Formula 1 = faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah Formula a = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah
Formula b = faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah Formula ab = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah
Rumus yang berlaku: Y = b
+ b
1
X
A
+ b
2
X
B
+ b
12
X
A
X
B
Dengan: Y = respon hasil atau sifat yang diamati
X
A
X
B
= level faktor A dan faktor B b
, b
1
, b
2
, b
12
= koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata
respon pada level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah Bolton, 1997. Keuntungan desain faktorial adalah bahwa metode ini memungkinkan
untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor dan efek interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis, dapat mengurangi jumlah penelitian jika dibandingkan
dengan meneliti dua efek faktor secara terpisah Muth, 1999.
L. Landasan Teori
Kulit adalah organ yang berfungsi menutupi seluruh permukaan tubuh.
Dalam menjaga kulit agar tetap berada dalam kondisi yang baik diperlukan sediaan kosmetika seperti cleansing, freasing, atau toning, dan moisturizing
Young, 1972. Untuk mencegah penuaan yang sering terjadi pada kulit dapat
digunakan zat antioksidan. Salah satu zat antioksidan yang alami yaitu likopen yang terdapat dalam tomat. Beberapa studi in vitro menemukan bahwa likopen
memiliki aktivitas antioksidan yang poten Fuhramn dkk., 1997. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai Dirjen POM, 1995. Sifat fisis yang diperiksa dalam sediaan krim misalnya viskositas
dan ukuran droplet. Viskositas adalah suatu pernyataan pertahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya
Martin dkk., 1993. Ukuran droplet rata-rata atau distribusi ukuran globul merupakan tolok ukur penting untuk mengevaluasi sediaan emulsi. Diameter
globul berkisar antara 0,5- 50 μm. Terdapat hubungan antara ukuran partikel
dengan viskositas yang akan meningkatkan stabilitas. Semakin tinggi viskositas maka semakin kecil ukuran partikel Harmita, 2006.
Dalam formulasi sediaan farmasi harus memenuhi kriteria umum yaitu stabil, baik secara kimia maupun fisika, serta efektif dan aman dipakai Tjiang,
1978. Agar sediaan krim memiliki sifat fisis dan satbilitas yang baik maka perlu memperhatikan komposisi dari masing-masing bahn yang digunakan, termasuk
surfaktan dan basis. Penggunaan surfaktan dalam sediaan krim bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi dengan cara menurunkan tegangan antarmuka,
antara fasa minyak dan fasa air Genaro, 1990. Penggunaan PEG sebagai basis sekaligus pelarut bahan yang tidak larut air juga dapat meningkatkan penyebaran
obat di dalam tubuh manusia Mitchell, 1972.
Untuk mengetahui faktor yang dominan berpengaruh secara signifikan terhadap respon, juga untuk mengetahui interaksi antara faktor-faktor tersebut
dapat digunakan desain faktorial Bolton, 1997; Voigt, 1994. Hen’s Egg Test-Chorioallantoic Menbrane HET-CAM bertujuan untuk
mendapatkan informasi efek yang terjadi pada konjungtiva oleh karena pemaparan zat uji. Embrio ayam telah lama digunakan sebagai model toksisitas
embrio bagi para virologist. Periode inkubasi untuk telur fertile yang akan digunakan untuk HET-CAM adalah 8-12 hari D’Arcy dan Howard, 1966.
Metode ini dapat digunakan untuk mengamati adanya hemorage, lisis, dan koagulasi yang diakibatkan adanya pengaruh dari bahan yang disuntikkan
Klarwasser dkk., 2001.
M. Hipotesis