum sanggar anak berdiri, anak-anak belum tertarik mengikuti kegiatan pendampingan iman yang ada di Paroki, dan setelah berdiri sanggar anak, maka anak mempunyai semangat yang besar untuk mengikuti sanggar anak, seperti yang tertulis dalam penulisan BAB II. Pada item 44 terdapat 9 43 responden menyatakan sangat setuju, 11 52 responden menyatakan setuju dan 1 5 responden menyatakan netral untuk pernyataan bahwa kegiatan-kegiatan bersama seperti Misa Alam, Festival Kesenian Sanggar Anak, Festival Visualisasi Kitab Suci mampu membawa anak semakin rajin dalam kegiatan menggereja, perayaan Ekaristi dan katekese. Banyaknya kegiatan membantu anak-anak mengalami kehadiran Tuhan, bukan lagi hanya teori tetapi sudah menjadi pengalaman sendiri. Pernyataan tersebut didukung oleh responden yang menyatakan bahwa responden sangat setuju dan setuju dengan item nomor ini. Pada item 45 terdapat 6 29 responden menyatakan sangat setuju, 12 57 responden menyatakan setuju, dan 3 14 responden menyatakan netral jika kegiatan antarsanggar seperti bertukar pendamping dan saling berkunjung mampu memberikan motivasi bagi pendamping dan anak untuk semakin semangat dalam berkumpul dalam sanggar anak. Dari pernyataan tersebut berarti dibutuhkan sebuah rencana dalam pelaksanaan kunjungan sebagai upaya mewujudkan kunjungan yang lebih menarik. Hal ini didukung oleh pernyataan responden yang mengatakan bahwa 29 sangat setuju dan 57 setuju. Pada pernyataan nomor 46 terdapat 8 38 responden yang menyatakan sangat setuju dan 13 62 responden menyatakan setuju jika anak-anak mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengikuti sanggar anak. Seluruh responden menyatakan setuju bahwa anak-anak mempunyi semangat dalam mengikuti sanggar anak. Hal ini menjadi sebuah keunggulan dimana anak masih merindukan berkumpul dan berkomunio sebagai sesama pengikut Kristus dan ciptaan Tuhan. Pada item 47 terdapat 6 29 responden menyatakan sangat setuju, 10 48 responden menyatakan setuju jika merasa kesulitan dalam sanggar anak dalam memilih materi pendampingan iman dan 13 responden menyatakan netral, serta 10 menyatakan tidak kesulitan memilih materi pendampingan iman. Dari prosentase tersebut, sebagian besar pendamping merasa kesulitan dalam mengolah dan memilih materi pendampingan iman di sanggar anak. Pada item 48 terdapat 4 19 responden menyatakan sangat setuju, 9 43 responden menyatakan setuju jika pendamping merasa kesulitan dalam mempersiapkan media yang cocok bagi kegiatan sanggar anak dan lingkungan sekitar, dan ada 4 19 responden menyatakan netral dan sisanya sebanyak 4 19 responden yang merasa tidak kesulitan dalam mempersiapkan media yang cocok. Dari hasil prosentase responden dapat dikatakan bahwa masih ada beberapa pendamping yang masih kesulitan dalam mempersiapkan media yang cocok bagi kegiatan sanggar anak dan lingkungan sekitar. Pada item 49 terdapat 6 29 responden yang menyatakan sangat setuju dan 11 52 menyatakan setuju jika sanggar anak mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar, serta ada 4 19 yang menyatakan netral. Pernyataan dari responden dapat dikatakan bahwa sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono mendapat apresiasi dan dukungan dari masyarakat sekitar. Pada item 50 terdapat 3 14 responden menyatakan sangat setuju dan 12 57 responden menyatakan setuju jika orang tua selalu mendukung anaknya untuk terlibat dalam sanggar anak, ada 3 14 responden yang menyatakan netral dan 3 14 responden yang menyatakan tidak setuju. Ada beberapa sanggar yang memang orang tuanya tidak mendukung anaknya untuk ikut sanggar anak, ada 3 orang yang menjawab netral. Dapat dikatakan dari item ini adalah orang tua mendukung adanya sanggar anak.

I. Rangkuman Hasil Penelitian

Rangkuman hasil penelitian dari identitas responden yang diambil dari item nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan bahwa pendamping sanggar anak beraneka latar belakang. Melalui hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pendamping sanggar tidak terbatas oleh umur dan tingkat pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa metode sanggar anak berjalan sesuai dengan teori yang dicita-citakan, yakni semua umat bisa menjadi pendamping, tidak terbatas dari umur, latar belakang ekonomi, tingkat pendidikan, maupun jenis kelamin. Proses pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul berjalan seperti yang dinyatakan oleh responden pada item nomor 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18 . Responden menyatakan bahwa pendampingan iman itu berurusan dengan bimbingan dan pendidikan anak sejak dini demi membangun kepribadian hidup beriman anak. Orang tua adalah penanggungjawab utama dalam rangka mendidik dan mendampingi anak dalam iman dan kepribadiaannya, pendamping hanya sebagai orang yang membantu berlangsungnya pendampingan iman tersebut. Pendampingan iman anak harus memiliki suasana santai dan mempunyai ciri khas yang mendalam dengan berpola pada Yesus dan terbuka pada siapa saja. Sebagian besar responden juga menyatakan setuju dan sangat setuju jika proses pendampingan iman anak yang terjadi di Paroki Bedono dapat menyatukan anak dengan umat yang lain. Kunci dari pendampingan iman anak yang harus dimiliki oleh pendamping adalah sikap kerendahan hati, berpusat pada Kristus, beriman dewasa, terbuka kepada semua anak termasuk yang belum dibaptis dan belum Katolik, dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang tua dan umat, saling melengkapi satu sama lain demi tercapainya pendampingan iman anak yang maksimal, mencintai Kitab Suci, mempunyai semangat pelayanan, cinta kepada anak, dan rela berkorban bagi anak. Penelitian pada item 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40 mendeskripsikan peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengertian dari sanggar anak yang berarti rumah tumbuh iman anak, di mana iman anak dipupuk dan disiram agar dapat bertumbuh dan berkembang secara utuh dan berbuah sesuai dengan potensi, konteks, dan zamannya sehingga anak dapat mengelola kehidupannya serta dapat menghadirkan perubahan yang baik untuk sekitarnya. Sanggar anak membantu anak-anak untuk memperoleh pendampingan yang utuh sebagai upaya menuju pribadi yang meneladan Yesus, yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan konteks, situasi, dan zaman hidupnya. Dalam sanggar anak kesenian tradisional seperti tari-tarian tradisional, musik gamelan, reog, dan berbagai kesenian seperti drama musikal, drama, dan lagu-lagu pujian dalam perayaan Ekaristi dapat menjadi media pendampingan iman yang kontekstual yaitu sesuai dengan kebutuhan anak dan lingkungan hidupnya. Model sanggar anak juga memberikan kebebasan kepada orang yang belum mengenal Yesus untuk terlibat di dalamnya. Bisa dikatakan bahwa model sanggar anak mampu menumbuhkembangkan Gereja dalam rangka evangelisasi. Pernyataan dari seluruh responden menyatakan bahwa dengan sanggar anak pula anak-anak mendapat pendampingan dalam berkumpul menjadi satu komunitas yang beriman Kristiani, sebagai langkah melatih anak untuk terbiasa berkomunio, membentuk paguyuban yang beriman pada Kristus. Dilihat dari sisi liturgi, anak-anak terdampingi sejak dini untuk terlibat dalam perayaan Ekaristi dan kegiatan liturgis lainnya. Dalam komunitas sanggar pula anak-anak dapat terlatih untuk hidup bersama dengan umat yang beda agama, terlatih untuk saling menghormati perbedaan sebagai wujud dari ajaran Gereja. Dalam sanggar anak, anak-anak dilatih untuk menghayati tentang tugas Gereja yakni diakonia, terbukti dengan saling melayani yang ditunjukkan dengan pelayanannya ke umat dan saling berkunjung antarsanggar anak. Responden juga menyatakan sangat setuju dan setuju jika dalam sanggar anak yang ada di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono, anak-anak mampu belajar untuk mencintai alam ciptaan dan memeliharanya dibuktikan dengan adanya Misa Alam, Jalan Salib Alam, bercocok tanam dengan pupuk organik, dan berbagai kegiatan alam lainnya. Sanggar anak juga membawa anak pada kebanggaan akan budaya yang mereka miliki dan mau menjaga serta melestarikannya. Semua responden menyatakan bahwa dengan model pendampingan sanggar anak dapat menjadi alternatif pendampingan iman anak yang baik dilakukan di paroki-paroki yang lain. Hasil penelitian item 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50 responden menyatakan jika sanggar anak mendapat dukungan dari dewan paroki, romo paroki, dan umat. Ada sebagian kecil responden yang menyatakan tidak setuju dengan hal tersebut, tetapi secara keseluruhan sanggar anak mendapat dukungan dari seluruh umat. Faktor pendukung yang kedua adalah metode sanggar anak mampu menggerakkan anak-anak untuk berani bersaksi akan Tuhan Yesus dengan lagu pujian, tari-tarian tradisional, musik gamelan, reog, festival kesenian sanggar anak, festival visualisasi Kitab Suci, dan berbagai kegiatan lain. Faktor pendukung yang ketiga yaitu kegiatan antarsanggar mampu memberikan motivasi yang baik bagi anak untuk selalu terlibat dalam kegiatan sanggar anak. Faktor pendukung keempat adalah dukungan dan apresiasi dari masyarakat sekitar tentang sanggar anak memberikan kekuatan bagi sanggar anak karena sanggar berdiri di tengah-tengah masyarakat. Faktor pendukung kelima adalah dukungan dari orang tua. Sebagian besar responden menyatakan setuju dan sangat setuju jika orang tua mendukung anak-anaknya untuk terlibat dalam sanggar anak. Hanya 3 responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Hal itu bisa dikatakan bahwa ada sanggar yang kurang mendapat dukungan dari orang tua, tetapi secara keseluruhan dukungan orang tua sangat baik. Faktor yang menghambat dari kegiatan sanggar anak adalah pemilihan materi pendampingan iman. Beberapa pendamping menyatakan jika mereka merasa kesulitan dalam mencari media iman secara berkelanjutan, karena banyaknya pertemuan yang berkelanjutan. Tetapi tidak semua pendamping menyatakan kesulitan, ada 3 responden menyatakan netral dan 2 responden yang tidak merasa kesulitan tentang hal ini. Faktor yang menghambat kedua adalah kesulitan dalam mempersiapkan media yang cocok bagi kegiatan sanggar anak dan lingkungan sekitar, pendamping merasa perlu mendapat banyak sumber untuk kelanjutan pendampingan sanggar anak yang kontekstual.

J. Refleksi terhadap Hasil Penelitian

Pendampingan iman anak merupakan bagian terpenting dari sebuah Paroki. Paroki yang tidak memelihara iman anak maka bisa ditebak sepuluh sampai duapuluh tahun lagi nasib paroki tidak dapat dideskripsikan. Pendampingan iman anak perlu mendapat perhatian yang lebih karena dalam diri anak-anaklah Yesus hadir secara nyata. Anak-anak adalah kegembiraan dari Gereja sekaligus sebagai Gereja sekarang dan masa depan. Dalam penelitian ini penulis mencoba menuliskan alternatif baru yaitu pendampingan iman anak dengan model sanggar anak. Penulis merasa model ini belum digunakan oleh paroki-paroki yang lain. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Penelitian yang telah terlaksana menunjukkan bahwa responden sebagai pendamping mempunyai keunikan dalam mendampingi anak-anak. Masing- masing responden berasal dari berbagai latar belakang, tidak ada yang sama. Keunikan ini yang membantu pendampingan iman anak semakin utuh. Pelaksanaan kegiatan dalam sanggar anak memberikan sebuah cara yang sebenarnya telah lama ada tetapi kurang diperhatikan oleh Gereja zaman sekarang yaitu katekese kontekstual. Belum banyak referensi tentang katekese kontekstual. Dari sinilah sanggar anak menjadi model yang dianggap baru dengan mengupayakan pendampingan iman lewat kesenian tradisional dan alam sekitar. Komunikasi iman disampaikan lewat banyak cara salah satunya adalah kesenian tradisional. Dilihat dari proses katekese, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono mampu membawa anak untuk mengalami kehadiran Tuhan yang selalu hadir dalam setiap pengalaman hidupnya. Dengan kegiatan Misa Alam anak-anak dibantu untuk mengalami kehadiran Allah dalam alam ciptaan. Pengalaman Allah yang hadir dalam alam ciptaan membuat anak semakin merasakan kasih yang besar berasal dari Allah lewat alam ciptaan yang akan membuat anak-anak mau dan mampu menjaga kelestarian alam. Pengalaman akan Allah juga dapat dialami lewat kegiatan kesenian tradisional. Anak-anak berkumpul menjadi paguyuban yang mencintai Kristus dan terlibat dalam karya pewartaan. Kegembiraan anak-anak dalam membangun komunitas merupakan ungkapan iman mereka sebagai paguyuban yang beriman pada Kristus. Lewat alat musik tradisional mulai dari kentongan, gamelan, rebana, dan sebagainya, anak-anak mampu memainkannya dengan sepenuh hati dan mau mempersembahkan kemampuannya bagi kemuliaan nama Tuhan yang nyata dalam liturgi Ekaristi. Anak-anak menjadi contoh bahwa kesenian tradisional mampu membawa anak untuk semakin dekat dengan Yesus dan semakin mengalami kehadiran Yesus. Lewat kegiatan kognitif dengan pelajaran agama saja belum utuh untuk lebih mengenal Yesus. Butuh media yang lebih konkrit yaitu kesenian tradisional sebagai upaya mengenalkan Yesus yang hidup lewat pengalaman sehari-hari dan selalu dijumpai setiap hari di mana pun anak-anak berada. Inti dari sanggar anak ini adalah anak secara konkrit mengalami kehadiran Tuhan lewat kehidupannya. Dari segi pastoral anak-anak dilatih untuk saling melayani satu sama lain, saling berkunjung dari sanggar satu ke sanggar yang lain, saling memberikan peneguhan antar pendamping sanggar dengan saling berjumpa dan membicarakan arah sanggar anak sebagai model pendampingan iman anak. Kegiatan sanggar anak memberikan tempat bagi anak untuk mengolah paguyuban iman yang berdasar pada semangat cinta kasih Yesus Kristus. Kegiatan sanggar anak juga mampu mengarahkan anak pentingnya membangun umat, saling berjumpa dengan umat dalam kegiatan-kegiatan lingkungan dan paroki, dan memberikan diri dalam Yesus Kristus untuk pelayanan pastoral. Semua dilakukan atas dasar kasih persaudaraan, tanpa mengejar materi sedikit pun. Semua yang terlibat dalam sanggar anak menjadi umat yang menghayati hidupnya sebagai orang yang terpanggil untuk melayani satu sama lain. Dilihat dari segi biblis, sanggar anak merupakan gerakan nyata dari perintah Yesus bahwa manusia hendaknya memberikan tempat bagi anak-anak, karena anak-anaklah empunya Kerajaan Allah Luk 18:15-17. Sanggar anak menjadi tempat Sabda Yesus bergaung dan dirasakan selalu oleh anak-anak. Sanggar anak meneladani apa yang dilakukan oleh Yesus, yakni anak-anak dijadikan model bagi umat untuk semakin menghadirkan Kerajaan Allah. Yesus sangat menekankan kepada semua murid-Nya untuk memberikan jalan dan petunjuk yang benar bagi anak-anak. Tuhan Yesus menggambarkan bahwa anak- anak mempunyai kemampuan untuk berbagi lebih tinggi, keikhlasan hati yang lebih besar seperti pada mukjizat Yesus yang terlaksana karena Yesus menerima lima roti dan dua ikan dari seorang anak Yoh 6:1-15. Dengan pendampingan yang maksimal keutuhan pribadinya juga akan maksimal. Jika anak-anak selalu dilatih sejak dini pasti anak “makin bertambah besar dan bertambah hikmat, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” Luk 2:52. Konsili Vatikan II khususnya dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani menyatakan bahwa para orang tua mengemban tugas mulia untuk mendidik putra-putri mereka, termasuk pendidikan iman, dan mereka sendiri adalah pendidik pertama dan utama bagi putra-putri mereka. Diakui pula bahwa tugas ini membutuhkan bantuan masyarakat dan jemaat beriman. Di samping orang tua, orang lain pun dapat menolongnya, demikian pula Gereja. Deklarasi tentang Pendidikan Iman Kristiani, artikel 3 menyatakan bahwa tugas mendidik juga ada pada Gereja, bukan saja karena Gereja dianggap oleh masyarakat sebagai instansi kelompok yang mampu mendidik, akan tetapi bahwa Gereja wajib mewartakan jalan keselamatan bagi semua orang, sehingga makin memperkenalkan Kristus kepada semua orang. Sanggar anak juga menjadi usaha Gereja dalam mendampingi iman anak untuk bertumbuh di dalam Kristus. Sanggar anak adalah adalah wadah bagi anak-anak untuk tumbuh dalam imannya dan selalu menghidupi Allah. Penyajian pendampingannya pun sesuai dengan usia anak dan kebutuhan anak. Sanggar anak menjadi aktualisasi dari dokumen Catechesi Tradendae 36. Sanggar anak menjadi media yang konkrit dan sederhana dengan bahasa yang mudah diterima bagi anak-anak karena kegiatannya menggunakan apa yang ada di sekitar hidupnya. Dari banyaknya kelebihan sanggar anak, masih ada beberapa faktor penghambat. Dari penelitian yang dilaksanakan penulis, banyak responden yang berpendapat jika masih terjadi kesulitan dalam memilih materi pendampingan iman anak sesuai dengan kesenian tradisional. Kesulitan dalam menemukan media yang ada di sekitarnya seringkali membuat kegiatan sanggar perlu mendapatkan

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan tanggungjawab keluarga Katolik di Paroki Santo Petrus Pekalongan terhadap pendidikan iman anak.

0 4 153

Kreativitas pendamping dalam pendampingan iman anak di paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan Yogyakarta.

0 3 139

Pengaruh pendampingan iman anak terhadap keterlibatan putra-putri altar di Paroki Marganingsih Kalasan.

1 5 165

Katekese hijau sebagai wujud keterlibatan umat dalam upaya menjaga keutuhan alam ciptaan di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten Semarang.

0 8 161

Manfaat metode bercerita dalam pendampingan iman anak di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

0 9 175

Peranan pendampingan persiapan baptisan bayi/anak sebagai upaya membina kesadaran orang tua dalam pendidikan iman anak di Paroki St. Aloysius Gonzaga Mlati - USD Repository

0 0 122

Upaya meningkatkan pelaksanaan peranan orang tua dalam pendidikan iman anak dalam keluarga di Kring Santo Yohanes Paroki Santo Mikael Gombong Keuskupan Purwokerto - USD Repository

0 1 134

PEMBERDAYAAN PENDAMPING PENDAMPINGAN IMAN ANAK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI SANTO STEPHANUS CILACAP SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kek

0 2 177

PERANAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PROSES PENDAMPINGAN IMAN ANAK (PIA) DI LINGKUNGAN SANTO AGUSTINUS GANCAHAN I PAROKI SANTA MARIA ASSUMPTA GAMPING YOGYAKARTA SKRIPSI

0 4 321

Upaya meningkatkan peranan orang tua sebagai pendidik iman anak melalui katekese di Stasi Santo Mikael Poncowati Paroki Santa Lidwina Bandar Jaya Lampung Tengah - USD Repository

0 4 141