Tabel V. Rancangan formula desain faktorial Formula
1 g
a g
b g
ab g
Ekstrak Etil Asetat Tomat 6
6 6
6 Asam Stearat
20 20
20 20
Trietanolamin 1,35
1,35 1,35
1,35 PEG 6000
2 2
6 6
Texapon
®
N70 1
2,5 1
2,5 Metil Paraben
0,2 0,2
0,2 0,2
Propilen Glikol 5
5 5
5 Aquadest
60 60
60 60
Total 95,55
97,05 99,55
101,05
4. Pembuatan Krim Ekstrak Etil Asetat Tomat
Asam stearat dilelehkan diatas waterbath pada suhu 70°C. PEG 6000 juga dilelehkan diatas waterbath pada suhu 70°C. Setelah PEG 6000 meleleh
lalu dimasukkan Texapon
®
N70, trietanolamin, propilen glikol, dan metil paraben. Kemudian fase minyak asam stearat dan fase air campuran PEG
6000, Texapon
®
N70, trietanolamin, propilen glikol, dan metil paraben dituang ke dalam mortar hangat lalu diaduk dengan menggunakan mixer
dengan kecepatan konstan, lalu ditambahkan ekstrak etil asetat tomat dan aquadest, lalu aduk hingga homogen dan terbentuk masa krim Young, 1972.
Setelah terbentuk basis krim yang homogen kemudian ditunggu hingga dingin. Setelah itu, krim dimasukkan ke dalam tube atau wadah.
5. Orientasi Formula Krim Ekstrak Etil Asetat Tomat
Beberapa macam krim dibuat dengan membuat variasi pada jumlah Texapon
®
N70 berturut-turut 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram, 2 gram, dan 2,5 gram. Masing-masing krim kemudian dilihat respon viskositas dan ukuran
droplet setelah 48 jam. Irisan dari jumlah terkecil dan terbesar Texapon
®
N70 dari kedua respon yang masih memberikan perubahan yang linear akan
menjadi level rendah dan level tinggi pada penelitian ini. Beberapa macam krim dibuat dengan membuat variasi pada jumlah
PEG 6000 berturut-turut 2 gram, 4 gram, 6 gram, 8 gram, dan 10 gram. Masing-masing krim kemudian dilihat respon viskositas dan ukuran droplet
setalah 48 jam. Irisan dari jumlah terkecil dan terbesar PEG 6000 dari kedua respon yang masih memberikan perubahan yang linear akan menjadi level
rendah dan level tinggi pada penelitian ini.
6. Evaluasi Formula Krim Etil Asetat Tomat
a. Pengujian organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bau, warna, dan homogenitas sediaan krim pada 48 jam setelah pembuatan.
b. Pengujian tipe emulsi dengan metode pewarnaan
Sejumlah krim dioleskan pada gelas objek lalu ditambahkan satu tetes methylene blue. Selanjutnya dilakukan pengamatan secara
mikroskopik untuk menentukan apakah emulsi dari sediaan krim tersebut
bertipe MA atau AM. Jika menunjukkan warna seragam berarti tipe emulsi MA, karena air adalah fase luar.
c. Pengujian pH
Sejumlah krim dioleskan pada kertas pH universal dan kemudian ditentukan pH dari sediaan krim tersebut.
d. Pengujian daya sebar
Uji daya sebar dilakukan setelah 48 jam pembuatan sediaan krim. Uji dilakukan dengan cara menimbang krim seberat 1 gram, diletakkan di
tengah horizontal plate. Diatas krim diletakkan horizontal plate dan pemberat sehingga total berat horizontal plate dan pemberat menjadi
125,0 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian diukur dan dicatat diameter penyebaran krim.
e. Pengujian viskositas
Uji viskositas dilakukan 5 kali yaitu setelah 48 jam pembuatan krim, pada penyimpanan krim 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, dan 1
bulan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan alat Viscotester seri VT 04 RION-JAPAN dengan cara memasukkan krim ke
dalam wadah dan pasang pada portabel viscotester. Viskositas krim diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas.
f. Pengujian mikromeritik ukuran droplet
Uji mikromeritik dilakukan 5 kali yaitu setelah 48 jam pembuatan krim, pada penyimpanan krim 1 minggu, 2 minngu, 3 minggu, dan 1
bulan. Sebelum dilakukan pengukuran, perlu dilakukan kalibrasi pada
lensa mikroskop. Cara pengujian mikromeritik yaitu sejumlah krim dioleskan pada gelas objek kemudian diletakkan di meja benda pada
mikroskop. Diamati ukuran droplet yang terdispersi pada krim. Untuk menentukan objek digunakan pembesar lemah kemudian diganti pembesar
kuat. Diameter droplet diukur sebanyak 500 droplet Martin dkk., 1993. Pengukuran ini dilakukan dengan metode mean.
g. Uji Iritasi Primer dengan Metode HET CAM
Telur ayam kampung yang digunakan adalah telur yang telah tumbuh menjadi embrio setelah dierami selama 8-12 hari. Kemudian
buka cangkang telur pada bagian yang memiliki rongga udara. Kontrol positif NaOH 0,1 N dan kontrol negatif NaCl 0,9 diambil
menggunakan spuit sebanyak 0,3 mL kemudian disuntikkan pada daerah pada membran yang dekat dengan pembuluh darah, kemudian amati
perubahan yang terjdi pada pembuluh darah. Sedangkan untuk formula krim yang akan diuji diambil sebanyak 0,3 gram kemudian diletakkan
pada pada daerah pada membrane yang dekat dengan pembuluh darah, kemudian amati perubahan pada pembuluh darah.
Pengamatan reaksi CAM chorioallantoic membrane dilakukan selama 300 detik. Waktu timbulnya gejala diamati dan dicatat. Gejala-
gejala yang diamati adalah hemoragi pendarahan, vascular lysis disintegrasi pembuluh darah, dan koagulasi denaturasi protein ekstra
vaskular dan intra vaskular. Kemudian hasil yang diperoleh dimasukkan dalam rumus Irritataion Score IS.
I S =
301
−
300 5 +
301
−
300 7
+ 301
−
300 9
Hemorage time yaitu dimulai dalam detik reaksi hemoragi atau terjadi pendarahan pada CAM. Lysis time yaitu dimulai dalam detik lisis
pembuluh darah hingga pembuluh darah hilang pada CAM. Coagulation time yaitu dimulai dalam detik pembentukan koagulan pada CAM
Rudianto, 2010.
7. Validasi Formula Krim Ekstrak Etil Asetat Tomat