99
Tabel 5.17 Hasil Pengujian Hipotesis Dilihat dari Aspek Keterampilan
Correlations
Keterampilan Spearman’s
rho Persepsi
Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
0.730 0.000
278 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, didapat nilai probabilitas Sig. 1-tailed
α = 0,05 atau 0,000 0,05 lampiran VIII halaman 186. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H
a2.3
diterima, yang berarti ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap
implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan. Nilai koefisien korelasi spearman atau nilai
sebesar 0,730 bila diinterpretasikan termasuk dalam kategori kuat dan menunjukkan arah hubungan positif. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa antara variabel persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat
dari aspek keterampilan mempunyai korelasi positif yang kuat.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hubungan
Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan Scientific dengan Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukkan sebanyak 40 orang siswa mempunyai
100
persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa
mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat
negatif. Deskripsi data motivasi belajar siswa menunjukkan sebanyak 42 orang siswa mempunyai motivasi sangat
positif, 162 orang siswa mempunyai motivasi positif, 70 orang siswa mempunyai motivasi cukup positif, 4 orang siswa mempunyai motivasi
negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai motivasi sangat negatif. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific dan sebagian besar responden juga mempunyai
motivasi belajar yang positif. Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi
siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar siswa diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa
terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar siswa. Hal ini tampak dari nilai sig.1-tailed α = 0,05 atau 0,000 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific
dengan motivasi belajar siswa. Artinya bahwa baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menentukan tinggi
rendahnya motivasi siswa dalam belajar, demikian pula tinggi rendahnya motivasi siswa dalam belajar menentukan baik buruknya persepsi siswa
101
terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi
pendekatan scientific semakin tinggi motivasi belajar siswa, dan semakin tinggi motivasi belajar siswa semakin baik pula persepsi siswa terhadap
implementasi pendekatan scientific. Demikian pula sebaliknya, semakin buruk persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific semakin
rendah motivasi belajar siswa, dan semakin rendah motivasi belajar siswa semakin buruk pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan
scientific. Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil
penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam populasi penelitian. Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi
positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan 2014: 34, pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis,
menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan.
Implementasi pendekatan scientific akan menimbulkan sebuah rangsangan yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Hosnan 2014: 36, salah
satu karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Menurut Walgito 2001 dalam Sunaryo 2004, persepsi adalah proses
102
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti
dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga mempunyai motivasi belajar yang positif. Motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non- intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang
dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar Sardiman,
1986: 75. Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru
sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Ada dua pihak yang harus berinteraksi dan bekerja sama apabila proses
pembelajaran ingin berhasil. Apabila kerjasama ini tidak berjalan dengan mulus, proses pembelajaran yang dijalankan gagal Chatib, 2009: 135.
Menurut Irawan 2010: 10, proses interaksi siswa dengan gurunya akan menghasilkan persepsi siswa, sehingga hal ini akan meningkatkan minat
siswa untuk mengikuti pelajaran. Menurut Djamaran 2008: 166 dalam Irawan 2010: 10, minat merupakan rasa senang dan ketertarikan pada
suatu hal yang ditimbulkan dari hasil interaksi. Minat merupakan alat motivasi yang utama, siswa akan termotivasi jika dalam dirinya tumbuh
minat yang kuat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramitasari, dkk 2011, yang menyatakan terdapat
103
hubungan positif yang signifikan antara variabel persepsi terhadap pembelajaran kontekstual dengan motivasi belajar biologi.
2. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan
Scientific dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat Keseluruhan Aspek.
Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukan sebanyak 40 orang siswa mempunyai
persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa
mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data hasil belajar siswa dilihat dari
keseluruhan aspek menunjukkan sebanyak 268 orang siswa mempunyai hasil belajar sangat tinggi, 10 orang siswa mempunyai hasil belajar tinggi,
tidak ada siswa yang mempunyai hasil belajar dengan kategori cukup, rendah, dan sangat rendah. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific dan sebagian besar responden
juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi dilihat dari keseluruhan aspek.
Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar
siswa dilihat dari keseluruhan aspek diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan
104
scientific dengan hasil belajar siswa dilihat keseluruhan aspek. Hal ini
tampak dari nilai sig.1-tailed α = 0,05 atau 0,000 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan
signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek. Artinya bahwa
baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan
aspek, demikian pula tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek menentukan baik buruknya persepsi siswa terhadap
implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan
scientific semakin tinggi pula hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan
aspek, dan semakin tinggi hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek semakin baik pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan
scientific . Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil
penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam populasi penelitian. Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi
positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan 2014: 34, pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis,
menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan.
105
Implementasi pendekatan scientific akan menimbulkan sebuah rangsangan yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Hosnan 2014: 36, salah
satu karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Menurut Walgito 2001 dalam Sunaryo 2004, persepsi adalah proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti
dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi, dilihat
keseluruhan aspek. Menurut Purwanto 2009: 44, hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil
dan belajar. Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input
secara fungsional.
Belajar dilakukan
untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri individu yang
melakukan belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
Setiap proses belajar selalu dimulai melalui persepsi, karenanya persepsi dianggap sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang
Wicaksi, 2010: 104. Menurut Adiningsih 2012: 34, persepsi siswa pada metode mengajar guru yang tinggi akan meningkatkan prestasi belajar
siswa. Siswa memiliki persepsi yang tinggi akan terdorong untuk
106
memperhatikan penjelasan guru, sedangkan jika persepsi siswa pada metode mengajar guru rendah, siswa akan merasa jenuh pada proses
pembelajaran yang pada akhirnya siswa tidak mengetahui materi yang disampaikan, hal ini akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang
turun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2005, yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara
persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika.
3. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan
Scientific dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Aspek Pengetahuan.
Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukan sebanyak 40 orang siswa mempunyai
persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa
mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data hasil belajar siswa dilihat dari
aspek pengetahuan menunjukkan sebanyak 222 orang siswa mempunyai hasil belajar sangat tinggi, 56 orang siswa mempunyai hasil belajar tinggi,
tidak ada siswa yang mempunyai hasil belajar dengan kategori cukup, rendah, dan sangat rendah. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific dan sebagian besar responden
juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi dilihat dari aspek pengetahuan.
107
Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar
siswa dilihat dari aspek pengetahuan diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan
scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan. Hal ini
tampak dari nilai sig.1-tailed α = 0,05 atau 0,000 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan
signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan. Artinya bahwa
baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari aspek
pengetahuan, demikian pula tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari dari aspek pengetahuan menentukan baik buruknya persepsi siswa
terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi
pendekatan scientific semakin tinggi pula hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan, dan semakin tinggi hasil belajar siswa dilihat dari
aspek pengetahuan semakin baik pula persepsi siswa terhadap
implementasi pendekatan scientific. Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam
populasi penelitian. Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi
positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan
108
2014: 34, pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis, menarik
kesimpulan dan
mengkomunikasikan. Implementasi pendekatan scientific akan menimbulkan sebuah rangsangan
yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Walgito 2001 dalam Sunaryo
2004, persepsi
adalah proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau
individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga
mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi, dilihat dari aspek pengetahuan. Implementasi pendekatan scientific menciptakan sebuah
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Purwanto 2009: 44, hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri
individu yang melakukan belajar. Perubaan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
Pendekatan scientific ialah pendekatan yang dilakukan melalui proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan
109
indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan Fadlillah, 2014:175. Setiap
proses belajar selalu dimulai melalui persepsi, karenanya persepsi dianggap sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang Wicaksi, 2010:
104. Menurut Susilana 2009: 9, perolehan pengetahuan siswa akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal
ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami makna yang terkandung didalamnya. Hal
semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Persepsi yang terbentuk akan menentukan pengetahuan yang dikuasai siswa. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2005, yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara persepsi
siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika.
4. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan
Scientific dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Aspek Sikap.
Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukan sebanyak 40 orang siswa mempunyai
persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa
mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data hasil belajar siswa dilihat dari
aspek sikap menunjukkan sebanyak 275 orang siswa mempunyai hasil belajar sangat tinggi, 3 orang siswa mempunyai hasil belajar tinggi, tidak
110
ada siswa yang mempunyai hasil belajar dengan kategori cukup, rendah, dan sangat rendah. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific dan sebagian besar responden juga
mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi dilihat dari aspek sikap. Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi
siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap diketahui ada hubungan positif dan
signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific
dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap. Hal ini tampak dari nilai sig.1-tailed α = 0,05 atau 0,000 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific
dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap. Artinya bahwa baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific
menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap, demikian pula tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari dari aspek
sikap menentukan baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa
semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific semakin tinggi pula hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap, dan
semakin tinggi hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap semakin baik pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hasil uji
111
korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam populasi penelitian.
Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan
2014: 34, pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis, menarik
kesimpulan dan
mengkomunikasikan. Implementasi pendekatan scientific akan menimbulkan sebuah rangsangan
yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Walgito 2001 dalam Sunaryo
2004, persepsi
adalah proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau
individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga
mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi, dilihat dari aspek sikap. Implementasi pendekatan scientific menciptakan sebuah aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran. Menurut Purwanto 2009: 44, hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil
dan belajar. Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input
secara fungsional.
Belajar dilakukan
untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri individu yang
112
melakukan belajar. Perubaan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Ada dua
pihak yang harus berinteraksi dan bekerja sama apabila proses pembelajaran ingin berhasil. Apabila kerjasama ini tidak berjalan dengan
mulus, proses pembelajaran yang dijalankan gagal Chatib, 2009: 135. Menurut Irewati 2007: 36, persepsi merupakan aktivitas pikiran
seseorang secara aktif dalam memberikan tanggapan, pandangan atau respon terhadap suatu objek atau stimulus. Perbedaan-perbedaan persepsi
seseorang akan menimbulkan perbedaan dalam penentuan sikap dan tindakan seseorang. Menurut Sherif 1956 dalam Soedarsono 2007: 26,
pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dengan hubungannya terhadap suatu obyek, orang, kelompok
maupun lembaga melalui hubungan antar individu maupun dengan kelompok tertentu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2005, yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara
persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika.
113
5. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan
Scientific dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Aspek
Keterampilan.
Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukan sebanyak 40 orang siswa mempunyai
persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa
mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data hasil belajar siswa dilihat dari
aspek keterampilan menunjukkan sebanyak 254 orang siswa mempunyai hasil belajar sangat tinggi, 24 orang siswa mempunyai hasil belajar tinggi,
tidak ada siswa yang mempunyai hasil belajar dengan kategori cukup, rendah, dan sangat rendah. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific dan sebagian besar responden
juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi dilihat dari aspek keterampilan.
Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar
siswa dilihat dari aspek keterampilan diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan
scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan. Hal
ini tampak dari nilai sig.1-tailed α = 0,05 atau 0,000 0,05.
114
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific
dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan. Artinya bahwa baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific
menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan, demikian pula tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat
dari dari aspek keterampilan menentukan baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif
mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific semakin tinggi pula hasil belajar siswa dilihat dari
aspek keterampilan, dan semakin tinggi hasil belajar siswa dilihat dari aspek
keterampilan semakin baik pula persepsi siswa terhadap
implementasi pendekatan scientific. Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam
populasi penelitian. Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi
positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan 2014: 34, pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis,
menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan.
Implementasi pendekatan scientific akan menimbulkan sebuah rangsangan
115
yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Walgito 2001 dalam Sunaryo
2004, persepsi
adalah proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau
individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga
mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi, dilihat dari aspek keterampilan. Implementasi pendekatan scientific menciptakan sebuah
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Purwanto 2009: 44, hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri
individu yang melakukan belajar. Perubaan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2005, yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara
persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika.
116
BAB VI PENUTUP