26
c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih
banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen,
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek atau kejadian, aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya.
Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
d. Mengasosiasikan Mengolah InformasiMenalar
Kegiatan “mengasosiasi mengolah informasi menalar” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi
27
yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan
untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut.
Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Aktivitas ini juga diistilahkan
sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.
Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk
kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer
peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang
sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
28
e. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah
mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikandalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
3. Persepsi Siswa 3.1 Pengertian
Menurut Walgito 2001 dalam Sunaryo 2004, persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang
yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam
diri individu. Menurut Maramis 1999 dalam Sunaryo 2004,
29
persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau
mengartikan setelah panca inderanya mendapat rangsang. Persepsi perception
adalah proses
dimana individu
mengatur dan
menginterpretasikan kesan-keasan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka Robbins, 2008: 175. Persepsi merupakan
proses yang kompleks, yang dilakukan orang untuk memilih, mengatur, dan memberi makna pada kenyataan yang dijumpai
disekelilingnya Hardjana, 2003: 40. Jadi persepsi adalah proses pengorganisasian terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera
untuk menginterprestasikan rangsangan tersebut menjadi sebuah arti dalam diri individu.
3.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Robbins 2008: 176 mengklasikafikasikan faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut :
1. Faktor- faktor dalam diri si pengarti: a. Sikap- sikap
b. Motif- motif c. Minat- minat
d. Pengalaman e. Harapan- harapan
2. Faktor- faktor dalam diri target : a. Sesuatu yang baru
30
b. Gerakan c. Suara
d. Ukuran e. Kedekatan
f. Kemiripan
3. Faktor- faktor dalam situasi a. Waktu
b. Keadaan sosial Menurut Thoha 2005: 147, ada tiga faktor yang
mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, yaitu ; psikologi, keluarga, kebudayaan.
1. Psikologi Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis orang tersebut. 2. Keluarga
Pengaruh yang paling besar bagi seorang anak adalah keluarga. Hal ini terjadi karena orang tua telah mengembangkan suatu cara yang
khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan persepsi-persepsi yang orang tua turunkan
kepada anak-anaknya. 3. Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang yang kuat di dalam mempengaruhi sikap,
31
nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.
4. Motivasi Belajar 4.1 Pengertian
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman 1986:73, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Luthans 2002 :161 dalam Pujadi 2007, motivation
is a process that starts with a pshycological deficiency or need a drive that is aimed at goal or incentive
. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, harapan akan cita- cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik Uno, 2007: 23. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non- intelektual.
Peranya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sardiman, 1986: 75. Jadi motivasi belajar adalah sebuah perasaan
senang dan semangat untuk belajar yang timbul karena faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik dari dalam diri siswa.
4.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Purwanto 1999: 102 dalam Rustanto 2009: 16-17,
32
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah : a. Faktor individual
Faktor individual merupakan faktor yang berada pada diri individu itu sendiri, yang termasuk kedalam faktor ini antara lain:
1. Kematangan atau pertumbuhan Seseorang dapat memahami sesuatu dengan baik jika orang
tersebut telah tumbuh dan matang sepenuhnya. 2. Kecerdasan
Semakin tinggi taraf intelegensi yang dimiliki oleh seseorang, maka akan membantu orang tersebut untuk dapat memecahkan
suatu permasalahan dengan lebih baik. 3. Latihan
Untuk dapat memahami sesuatu dengan baik kita memerlukan suatu latihan tertentu. Sesuatu yang sering kita latih dan
dilakukan secara berulang - ulang akan membuat kita lebih mampu dan memahami hal tersebut.
4. Motivasi Motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar,
karena seseorang akan dapat lebih berusaha jika ia memiliki dorongan untuk melakukannya.
5. Faktor pribadi Faktor pribadi ini berkaitan dengan diri pribadi orang yang
bersangkutan. Hal ini menyangkut keadaan kesehatan fisik
33
seseorang. b. Faktor sosial
Merupakan faktor yang berada diluar individu, antara lain : faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara pengajarannya,
alat- alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Menurut Rusyan, dkk 1992: 80 dalam Rustanto 2009: 18- 19, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam
usaha pencapaian prestrasi belajar tersebut yaitu : a. Faktor internal
Faktor internal ini meliputi tiga hal, yaitu : 1. Faktor jasmaniah fisiologis baik yang bersifat bawaan
maupun yang didapat dari lingkungan, faktor ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas seseorang dalam
belajar. 2. Faktor psikologis terdiri atas :
a Faktor intelektual yang terdiri dari : 1 Faktor potensial : kecerdasan dan bakat.
2 Faktor kecakapan nyata : prestasi yang dimiliki b Faktor non intelektual yaitu unsur- unsur kepribadian
tertentu, seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan lain-lain.
34
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis, karena penyesuain diri juga akan mempengaruhi motivasi belajar pada siswa.
b. Faktor eksternal Faktor ini meliputi empat hal sebagai berikut :
1 Faktor sosial, yang terdiri atas : a Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga juga akan dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai oleh seseorang, seperti pola asuh dan komunikasi dalam keluarga.
b Lingkungan sekolah Lingkungan yang ada disekolah, seperti guru, para staf
administrasi dan
teman- teman
sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa. c Lingkungan masyarakat dan tetangga
2 Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
3 Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
4 Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
5. Hasil Belajar 5.1 Pengertian
Menurut Purwanto 2009: 44, hasil belajar dapat dijelaskan dengan
35
memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk
mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri individu yang melakukan belajar. Perubaan perilaku itu merupakan perolehan yang
menjadi hasil belajar.
5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Rusman
2012:124, faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan
faktor eksternal: a. Faktor Internal
1. Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani dan
sebagainya. Hal
tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 2. Faktor Psikologis.
Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal
ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi IQ, perhatian, minat, bakat,
motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.
36
b. Faktor Eksternal 1. Faktor Lingkungan.
Faktor lingkungan dapat mempenguruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi
udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar
dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega. 2. Faktor Instrumental.
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang
direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
5.3 Evaluasi Hasil Belajar