Uji Kualitatif Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Tomat Pembuatan Krim Ekstrak Etil Asetat Tomat

Rata-rata rendemen yang diperoleh dari ekstraksi kental tomat adalah 0,55. Metode ekstraksi yang dilakukan kurang sempurna dikarenakan langsung digunakan etil asetat sebagai pelarut utama. Etil asetat tidak dapat masuk ke dalam sel buah tomat yang komponen utamanya adalah air dikarenakan perbedaan polaritas. Ekstrak yang diperoleh tersebut karena adanya sebagian sel yang telah hancur akibat diblender sehingga etil asetat dapat melarutkan senyawa aktif yang diinginkan. Agar ekstraksi mendapat hasil maksimal sebaiknya digunakan ekstraksi bertahap ataupun cara lain yang dapat menghancurkan sel lebih sempurna.

B. Uji Kualitatif Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Tomat

Uji kualitatif antioksidan krim ekstrak etil asetat tomat dilakukan dengan uji DPPH. Metode DPPH menggunakan 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil sebagai sumber radikal bebas. Prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari zat antioksidan. Gambar 10. Reaksi pada uji DPPH Widyastuti, 2010 Karena adanya elektron yang tidak berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning Dehpour dkk., 2009. Perubahan absorbansi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas untuk menguji kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas. Hasil pengamatan menunjukkan warna ungu memudar yang berarti ekstrak kental tomat tersebut memiliki aktivitas antioksidan secara kualitatif. Gambar 11. Hasil uji kualitatif antioksidan Pada gambar 11, gambar sebelah kiri adalah ekstrak etil asetat tomat dalam kertas Whatmann yang telah disemprot dengan DPPH dan menyebabkan warna ungu pada kertas Whatmann. Sedangkan gambar sebelah kanan menunjukkan aktivitas antioksidan dari ekstrak etil asetat tomat, hal ini dapat dilihat dari memudarnya warna ungu pada kertas Whatmann. Metode DPPH merupakan metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk pengujian aktivitas antioksidan dari senyawa atau ekstrak tanaman Koleva dkk., 2002; Prakash dkk., 2010.

C. Pembuatan Krim Ekstrak Etil Asetat Tomat

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai Dirjen POM, 1995. Tipe krim ada 2, yaitu krim tipe air dalam minyak AM dan krim minyak dalam air MA. Dalam penelitian ini dibuat sedian krim dengan tipe MA karena krim ini lebih nyaman dalam penggunaanya, krim dapat dicuci dengan air dan tidak meninggalkan kesan lengket atau berminyak seperti pada krim AM. Pada dasarnya setiap sediaan farmasi terdiri dari zat aktif dan eksipien. Zat aktif yang digunakan dalam formulasi krim pada penelitian ini adalah ekstrak etil asetat tomat. Kandungan senyawa dalam buah tomat antara lain solanin 0,007, saponin, asam folat, asa m malat, asam sitrat, bioflavonoid termasuk likopen, α dan ß-karoten, protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin Canene-Adam, dkk., 2004. Likopen merupakan salah satu kandungan kimia paling banyak dalam tomat, dalam 100 gram tomat rata-rata mengandung likopen sebanyak 3-5 mg Giovannucci, 1999. Lycopene atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Karotenoid ini telah dipelajari secara ekstensif dan ternyata merupakan sebuah antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan anti-kanker Mascio, Kaiser, dan Sies, 1989. Selain zat aktif, eksipien juga memegang posisi penting dalam suatu formula. Eksipien yang digunakan dalam sediaan semisolid topikal harus memiliki kemampuan untuk: 1 meningkatkan kelarutan zat aktif; 2 mengatur pelepasan dan permeasi obat; 3 meningkatkan aspek estetika sediaan; 4 meningkatkan stabilitas obat dan formulasi; serta 5 mencegah kontaminasi dan pertumbuhan mikroba Heather dkk., 2012. Eksipien yang digunakan dalam formula krim ekstrak etil asetat tomat antara lain asam starat, trietanolamin, PEG 6000, Texapon ® N70, metil paraben, propilen glikol, danaquadest. Krim merupakan campuran yang terdiri dari air dan minyak, oleh karena itu butuh suatu surfaktan untuk menyatukannya fase yang tidak campur air dan minyak dengan cara menurunkan tegangan antarmuka. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air hidrofilik dan bagian non polar yang suka akan minyaklemak lipofilik. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat- air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak Jatmika, 1998. Surfaktan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Texapon ® N70 atau Sodium Lauryl Ether Sulphate SLES yang merupakan suatu surfaktan dengan sifat seperti detergen. Karakteristik Texapon ® N70 antara lain: agen emulsifikasi, dispersi, pembasah, dan pembusa yang baik; merupakan solvensi dan bahan pengental yang baik; kompatibilitas baik; serta tingkat iritasi pada mata dan kulit yang rendah Anonim, 2000. Selain surfaktan, bahan lain yang berpengaruh dalam formulasi sediaan krim adalah basis. Basis digunakan untuk membawa zat aktif agar masuk ke dalam tubuh. Penggunaan PEG sebagai basis sekaligus pelarut bahan yang tidak larut air juga dapat meningkatkan penyebaran obat di dalam tubuh manusia Mitchell, 1972. PEG yang digunakan dalam penelitian ini adalah PEG 6000. Asam stearat merupakan campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak. Asam starat praktis tidak larut dalam air. Asam stearat digunakan mengentalkan lotion Boylan dkk., 1986. Titik leleh asam stearat 69-70°C dan konsentrasi yang umumnya digunakan dalam sediaan krim sebesar 1-20 Rowe, 2009. Formula tradisional untuk vanishing cream didasarkan pada jumlah asam stearat yang besar sebagai fase minyak yang dapat melunak pada suhu tubuh dan mengkristal pada bentuk yang sesuai sehingga tidak terlihat dalam penggunaan dan membentuk film yang tidak berminyak. Emulgator yang berperan dalam proses tersebut adalah sabun yang terbentuk dengan adanya penambahan basa yang cukup untuk bereaksi dengan asam stearat Wilkinson dan Moore, 1982. Trietanolamin digunakan sebagai bahan pengemulsi anionik untuk membentuk emulsi minyak-air yang homogen dan stabil Rowe, 2009. Trietanolamin bila direaksikan dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam olet akan membentuk sabun yang dapat digunakan sebagai emulgator untuk menghasilkan emulsi yang stabil, berbutir halus pada emulsi MA Reynold, 1982. Propilen glikol digunakan sebagai humektan. Humektan merupakan suatu bahan higroskopis yang memiliki sifat mengikat air dari udara yang lembab serta dapat mempertahankan air yang ada di dalam sediaan Soeratri, 2004. Propilenglikol juga digunakan sebagai antimikrobial preservatif, disinfektan, plasticizer, pelarut, agen stabilitas, dan cosolvent. Preservative yang digunakan pada pembuatan emulgel ini adalah metil paraben. Konsentrasi untuk penggunaan topikal bagi metil paraben untuk penggunaan topikal adalah 0,02-0,3 Rowe dkk., 2009. Metil paraben secara luas digunakan sebagai antimikroba pada kosmetik, produk makanan, dan sediaan farmasi. Paraben efektif pada range pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba spektrum luas, meskipun paraben paling efektif menghambat yeast dan fungi. Dalam formula krim ekstrak etil asetat tomat ini digunakan pelarut yaitu aquadest. Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan, pertukaran ion, osmosis terbalik, atau dengan cara yang sesuai. Lachman, 1994. Untuk mendapatkan sediaan krim dengan sifat fisis yang baik maka perlu dilakukan suatu orientasi formula. Orientasi formula digunakan untuk mengetahui jumlah bahan yang akan diguanak dalam suatu formulasi. Dalam penelitian ini dilakukan orientasi jumlah Texapon ® N70 dan PEG 6000 yang akan digunakan dalam pembuatan krim ekstrak etil asetat tomat. Pengaruh penggunaan Texapon ® N70 terhadap viskositas dan ukuran droplet dilakukan dengan melihat efek yang muncul pada penambahan 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram, 2 gram, dan 2,5 gram Texapon ® N70. Pengaruh penggunaan PEG 6000 terhadap viskositas dan ukuran droplet dilakukan dengan melihat efek yang muncul pada penambahan 2, 4, 6, 8, 10 gram PEG 6000. Kemudian dilihat pada penambahan bahan yang memberikan perubahan yang linear terhadap respon dan ditentukan daerah irisan dari kedua grafik. Dari daerah irisan tersebut maka dapat ditentukan level rendah dan level tinggi dari surfaktan dan basis yang digunakan. Dari tabel VII dapat dilihat hasil pengukuran viskositas dan ukuran droplet dari variasi komposisi Texapon ® N70 dan PEG 6000 yang akan digunakan sebagai faktor dalam pembuatan krim ekstrak etil asetat tomat. Tabel VII. Hasil orientasi Texapon ® N70 dan PEG 6000 Orientasi Berat g Viskositas d.Pa.s Ukuran Droplet μm Texapon ® N70 0,5 30,0 ± 5,0 54,66 ± 6,68 1,0 70,0 ± 5,0 44,53 ± 2,43 1,5 100,0 ± 5,0 36,57 ± 1,25 2,0 120,0 ± 5,0 30,67 ± 2,62 2,5 155,0 ± 10,0 25,14 ± 0,85 PEG 6000 2,0 85,0 ± 5,0 32,81 ± 1,24 4,0 93,3 ± 7,6 32,05 ± 1,30 6,0 105,0 ± 5,0 30,78 ± 1,01 8,0 115,0 ± 5,0 29,37 ± 1,67 10,0 110,0 ± 5,0 29,41 ± 2,49 Gambar 12. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi Texapon ® N70 terhadap viskositas krim Gambar 13. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi Texapon ® N70 terhadap ukuran droplet krim Berdasarkan gambar 12 dan 13 dapat diketahui bahwa pada penambahan Texapon ® N70 1 gram, 1,5 gram, 2 gram, dan 2,5 gram memberikan perubahan yang linear terhadap respon viskositas krim. Sedangkan pada penambahan Texapon ® N70 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram, 2 gram, dan 2,5 gram memberikan perubahan yang linear terhadap respon ukuran droplet krim. Oleh karena itu, didapat daerah irisan dari kedua grafik tersebut, sehingga dipilih Texapon ® N70 level rendah 1 gram dan level tinggi 2,5 gram. 50 100 150 200 1 2 3 V is k o s it a s d .P a .s Jumlah Texapon ® N70 g Pengaruh Texapon ® N70 terhadap Viskositas Krim 20 30 40 50 60 70 1 2 3 U k u ra n d ro p le t μ m Jumlah Texapon ® N70 g Pengaruh Texapon ® N70 terhadap Ukuran Droplet Krim Gambar 14. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi PEG 6000 terhadap viskositas krim Gambar 15. Grafik orientasi pengaruh konsentrasi PEG 6000 terhadap ukuran droplet krim Berdasarkan gambar 14 dan 15 dapat diketahui bahwa pada penambahan PEG 6000 2 gram, 4 gram, dan 6 gram memberikan perubahan yang linear terhadap respon viskositas dan ukuran droplet krim. Oleh karena itu, didapat daerah irisan dari kedua grafik tersebut, sehingga dipilih PEG 6000 level rendah 2 gram dan level tinggi 6 gram. 20 40 60 80 100 120 140 2 4 6 8 10 12 V is k o s it a s d .P a .S Jumlah PEG 6000 g Pengaruh PEG 6000 terhadap Viskositas Krim 25 27 29 31 33 35 2 4 6 8 10 12 U k u ra n d ro p le t μ m Jumlah PEG 6000 g Pengaruh PEG 6000 terhadap Ukuran Droplet Krim Dari hasil orientasi maka didapatkan hasil bahwa Texapon ® N70 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis dapat digunakan dalam sediaan krim ekstrak etil asetat tomat dengan penggunaan pada level rendah dan level tinggi seperti tertera pada tabel VIII. Tabel VIII. Level rendah dan level tinggi Texapon ® N70 dan PEG 6000 Faktor Texapon ® N70 PEG 6000 Level rendah 1 2 level tinggi 2,5 6

D. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Krim Ekstrak Etil Asetat Tomat

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMBINASI PEG 400 DAN PEG 4000 SEBAGAI BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK DAN PENGARUH KOMBINASI PEG 400 DAN PEG 4000 SEBAGAI BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK DAN KECEPATAN PELEPASAN BENZOKAIN.

1 3 17

Pengaruh SPAN 80 dan TWEEN 80 sebagai surfaktan terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis emulsi ekstrak etanol biji kluwak dengan aplikasi desain faktorial.

2 56 145

Pengaruh texapon® n70 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan desain faktorial.

2 37 139

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan peg 4000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan metode desain faktorial.

0 3 120

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan desain faktorial.

0 4 112

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan peg 4000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan metode desain faktorial

1 3 118

Pengaruh tween 80 sebagai surfaktan dan PEG 6000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat tomat dengan desain faktorial

8 63 110

Pengaruh Komposisi PEG 400 dan PEG 6000 Sebagai Basis Suppositoria Terhadap Laju Disolusi Parasetamol - Ubaya Repository

1 5 1

SEBAGAI HUMECTANT TERHADAP SIFAT FISIS BASIS SEDIAAN GEL TOOTHPASTE : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI

0 0 125

Pengaruh Texapon® N70 sebagai Surfaktan dan PEG 4000 sebagai basis terhadap sifat fisis dan stabilitas krim ekstrak etil asetat buah tomat dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 115