ellagitannin tersebut belum diketahui senyawa mana yang benar-benar berperan dalam melindungi hepar. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya dapat
dilakukan uji kandungan spesifik ketiga senyawa ellagitannin yang berpengaruh dalam melindungi hepar. Selain LDH, ada beberapa parameter lain yang dapat
digunakan sebagai penanda kerusakan hepar, salah satunya adalah gamma- glutamil transferase GGT.
E. Rangkuman Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jangka panjang FHEMM pada tikus betina galur Wistar yang terinduksi CCl
4
berdasarkan aktivitas LDH serta untuk mengetahui kekerabatan antar dosis pemberian
FHEMM terhadap penurunan kadar serum LDH pada tikus betina galur Wistar yang terinduksi CCl
4
. Kekerabatan antar dosis pemberian FHEMM dapat ditunjukkan dengan semakin besar tingkatan dosis, maka efek yang dihasilkan
juga semakin baik atau penurunan aktivitas serum LDH yang terjadi semakin baik dan berbeda signifikan. Dosis FHEMM yang digunakan yaitu 34,28; 68,57; dan
137,14 mgkgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian FHEMM jangka
panjang dengan dosis 34,28; 68,57; dan 137,14 mgkgBB menunjukkan hubungan yang tidak bermakna yang berarti bahwa efek penurunan aktivitas serum LDH
yang ditimbulkan relatif sama atau dengan kata lain tidak terdapat kekerabatan dosis dengan aktivitas serum LDH yang muncul, yang terlihat dari semakin besar
dosis praperlakuan FHEMM yang diberikan, kadar LDH relatif sama.
Berdasarkan analisis hasil statistik menunjukkan bahwa aktivitas LDH pada perlakuan FHEMM jangka panjang dengan dosis 34,28; 68,57; dan 137,14
mgkgBB menunjukkan perbedaan yang bermakna dan signifikan dengan aktivitas serum LDH pada kontrol hepatotoksin , sehingga dapat dikatakan FHEMM
mampu melindungi hepar dengan menurunkan aktivitas serum LDH. FHEMM dengan dosis 34,28; 68,57; dan 137,14 mgkgBB dianggap
dapat melindungi hepar dari pemberian CCl
4
dikarenakan adanya kandungan Ellagitannin dari FHEMM yaitu chebulagic acid, macatanin A dan B yang dapat
menangkap radikal bebas triklorometil dari CCl
4
sehingga ketoksikan yang dihasilkan berkurang dan dapat menghambat terjadinya steatosis dengan
memindahkan senyawa oksigen reaktif yang ada dalam tubuh menjadi produk non toksik.
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan analisis statistik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemberian FHEMM pada dosis 34,28; 68,57; dan 137,14 mgkgBB terbukti
berpengaruh dalam menurunkan aktivitas serum LDH tikus betina galur Wistar yang terinduksi CCl
4
dengan dosis 2 mlkgBB 2.
Tidak terdapat kekerabatan dosis FHEMM dengan aktivitas serum LDH yang muncul, yang terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan FHEMM
yang diberikan, kadar LDH relatif sama.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai : 1.
Pengaruh FHEMM untuk induksi hepatotoksin yang lain seperti parasetamol
2. Uji kandungan antioksidan spesifik dalam FHEMM yang berperan sebagai
hepatoprotektor 3.
Parameter lain yang dapat digunakan sebagai penanda kerusakan hati seperti gamma-glutamil transferase GGT