8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama
dengan atau lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu limat menit dalam keadaan cukup istirahat tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama persisten dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal, jantung dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai Departemen Kesehatan RI, 2014. Klasifikasi tingkat tekanan darah mmHg menurut ESH and ESC
Guidelines 2013, sebagai berikut
Tabel II. Klasifikasi Tingkat Tekanan Darah mmHg Kategori
Sistolik mmHg
Diastolik mmHg
Optimal 120
dan 80
Normal 120-129
danatau 80-84 Normal Kategori Tinggi
130-139 danatau 85-89
Hipertensi Kelas 1 140-159
danatau 90-99 Hipertensi Kelas 2
160-179 danatau 100-109
Hipertensi Kelas 3 ≥180
danatau ≥110
Hipertensi Isolasi Sistolik 140
dan 90
Mancia et al., 2013 Penderita hipertensi biasanya tidak sadar bahwa memiliki penyakit
tekanan darah tinggi karena hipertensi tidak menunjukkan gejala. Tidak terkontrolnya tekanan darah dapat menyebabkan berbagai komplikasi diantaranya
adalah penyakit atherosklerosis, jantung koroner, sindrom koroner akut, gagal jantung, penyakit ginjal kronis, dan retinopati Saseen, 2008.
B. Kesadaran terhadap Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu penyakit degeneratif yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Kesadaran masyarakat akan hipertensi masih
dinilai rendah untuk melakukan kontrol tekanan darah. Tercatat hingga saat ini angka kesadaran masyarakat di Indonesia terhadap hipertensi hanya mencapai 50
Bustan, 2007. Meningkatnya jumlah penderita hipertensi dikarenakan kurangnya
kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap risiko penyakit hipertensi. Tekanan darah tinggi tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat
membunuh manusia melalui komplikasi penyakit seperti penyakit jantung, ginjal, dan stroke Departemen Kesehatan RI, 2012.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Ursua et al. 2013, pada kelompok umur ≥66 tahun 4,8 kali dan kelompok umur 55-65 tahun 2,8 kali lebih
sadar terhadap penyakit hipertensi yang diderita dibandingkan dengan kelompok umur 18-45 tahun. Pada studi Malekzadeh et al. 2013, proporsi tertinggi pada
tingkat kesadaran hipertensi pada perempuan, lansia, dan orang yang memiliki permasalahan penyakit lain seperti obesitas.
C. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi
Penatalaksaan terapi hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup Gaya hidup untuk
menurunkan tekanan darah yang direkomendasikan ESH and ESC Guidelines 2013 adalah membatasi asupan natrium, menghindari konsumsi alkohol, konsumsi
sayuran, buah-buahan dan makanan rendah lemak, menurunkan dan menjaga berat
badan, dan melakukan aktivitas secara teratur Mancia et al., 2013. The Dietary Approaches to Stop Hypertension
DASH merupakan diet yang kaya buah-buahan, sayuran, dan produk rendah lemak yang dianjutkan oleh JNC7 sebagai diet yang
wajar dan terbukti menurunkan tekanan darah. Asupan natrium harus dikurangi, idealnya 1,5 g hari sehingga pasien harus menyadari berbagai sumber natrium.
Penurunan berat badan sebesar 5 hingga 10 dari berat badan pasien yang overweight
secara signifikan menurunkan risiko kardiovaskular. Aktivitas fisik yang dilakukan teratur setidaknya 30 menit setiap hari dalam seminggu
direkomendasikan untuk semua orang dewasa dapat menurunkan tekanan darah Saseen, 2008.
Terapi dengan menggunakan obat-obatan harus dilakukan pada pasien hipertensi dengan tekanan darah 14090 mmHg apabila terapi melalui modifikasi
gaya hidup sehari-hari tidak efektif. Pada pasien dengan hipertensi kelas 2 tekanan darah ≥16090 mmHg, terapi obat harus dimulai segera setelah diagnosis, pada
umumnya dengan dua obat kombinasi tanpa melihat efek perubahan gaya hidup Weber et al., 2013.
Tujuan terapi hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh hipertensi. Selain itu tujuan terapi adalah mencapai nilai
tekanan darah yang diinginkan. Kebanyakan pasien memiliki target tekanan darah dibawah 14090 mmHg secara umum untuk mencegah terjadinya penyakit
kardiovaskular. Diuretik terutama golongan thiazide, ACE inhibitor, angiotensin II channel blocker
ARB, atau calcium channel blocker CCB dianggap obat