Kesadaran terhadap Hipertensi Penatalaksanaan Terapi Hipertensi

mencapai 65. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah dipengaruhi peningkatan umur Nwanko, Yoon, Burt, dan Gu, 2013 Seiring dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi di populasi yang berumur lanjut cukup tinggi. Hal ini dikarenakan elastisitas atau kelenturan pembuluh arteri menurun seiring dengan bertambahnya umur Qiao et al., 2013. Pada suatu penelitian dengan 74 responden yang diuji, dari 45 responden umur ≥45 tahun terdapat 28 orang yang menderita hipertensi dan 17 orang yang tidak hipertensi sedangkan dari 29 responden kategori umur 45 sebanyak 9 orang menderita hipertensi dan 20 orang tidak hipertensi, diperoleh persentasi hipertensi pada responden dengan umur 45 tahun dengan risiko tinggi dibandingkan dengan responden yang 45 tahun. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa umur berkaitan dengan risiko kejadian hipertensi Eva dan Haskas, 2014.

2. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah segala sesuatu kegiatan yang membuat seseorang menggerakan tubuh dan membakar kalori. Kegiatan yang termasuk aktivitas fisik adalah naik tangga atau berolahraga. Latihan aerobik bermanfaat bagi kesehatan jantung seperti berjalan, jogging, berenang, atau bersepeda. Menurut American Heart Association , aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol adalah rata-rata 40 menit melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi sebanyak 3-4 kali per minggu AHA, 2014. Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Kurangnya melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi Tandra dan Utama, 2001. Tekanan darah meningkat secara tajam ketika sedang berolahraga, namun selama melakukan olahraga yang teratur dalam jangka panjang tekanan darah cenderung menurun setelah kenaikan di awal. Berolahraga secara teratur akan lebih sehat dan memiliki tekanan darah lebih rendah dari pada tidak melakukan olahraga. Olahraga yang teratur dalam jumlah sedang lebih baik dari pada olahraga berat tetapi hanya sekali Fagard, 2011. Pada studi terdahulu ditemukan bahwa pasien yang melakukan aktivitas fisik yang tinggi dapat menurunkan prevalensi hipertensi. Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan sistolik dan diastolik tekanan darah sekitar 10 mmHg pada 75 pasien hipertensi Malekzadeh et al., 2013. Pengaturan aktivitas fisik dapat digunakan sebagai pilihan terapi untuk terapi hipertensi dan pencegahan terhadap komplikasi hipertensi Palatini, Visentin, Dorigatti, Guarnieri, Santonastaso, Cozzio, et al., 2009. Pengaturan aktivitas fisik juga dapat meningkatkan modulasi otonom jantung dan menurunkan risiko penyakit jantung koroner Cozza et al., 2012.

F. Rule of Halves

Penelitian ini menggunakan ‘Rule of Halves’ sebagai dasar acuan. “Rule of Halves ” untuk tingkatan hipertensi adalah ‘setengah dari responden yang memiliki tekanan d arah ≥14090 mmHg tidak sadar “rule 1”, setengah dari responden yang sadar memiliki tekanan darah ≥14090 mmHg tidak melakukan terapi “rule 2”, dan setengah dari responden yang melakukan terapi tidak terkendali “rule 3” Park, 2013. Gambar 1. Rule of Halves “Rule of Halves” pada hipertensi ditunjukkan dengan setengah dari pasien hipertensi tidak diketahui layanan kesehatannya, setengah dari mereka diketahui hipertensitidak menerima terapi dan setengah dari mereka yang menerima terapi dan terkontrol Kutnikar, Basavegowda, Kokkada, dan Ashok, 2014.

G. Pengukuran Tekanan Darah

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan darah ada beberapa jenis, yaitu sphygmomanometer merkuri, sphygmomanometer aneroid, dan sphygmomanometer digital. Sphygmomanometer merkuri terdiri manometer merkuri, menset, dan bulb atau pompa dengan katup kontrol tekanan. Penggunaan sphygmomanometer merkuri membutuhkan stetoskop untuk mendengarkan suara Korotkoff. Sama seperti sphygmomanometer merkuri, hanya pada sphygmomanometer aneroid manometer merkuri digantikan menjadi alat pengukur aneroid. Sphygmomanometer digital menggunakan sensor tekanan dan layar elektronik yang menggantikan manometer merkuri MHRA, 2013.

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden yang berusia 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, D.I.Y. (faktor usia dan merokok).

0 0 2

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada tahun 2015 (kajian faktor umur dan jenis kelamin).

0 1 113

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan Body Mass Index (BMI)).

0 1 98

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan).

0 0 93

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor gaya hidup sehat.

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan penghasilan).

1 3 107

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY (kajian faktor umur dan pengaturan diet).

5 38 107