7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Kurikulum 2013
1.1 Pengertian Kurikulum
Hasan 1988 mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dari empat dimensi, yaitu:
a Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan
pendidikan. b Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide; yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
c Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktik
pembelajaran. d Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapain tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan
tertentu dari peserta didik. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian
kurikulum dapat dilihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003
8
SISDIKNAS pasal 1 ayat 9, ialah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan
soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan
pengetahuan Fadlillah, 2014:15.
1.2 Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
Pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum tahun 2006.
Berdasarkan analisis terhadap kondisi yang diharapkan, Sidiq 2013 mengemukakan 14 prinsip utama yang perlu guru terapkan:
a Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu. Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajaran aktif, pada awal
pembelajaran guru tidak perlu memberitahu siswa, karena itu materi pembalajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal
pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena atau fakta, kemudian mereka merumuskan
ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber
belajar, maka dalam Kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu
9
guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
b Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan.
Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran,
majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat
memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar
lingkungan sekolah. c Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah. Pergeseran ini membuat guru tidak hanya memanfaatkan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya
sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, desain
progam, mind maping, gambar, diagram, tabel, dll. d Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi. Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses pembelajaran.
e Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu. Mata pelajaran dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 menjadi komponen
sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan
10
dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan.
f Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
Siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal. g Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
Pembelajaran tidak lagi selalu dalam bentuk lisan guru melalui ceramah, disampaikan dalam bentuk informasi verbal. Sekarang
siswa harus melihat faktanya melalui panca indra yang lain bukan sekedar pendengaran.
h Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal hardskill dan keterampilan mental soft skill. Hasil belajar yang
disajikan dalam rapot tidak hanya menyajikan angka dalam bentuk pengetahuannya,
tetapi menyajikan
informasi menyangkut
perkembangan sikap dan keterampilan. i Pembelajaran
yang mengutamakan
pembudayaan dan
pemberdayaan siswa sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Pembiasaan perlu dilakukan sejak dini terkait norma yang baik
sesuai dengan budaya masyarakat setempat. Dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir,
bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan beradaptasi dengan
lingkungan global.
11
j Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarso sung tulodo, membangun kemauan ing
madyo mangun karso , dan mengembangkan kreatifitas siswa
dalam proses pembelajaran tutwuri handayani. k Pembelajaran berlangsung di sekolah, di rumah, dan dimasyarakat.
Karena itu, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak serta memanfaatkan ruang dan waktu
secara integratif. l Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas. Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar tidak hanya dibatasi dengan
dinding kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar.
m Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi TIK untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar.
n Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang siswa. Seperti cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat
pendidikan dirumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, serta keyakinan siswa yang berbeda-beda.
1.3 Penerapam Kurikulum 2013