7. Pembuatan larutan CMC-Na 1
5,0 gram CMC-Na yang telah ditimbang seksama didispersikan ke dalam 250 ml air mendidih dan didiamkan selama 24 jam hingga CMC-
Na mengembang di dalam gelas beaker. Larutan CMC-Na 1 yang telah mengembang dipindahkan ke labu takar 500 ml dan di add 250 ml sisa air
mendidih hingga tanda batas.
8. Pembuatan suspensi FHEMM
Sejumlah FHEMM ditimbang kemudian diujikan kelarutannya terlebih dahulu di dalam olive oil dan CMC-Na 1. Berdasarkan hasil
pengujian, FHEMM mempunyai kelarutan yang paling besar terhadap CMC-Na 1. Dari hasil orientasi, didapatkan jumlah FHEMM yang dapat
larut dalam CMC-Na 1 adalah 600 mg dalam 25 ml, sehingga diperoleh konsentrasi suspensi FHEMM sebesar 600 mg25 ml.
9. Pembuatan larutan karbon tetraklorida
Berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie 2002, larutan karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50 dengan perbandingan
volume CCl
4
dan pelarut adalah 1:1. Pelarut yang digunakan yaitu olive oil.
10. Uji pendahuluan
a. Penetapan dosis toksin karbon tetraklorida. Berdasarkan penelitian
Janakat dan Al-Merie 2002, dosis hepatotoksin CCl
4
yang dapat
menyebabkan kerusakan sel-sel hepar pada tikus yaitu sebesar 2 mlkgBB yang diberikan secara intraperitonial i.p.
b. Penetapan konsentrasi fraksi daun M. tanarius. Konsentrasi yang
digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat dibuat dimana pada konsentrasi tersebut fraksi dapat terlarut sempurna dalam pelarut
CMC-Na 1. Konsentrasi fraksi yang dapat ditetapkan yaitu 600 mg25 ml.
c. Penetapan dosis fraksi daun M. tanarius. Penetapan dosis FHEMM
diperoleh berdasarkan konsentrasi dan volume FHEMM yang disesuaikan dengan berat badan tertinggi tikus. Dosis tertinggi yang
dapat ditetapkan yaitu 137,14 mgkgBB. Peringkat dosis II ditetapkan dengan menurunkan seperdua dari dosis tertinggi ½ x
137,14 mgkgBB = 68,57 mgkgBB dan peringkat dosis I ditetapkan dengan menurunkan seperdua dari peringkat dosis II ½
x 68,57 mgkgBB = 34,28 mgkgBB d.
Penetapan waktu pencuplikan darah. Hewan uji terdiri dari 5 ekor tikus yang diambil darahnya pada jam ke-0, 24, dan 48.
Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata.
11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji