melilitkan manset mengelilingi lengan kiri atas dengan rata, lalu manset direkatkan dengan benar, sebanyak 2 kali secara berturut-turut dengan jeda
setiap pengukuran 5 menit. Dilakukan pengukuran ketiga apabila hasil pengukuran pertama dan kedua terdapat perbedaan 10 mmHg atau 10 mmHg,
kemudian di antara dua tekanan darah yang perbedaannya 10 mmHg dirata- rata. Pengukuran lainya yaitu mengukur tinggi badan dengan pengukur tinggi
badan dan berat badan dengan timbangan berat badan untuk mengukur BMI yang merupakan salah satu faktor risiko hipertensi.
7. Penjelasan hasil pemeriksaan dan wawancara responden
Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa
informasi yang terkait dengan responden. Informasi yang didapat dari responden akan dikelompokkan sebagai data analisis. Standar pengukuran
tekanan darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah ESH ESC 2013.
8. Pengelompokkan data
Data diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara terstruktur dengan pedoman pada CRF yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Data yang terkumpul dikelompokan dengan kategori masing-masing dan diolah secara manual dengan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi.
Langkah-langkah pengolahan data dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran dan kelengkapan data yang diperlukan. Entry data yaitu
memasukkan data berdasarkan CRF yang telah dikumpulkan kedalam program Excel. Coding yaitu data diklasifikasi menurut kategori masing-masing dan
diberikan kode pada data dengan mengubah kata-kata menjadi angka. Sebelum dilakukan coding dikelompokkan terlebih dahulu, responden tekanan darah
≥14090 mmHg dan tekanan darah 14090 mmHg. Faktor risiko hipertensi dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti responden yang tidak melakukan
pengaturan aktivitas fisik dan melakukan pengaturan aktivitas fisik. Setelah masing-masing variabel dikelompokkan diberi kode dengan angka 1 dan 2.
Cleaning yaitu proses pengecekan data yang sudah dimasukkan untuk
memastikan bahwa data telah bebas dari kesalahan, kemudian dianalisis dengan program komputer.
J. Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh dikelompokkan secara statistik dengan bantuan program komputer. Analisis dilakukan dengan uji normalitas dengan melihat nilai
p Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal suatu data. Uji Kolmogorov-Smirnov direkomendasikan untuk sampel yang besar lebih dari 50,
sedangkan Shapiro-Wilk untuk sampel yang lebih sedikit, yaitu kurang atau sama dengan dari 50 Dahlan, 2014. Data yang terdistribusi normal dihitung frekuensi
dan deskripsi data mean, median, SD setiap satu variabel untuk mengetahui jumlah dari prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian serta faktor risiko
hipertensi, yaitu umur dan aktivitas fisik. Proporsi Rule of Halves didapat dengan cara dihitung frekuensi prevalensi dari total responden, kesadaran dari total
hipertensi, terapi dari total yang sadar, dan pengendalian dari total yang melakukan terapi. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat nilai signifikansi dengan uji t tidak
berpasangan untuk menguji adanya perbedaan rata-rata pada dua kelompok data,
yaitu tekanan darah sistolik, diastolik, denyut nadi, dan BMI dengan faktor umur dan aktivitas fisik. Uji proporsi dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square.
Uji Chi Square untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel yaitu prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah dengan faktor umur dan aktivitas
fisik.
K. Pembuktian Hipotesis
Peneliti akan menganalisis hipotesis berdasarkan hipotesis yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan data yang diperoleh. Data skala yang terdistribusi
normal dilanjutkan dengan uji t untuk melihat nilai signifikanasi. Uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t tidak berpasangan, yaitu uji komparatif
untuk mengetahui adakah perbedaan rerata yang bermakna antara dua kelompok bebas berskala data interval atau rasio Riduwan, Rusyana, dan Enas, 2013. Uji
proporsi menggunakan uji Chi Square untuk melihat nilai signifikan dari faktor risiko terhadap responden, H
ditolak apabila p≤α 0,05, artinya ada pengaruh bermakna antara variabel bebas dan variabel tergantung. H
diterima apabil a pα
0,05, artinya tidak ada pengaruh bermakna antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Apabila analisis diperoleh nilai p0,05, analisis Chi Square dilanjutkan
dengan perhitungan Odds Ratio OR untuk memperoleh seberapa besar pengaruh faktor umur atau aktivitas fisik terhadap variabel tergantung. Odds Ratio OR
adalah ukuran asosiasi paparan faktor risiko dengan kejadian penyakit, dihitung dari angka kejadian penyakit pada kelompok berisiko terpapar faktor risiko
dibanding angka kejadian penyakit pada kelompok yang tidak berisiko atau tidak terpapar faktor risiko Riduwan, Rusyana, dan Enas, 2013.
Gambar 5. Bagan Hipotesis H
: P1 = P2 H
1, 2, 3, 4
: P1 ≠ P2 ; 0.05 P1 = proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah
responden hipertensi yang tidak mengatur aktivitas fisik dan kelompok umur 60-75 tahun.
P2 = proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi yang mengatur aktivitas fisik dan kelompok umur 40-59
tahun.
L. Kesulitan Penelitian
Kesulitan dalam penelitian ini adalah ketidakterbukaan responden saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tim peneliti sehingga akan
mempengaruhi hasil dari penelitian.
Faktor Risiko Umur atau
aktivitas fisik Prevalensi
H
1
Kesadaran H
2
Terapi H
3
Pengendalian H
4
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel VI. Profil Responden Penelitian di Kecamatan Kalasan
Variabel n Responden Persen
Umur Tahun
40-59 tahun 581
71,5 60-75 tahun
232 28,5
Jenis kelamin
Laki-laki 335
41,2 Perempuan
478 58,8
Mengatur aktivitas fisik
Ya 315
38,7 Tidak
498 61,3
Merokok
Ya 428
52,8 Tidak
385 47,2
Body Mass Index BMI
≥23 kgm
2
428 52,6
23 kgm
2
385 47,4
Konsumsi alkohol
Ya 2
0,2 Tidak
811 99,8
Mengatur pola makan
Ya 181
22,3 Tidak
632 77,7
Tingkat pendidikan
≤SMP 506
62,6 SMP
307 37,8
Pengaturan Pekerjaan
Kurang aktif 534
65,7 Aktif
279 34,3
Penghasilan
≤UMR 610
75,0 UMR
203 25,0
Total
813 100
Penelitian “Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Responden 40-75 Tahun di Kecamatan Kalasan, DI Yogyakarta
” merupakan penelitian yang menggunakan “Rule of Halves” sebagai dasar acuan. Responden yang digunakan
dalam penelitian ini telah memenuhi syarat baik inklusi maupun eksklusi. Profil
karakteristik masing-masing kelompok responden pada penelitian ini terdiri dari umur, aktivitas fisik, jenis kelamin, merokok, pola makan, pendidikan, pekerjaan,
dan penghasilan. Pada penelitian ini jumlah responden dibagi menjadi 2 kelompok umur,
yaitu kelompok umur 40-59 tahun dan 60-75 tahun. Dilihat dari hasil penelitian Tabel VI, responden dari kelompok 40-59 tahun lebih banyak dibanyak
dibandingkan dari kelompok 60-75 tahun. Hal ini dikarenakan pada saat pengambilan data lebih banyak ditemui masyarakat pada kelompok umur 40-59
tahun di tiap padukuhan. Jumlah responden antara yang mengatur pengaturan aktivitas fisik dan tidak terdapat perbedaan yang cukup jauh, yaitu 22,6.
Pada profil responden penelitian Tabel VI menunjukkan bahwa responden penelitian di Kecamatan Kalasan lebih banyak bekerja secara aktif . Hal
ini ditunjukkan sebagian besar pekerjaan masyarakat di Kecamatan Kalasan adalah buruh dan petani. Sebagian masyarakat di Kecamatan Kalasan memiliki latar
belakang pendidikan dan penghasilan yang rendah. Pengaturan pola makan di Kecamatan Kalasan cukup rendah, yaitu 22,3. Konsumsi alkohol di Kecamatan
Kalasan sangat rendah, yaitu 2 responden sehingga pada faktor alkohol tidak dianalisis lebih lanjut.
Nilai p pada Tabel VII menunjukkan distribusi data normal atau tidak normal. Pada penelitian ini, nilai p yang didapat adalah 0,01 sehingga dapat
disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal. Berdasarkan teorema limit pusat “central limit theorem” dengan ukuran sampel 30 atau lebih menyatakan bahwa
kurva1 distribusi sampling akan berpusat pada nilai parameter populasi dan akan memiliki sifat-sifat distribusi normal Gujarati, 2006.
Tabel VII. Karakteristik dan Distribusi Data Responden Penelitian di Kecamatan Kalasan
Karakteristik Mean±SD Median
p Umur Tahun
53,9±10,1 52
0,01
Tekanan Darah Sistolik TDS mmHg
139,9±23,5 135,2
0,01
Tekanan Darah Diastolik TDD mmHg
81,4±13,2 79,6
0,01
Denyut Nadi xmenit 80,1±12,7
79,3 0,01
Body Mass Index BMI kgm
2
23,6±4,0 23,5
0,01 Total responden penelitian di Kecamatan Kalasan adalah 813 responden.
Karakteristik dan distribusi data responden penelitian di Kecamatan Kalasan dapat dilihat pada Tabel VII. Karakteristik umur responden penelitian di Kecamatan
Kalasan apabila dibandingkan dengan klasifikasi umur menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014, rata-rata masyarakat termasuk pra usia
lanjut. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata TDS masyarakat di Kecamatan Kalasan mendekati tekanan darah yang relatif tinggi, yaitu ≥140 mmHg. Namun
hasil TDD dan denyut nadi masyarakat di Kecamatan Kalasan tergolong normal. Body Mass Index
BMI merupakan indikator yang dapat menggambarkan kuantitas lemak di dalam tubuk. Berdasarkan klasifikasi BMI kriteria Asia Pasifik
menurut WHO 2004, hasil BMI dapat disimpulkan masyarakat di Kecamatan Kalasan termasuk dalam kategori overweight.
Data pada Tabel VIII didapat dengan menggunakan uji t tidak berpasangan yang merupakan uji hipotesis komparatif numerik tidak berpasangan dua kelompok
distribusi normal. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan rerata pada TDS dan BMI terhadap faktor umur. Pada kelompok umur 60-75 tahun memiliki
rerata TDS yang lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 40-59 tahun.