terapi “rule 2”, dan setengah dari responden yang melakukan terapi tidak terkendali “rule 3” Park, 2013.
Gambar 1. Rule of Halves “Rule of Halves” pada hipertensi ditunjukkan dengan setengah dari pasien
hipertensi tidak diketahui layanan kesehatannya, setengah dari mereka diketahui hipertensitidak menerima terapi dan setengah dari mereka yang menerima terapi
dan terkontrol Kutnikar, Basavegowda, Kokkada, dan Ashok, 2014.
G. Pengukuran Tekanan Darah
Instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan darah ada beberapa jenis, yaitu sphygmomanometer merkuri, sphygmomanometer aneroid, dan
sphygmomanometer digital. Sphygmomanometer merkuri terdiri manometer
merkuri, menset, dan bulb atau pompa dengan katup kontrol tekanan. Penggunaan sphygmomanometer
merkuri membutuhkan stetoskop untuk mendengarkan suara Korotkoff.
Sama seperti
sphygmomanometer merkuri,
hanya pada
sphygmomanometer aneroid manometer merkuri digantikan menjadi alat pengukur
aneroid. Sphygmomanometer digital menggunakan sensor tekanan dan layar elektronik yang menggantikan manometer merkuri MHRA, 2013.
Pada studi yang dilakukan oleh Kaur, Arora, dan Jain 2012, pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer aneroid HEINE GAMMA
®
G5 dan sphygmomanometer digital OMRON
®
HEM-7203 tidak menunjukkan perbedaan secara statistik pada tekanan darah sistolik maupun diastolik.
Sphygmomanonmeter digital OMRON
®
HEM-7203 meminimalkan subjektivitas pengukuran tekanan darah pada penelitian.
H. Landasan Teori
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik sama dengan atau lebih dari 90 mmHg Departemen Kesehatan RI, 2014. Beberapa faktor yang menyebabkan hipertensi diantaranya
adalah umur, ras, jenis kelamin, konsumsi garam, berat badan, pengaturan aktivitas fisik, stress, dan lingkungan Beevers, Lip, dan O’Brien, 2015. Hipertensi
merupakan penyakit kardiovaskular dengan tingkat prevalensi yang tinggi. Salah satu penyebab meningkatnya jumlah penderita hipertensi yaitu kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap risiko penyakit hipertensi. Kesadaran akan hipertensi yang rendah di masyarakat dan sedikitnya yang melakukan terapi
hipertensi secara rutin menyebabkan tekanan darah tidak terkendali sehingga secara tidak langsung komplikasi seperti penyakit jantung, ginjal, atau stroke menyerang
Saseen, 2008. Kesadaran penderita hipertensi dapat mempengaruhi kepekaan penderita
terhadap terapi yang didapatkan. Penderita hipertensi yang menyadari bahwa dirinya mengalami hipertensi diharapkan agar melakukan perubahan gaya hidup