Berdasarkan tabel 4.24 hasil validasi kuesioner produk papan perkalian diperoleh rerta 3,95. Jika dibandingkan dengan tabel 3.7 halaman 50, hasil
tersebut menunjukkan bahwa kuesioner penilaian produk sudah sangat layak digunakan sehingga instrumen tersebut dapat dikatakan sangat valid. Dengan
demikian kuesioner dapat digunakan tanpa perbaikan.
3. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan sebagai pertimbangan peneliti untuk memperbaiki produk alat peraga. Hasil validasi produk yang telah diberikan oleh
ahli menjadi bahan pertimbangan peneliti dalam revisi produk. Melalui uji validitas tersebut, beberapa ahli memberikan komentar dan masukan mengenai
alat peraga. Komentar tersebut selanjutnya dipertimbangkan sebagai bahan revisi produk dengan melihat kesesuaian pada 5 karakteristik alat peraga
berbasis Montessori. Berikut merupakan revisi produk yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel 4.25 Revisi Produk No. Nama Alat
Gambar Keterangan
Sebelum Revisi
Setelah Revisi
1. Kartu
Angka Pada kartu angka diberikan
penambahan tanda panah pada sisi tengah atas.
4. Pengembangan Desain
a. Konsep Pembuatan Alat Peraga
Pembuatan alat peraga papan perkalian merupakan pengembangan konsep dari alat peraga berbasis Montessori yaitu alat peraga yang biasa
dikenal dengan nama Multiplication Board. Multiplication Board merupakan alat peraga yang digunakan untuk mata pelajaran Matematika khususnya pada
materi perkalian. Alat peraga ini terdiri dari papan perkalian dan kotak pelengkap yang berisi manik-manik yang memiliki warna dengan kegunaan
yang berbeda-beda, kartu soal, kartu bilangan, pion, dan mangkuk. Pengembangan alat peraga yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada papan
perkalian dikembangkan untuk perkalian hingga angka 20 yang aslinya hanya hingga angka 10. Hal ini dilakukan agar fungsi alat peraga dapat digunakan
lebih luas pada perkalian dengan hasil 2 angka. Manik-manik yang digunakan pada alat peraga yaitu manik-manik berwarna merah, biru, dan hijau. Warna
merah merupakan manik-manik yang mewakili nilai ratusan, warna biru mewakili nilai puluhan, dan warna hijau mewakili nilai satuan Prastiwi,
2016:126. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.4 Mulitiplication Board
Peneliti mengembangkan alat peraga Multiplication Board guna membantu siswa dalam menentukan hasil dari operasi hitung perkalian yang
terdiri dari 2 angka. Selain itu, papan perkalian juga berfungsi untuk menanamkan konsep dasar perkalian pada siswa. Alat peraga papan perkalian
dirancang dengan bentu persegi yang sudah dikenal oleh siswa sebgai bentuk dari salah satu bangun datar. Pada papan perkalian terdapat tulisan
Multiplication Board yang menunjukkan nama dari alat peraga tersebut, tanda × silangkali yang menunjukkan operasi hitung yang digunakan pada alat
tersebut, angka 1-20 yang menunjukkan faktor dari soal perkalian, slot kartu angka untuk meletakkan kartu bilangan, dan lubang-lubang yang berbentu
cekungan sebanyak 400 untuk meletakkan manik-manik. Sehingga dengan menggunakan alat peraga papan perkalian Multiplication Board berbasis
Montessori siswa dapat menentukan hasil perkalian dan mengenal konsep perkalian.
b. Desain Alat Peraga
Pengembangan desain pada penelitian ini mengembangkan alat peraga berupa papan perkalian berbasis Montessori beserta album penggunaan alat
peraga. Berikut paparan mengenai pengembangan desain alat peraga.
1 Papan Perkalian Montessori
Papan perkalian berbasis Montesori berbentuk persegi panjang dengan ukuran 32 x 35 cm.
Pada papan perkalian tersebut terdapat angka 1- 20 angka, di atas angka tersebut akan digunakan untuk meletakkan pion
yang digunakan sebagai penanda faktor bilangan pada soal perkalian yang dikerjakan. Pion tersebut memiliki tinggi 3,5 cm dan diameter alas 1,5 cm.
Pada bagian atas papan sisi tengah terdapat lubang berbentuk slot yang digunakan untuk meletakkan kartu bilangan yang akan dikalikan. Lubang
ini memiliki diameter 2,5 cm, sedangkan kartu bilangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 5,5 x 2,5 cm. Pada pojok kiri atas papan terdapat
tanda silang × yang menunjukkan operasi hitung yang digunakan, yaitu
perkalian. Operasi hitung ini memiliki ukuran 0,7 x 0,7 cm. Peneliti mengembangkan alat peraga papan perkalian menjadi 20
angka, dari aslinya yang hanya terdapat 10 angka. Dengan dikembangkannya alat peraga ini diharapkan dapat lebih membantu siswa
dalam menyelesaikan persoalan perkalian secara lebih luas. Pengembangan alat peraga papan perkalian berbasis Montessori ini disesuaikan dengan KD
“Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka”. Pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompetensi dasar tersebut diharapkan siswa dapat menyelesaikan operasi hitung perkalian dengan hasil dua angka.
Selain itu peneliti juga memberikan nama pada papan perkalian ini di sebelah kanan atas, nama tersebut yaitu Multiplication Board. Alat peraga
papan perkalian ini berwarna coklat yang didasarkan secara natural dari warna asli kayu.
2 Kotak Perlengkapan
Kotak pelengkap ini memiliki ukuran 32,5x18x6 cm. Kotak perlengkapan ini juga berwarna coklat yang didasarkan secara natural dari
warna asli kayu. Pada kotak ini dibagi menjadi 7 bagian yang dibatasi dengan sekat guna untuk menyimpan manik-manik, pion, mangkuk, kartu
soal, dan kartu bilangan. Untuk manik-manik memiliki 3 bagian, yaitu bagian untuk manik-manik berwarna merah, biru, dan hijau. Hal ini
dimaksudkan agar tidak bercampur dan lebih mudah dalam mengambil manik-manik sesuai dengan warna yang dibutuhkan.
Pemilihan tiga warna pada manik-manik berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Montessori. Selain itu, peneliti juga menyesuaikan dari
hasil analisis kebutuhan yang menyebutkan senang dan tertarik dengan warna cerah. Untuk manik-manik merah memiliki nilai ratusan, manik-
manik biru memiliki nilai puluhan, dan manik-manik hijau bernilai satuan. Masing-masing manik memiliki diameter 0.8cm.
Pada bagian sekat yang lainnya terdapat pion, mangkuk, kartu soal dan kartu angka. Pion, mangkuk, dan kartu angka juga berwarna coklat yang
didasarkan secara natural dari warna asli kayu. Untuk mangkuk memiliki tinggi 3 cm, diameter atas 7 cm, dan diameter alas 5 cm. Sedangkan kartu
soal memiliki ukuran 6,5x4 cm. Katu soal dibuat menggunakan kertas yang berjenis ivory. Pada kartu soal memiliki dua sisi, yaitu sisi depan dan sisi
belakang. Sisi depan terdapat soal, sedangkan sisi belakang terdapat jawaban dari soal yang ada pada sisi depan. Jawaban pda bagian belakang
kartu soal ini berfungsi sebagai auto correction atau pengendali kesalahan salah satu ciri dari karakteristik alat peraga berbasis Montessori.
3 Album Penggunaan Alat Peraga
Album penggunaan alat peraga dibuat agar pengguna alat peraga papan perkalian dapat menggunakan alat peraga dengan baik dan benar.
Album ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama merupakan penjelasan fungsi dari setiap alat yang terdapat pada Multiplication Board. Sedangkan
bagian kedua berisikan petunjuk dalam menggunakan alat peraga papan perkalian.
c. Pengumpulan Bahan
Pengumpulan bahan dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Peneliti memilih untuk memanfaatkan bahan dari kayu, kertas, dan
plastik. Kayu yang dipilih adalah teak atau biasa dikenal dengan sebutan kayu jati, hal ini dikarenakan kayu jati memiliki kualitas yang baik. Kayu teakwood
dipilih dengan alasan karena tidak berbau dan teksturnya yang kuat sehingga tidak mudah untuk dimakan rayap. Selain itu kayu jati dipilih karena warnanya
yang terang dantidak mudah melengkung walaupun dengan ukuran tinggi yang tipis sehingga ringan dan mudah dibawa. Kayu tersebut dimanfaatkan dalam
pembuatan papan perkalian, kotak perlengkapan, pion, dan kartu angka. Kertas digunakan peneliti sebagai bahan dalam pembuatan kartu soal. Jenis kertas yang
digunakan peneliti adalah kertas ivory, hal ini dikarenakan kertas tersebut memiliki ketebalan yang dapat disesuaikan dengan keinginan kita dan tidak
mudah rusak. Sedangkan plastik digunakan peneliti sebagai bahan pada manik- manik. Manik-manik dan mangkuk didapatkan oleh peneliti dari salah satu toko
aksesoris di daerah kota Yogyakarta. Selain itu plastik juga digunakan untuk melapisi kartu soal agar tidak mudah rusak. Bahan-bahan tersebut yang
dimanfaatkan peneliti sebagai bahan dasar dalam membuat alat peraga papan perkalian berbasis Montessori Multiplication Board.
d. Pembuatan Alat Peraga
Alat peraga dibuat dengan bantuan dari tukang kayu yang berada di daerah Gedongkiwo kota Yogyakarta. Peneliti memilih membuat alat peraga di tempat
tersebut karena sudah dikenal sebagai tukang kayu yang berpengalaman dalam membuat alat peraga berbasis Montessori, selain itu lokasinya dekat rumah
sehingga sangat mendukung dalam pembuatan alat peraga dengan hasil yang baik dan maksimal. Pembuatan alat peraga berlangsung selama kurang lebih satu
bulan. Dalam pembuatan alat peraga ini dilakukan dengan melalui beberapa tahap.
Tahap pertama dalam pembuatan alat peraga ini yaitu pembuatan desain alat peraga. Peneliti membuat desain alat peraga papan perkalian dengan bentuk
yang jelas dan ukuran yang pasti. Setelah itu desain alat peraga diberikan kepada tukang kayu. Kemudian alat peraga dibuat sesuai dengan ukuran dan bentuk
yang sudah didesain. Pertama-tama kayu jati dipotong dengan ukuran 32x35 cm. Selanjutnya kayu tersebut dibor untuk membuat lubang berbentuk cekungan-
cekungan dengan ukuran tertentu sebanyak 400 lubang dengan diameter 0,8 cm. Papan yang telah selesai dibuat kemudian diamplas dan dipernis menggunakan
tiner agar mengkilat. Langkah terakhir adalah memberi tanda, angka, dan nama pada papan perkalian. Berikut dipaparkan mengenai desain alat peraga papan
perkalian yang dikembangkan oleh peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.5 Papan Perkalian
Keterangan: a
= lubang slot b
= tanda silang atau tanda kali ×
c = nama papan perkalian
d = lubang untuk manik-manik
e = deret angka 1-20
Tahap kedua adalah pembuatan kotak perlengkapan. Kotak ini berbentuk balok yang terbuat dari kayu jati. Kotak perlengkapan dibuat menjadi 7 bagian.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam meletakkan bagian-bagian pada alat peraga agar tidak saling tercampur satu dengan yang lainnya. Berikut ini
merupakan desain kotak penyimpanan manik-manik, pion, mangkuk, kartu soal, dan kartu angka.
a b
e c
d
Gambar 4.6 Kotak Penyimpanan Manik-Manik, Pion, Mangkuk, Kartu Soal, Dan Kartu Angka
Tahap ketiga adalah pembuatan desain kartu soal, tanda operasi hitung, angka, dan nama alat peraga. Desain ini dibuat menggunakan bantuan aplikasi
Corel Draw X7 Kartu soal didesain bolak-balik dengan ketentuan sisi depan untuk soal dan sisi belakang untuk jawaban. Hal ini dirancang untuk
memudahkan siswa dalam mengoreksi jawaban, selain itu juga untuk memenuhi salah satu karakteristik alat peraga berbasis Montessori yaitu auto correction.
Selanjutnya kartu soal dicetak bolak-balik menggunakan kertas ivory, sedangkan kartu soal, tanda operasi hitung, angka, dan nama alat peraga dicetak menjadi
stiker dengan jenis cutting. Kartu soal dibuat sebanyak 61 soal dan jawaban yang terdiri dari 11 soal perkalian dengan hasil satu angka, 19 soal perkalian satu
angka kali satu angka dengan hasil dua angka, dan 31 soal perkalian satu angka kali dua angka dengan hasil dua angka. Masing-masing kartu soal dibuat beserta
jawaban yang berada disebaliknya. Berikut merupakan rincian kartu soal alat peraga yang disajikan dalam tabel 4.26.
Tabel 4.26 Rincian Kartu Soal Kode Soal
Materi Jumlah
perkalian satu angka kali satu angka
Menghitung hasil perkalian dengan hasil satu angka
11 perkalian satu angka
kali satu angka Menghitung hasil perkalian
dengan hasil dua angka 19
perkalian satu angka kali dua angka
Menghitung hasil perkalian dengan hasil dua angka
31
Hasil dari produk alat peraga papan perkalian berbasis Montessori kemudian divalidasi terlebih dahulu kepada para ahli. Validasi produk
dilakukan dengan tujuan memberikan penilaian terhadap produk papan perkalian berbasis Montessori. Pada proses penilaian produk alat peraga
papan perkalian, peneliti mempresentasikan alat peraga yang sudah dirancang kepada ahli validator serta cara menggunakannya. Selanjutnya validator
memberikan penilaian, saran, dan komentar terhadap alat peraga papan perkalian. Hasil penilaian, saran, dan komentar akan digunakan untuk
mengetahui kekurangan yang ada pada papan perkalian kemudian memperbaikinya. Penilaian alat peraga dibuat berdasarkan lima karakteristik
alat peraga berbasis Montessori. Berikut dipaparkan hasil penilaian produk alat peraga papan perkalian yang disajikan pada tabel 4.27.
Tabel 4.27 Hasil Penilaian Produk Ahli
Total Rerata
Montessori 50
3,85 Guru Senior
48 3,69
Guru Kelas II 50
3,85
Rerata 49,33
3,79
Berdasarkan tabel 4.27, diperoleh hasil penilaian produk papan perkalian diperoleh rerta 3,79. Jika dibandingkan dengan tabel 3.7 halaman
50, hasil tersebut menunjukkan bahwa produk sudah sangat layak digunakan sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Pada penilaian alat peraga, guru
senior menambahkan saran agar memberi pengunci pada alat peraga. Namun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ahli Montessori kurang menyetujui saran tersebut dikarenakan pengunci tidak memenuhi karakteristik alat peraga Montessori. Dalam pembuatan alat
peraga papan perkalian berbasis Montessori, peneliti mendapatkan saran secara lisan dari dosen pembimbing untuk menambahkan anak panah pada
kartu bilangan. Hal ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan siswa memasukkan kartu bilangan ke dalam slot secara terbalik.
5. Uji Coba Terbatas
Kegiatan uji coba terbatas dilakukan pada Rabu, 22 Februari 2017 hingga Jumat, 3 Maret 2017 pada pukul 11.30-12.30 WIB. Uji coba terbatas dilakukan
terhadap siswa kelas II SD Kanisius Tegalmulyo. Kegiatan ini dilakukan kepada 10 siswa di luar kegiatan belajar mengajar, yaitu setelah pulang sekolah. Dari 10
siswa tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yang dibagi oleh guru kelas, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Sebelum melakukan kegiatan uji coba alat peraga,
peneliti memberikan pretest terlebih dahulu kepada 10 siswa secara bersamaan. Pretest diberikan untuk mengetahui kondisi belajar siswa sebelum menggunakan
alat peraga papan perkalian berbasis Montessori. Serangkaian kegiatan dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan selama 2 minggu. Kegiatan belajar ini
dilakukan secara berkelompok pada setiap pertemuan. Setiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa, masing-masing menggunakan satu alat peraga papn perkalian.
Pada pertemuan pertama penggunaan alat peraga, kegiatan awal yang dilakukan yaitu mengenalkan nilai tempat satuan, puluhan, dan ratusan yang terdapat pada
setiap warna manik-manik. Selanjutnya siswa dikenalkan dengan konsep perkalian melalui pengerjaan soal latihan mengenai operasi hitung perkalian.
Kemudian siswa mulai diajarkan menggunakan alat peraga papan perkalian dengan cara mengerjakan soal perkalian dengan hasil satu angka. Pada
pertemuan selanjutnya, dengan menggunakan bantuan alat peraga siswa kembali diminta mengerjakan soal perkalian dengan hasil dua angka. Kemudian
dipertemuan berikutnya, dengan menggunakan bantuan alat peraga siswa kembali diminta mengerjakan soal perkalian berbentuk cerita dengan hasil satu
hingga dua angka angka. Dalam kegiatan penggunaan alat peraga, semua soal yang diberikan menggunakan soal yang ada pada alat peraga. Pada pertemuan
terakhir, kegiatan yang dilakukan yaitu posttest. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi perkalian setelah
menggunakan alat peraga papan perkalian berbasis Montessori.
1 Data dan Analisis Tes
Sebelum produk alat peraga digunakan oleh siswa, peneliti melakukan tes awaal pretest terlebih dahulu untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
mengenai materi perkalian. Instrumen soal pretest terdiri dari 10 butir soal. Instrumen yang digunakan tersebut tentunya telah diuji validitas dan
reliabilitasnya, sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pretest dan posttest selanjutnya diolah menggunakan
rumus 3.5 untuk menghitung nilai akhir. Berikut merupakan hasil pretest dan posttest yang dipaparkan pada tabel 4.28.
Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Nama
Nilai Pretest
Posttest
S1 43
97 S2
80 99
S3 75
92 S4
78 99
S5 83
100 S6
83 100
S7 50
100 S8
62 93
S9 58
100 S10
93 100
Rerata 70,7
98
Berdasarkan tabel 4.28, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Rekapitulasi nilai tersebut menunjukkan bahwa ada
4 siswa atau 40 yang memperoleh nilai hasil pretest di bawah KKM. Sedangkan pada hasil posttest menunjukkan bahwa seluruh siswa atay 100
memperoleh nilai di atas KKM. Secara garis besar seluruh siswa mengalami peningkatan pada hasil prestest dan posttest. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa setelah menggunakan alat peraga papan perkalian berbasis Montessori, siswa lebih memahami konsep perkalian dan dapat
mempermudah siswa dalam menentukan hasil dari operasi perkalian. Berdasarkan perbedaan nilai dari masing-masing siswa akan disajikan dalam
bentuk grafik pada gambar 4.7. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.7 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa
Grafik pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa setiap siswa mendapatkan nilai yang berbeda ketika mengikuti pretest dan posttest. Apabila dilihat
secara keseluruhan, dapat diketahui adanya peningkatan pada setiap siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas II SD Kanisius Tegalmulyo semakin
memahami materi perkalian setelah menggunakan alat peraga papan perkalian berbasis Montessori Multiplication Bord, Hasil dari nilai siswa
memiliki perbedaan rerata sebesar 27,3 lihat pada tabel 4.29. Perbedaan tersebut akan disajikan pada gambar 4.8 dalam bentuk grafik.
20 40
60 80
100 120
S1 S2
S3 S4
S5 S6
S7 S8
S9 S10
NILAI TES
Pretest Posttest
Gambar 4.8 Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest
Pada gambar 4.8 dapat diketahui bahwa sebelum menggunakan alat peraga papan perkalian, diperoleh rerata hasil pretest yaitu 70,7. Setelah
siswa menggunakan alat peraga papan perkalian diperoleh hasil rerata nilai posttest mencapai 98. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa alat
peraga papan perkalian dapat membantu siswa untuk memahami materi operasi hitung perkalian.
2 Data dan Analisis Kuesioner
Penilaian kualitas produk pada uji coba lapangan terbatas dilakukan oleh 10 siswa kelas II SD Kanisius Tegalmulyo Yogyakarta. Penilaian ini
dilakukan setelah pelaksanaan pendampingan belajar menggunakan alat peraga papan perkalian yaitu pada Jumat, 3 Maret 2017. Instrumen validasi
menggunakan kuesioner yang sama dengan kuesioner validasi produk oleh ahli, namun menggunakan kalimat pernyataan yang berbeda. Berikut hasil
rekapitulasi penilaian produk yang dilakukan oleh siswa pada uji coba
20 40
60 80
100 120
Rerata
RERATA NILAI SISWA
Pretest Posttest
lapangan terbatas yang dipaparkan pada tabel 4.29. dipaparkan pada tabel
4.29. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Tabel 4.29 Hasil Validasi dan Analisis Pengembangan Berdasarkan Ciri Alat Peraga Montessori Oleh Siswa No.
Indikator Aspek yang dinilai
Jawaban Responden
Presentase
1. Menarik
1. Warna alat peraga papan perkalian menarik perhatian saya
Setuju 10
100 2.
Bentuk alat peraga papan perkalian menarik minat saya untuk menggunakannya
Setuju 10
100 2.
Bergradasi 3.
Penggunaan alat peraga papan perkalian melibatkan lebih dari satu indera
Setuju 10
100 4.
Alat peraga papan perkalian dapat digunakan untuk materi yang berkaitan pada tingkat kelas selanjutnya
Setuju 10
100 3.
Auto- correction
5. Saya dapat mengidentifikasi kesalahan tanpa bantuan dari guru atau
teman Setuju
10 100
6. Saya dapat membetulkan kesalahan tanpa bantuan dari guru atau teman
Setuju 8
80 Kurang setuju
2 20
4. Auto-
education 7.
Saya dapat menggunakan alat peraga papan perkalian secara mandiri Setuju
10 100
8. Saya dapat menggunakan alat peraga papan sesuai dengan konsep
berhitung perkalian secara mandiri Setuju
10 100
5. Kontekstual 9.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan alat peraga papan perkalian mudah didapatkan di lingkungan sekitar
Setuju 10
100 10.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan alat peraga papan perkalian tidak mudah melukai penggunanya
Setuju 10
100 11.
Alat peraga papan perkalian tidak mudah pecah Setuju
10 100
12. Alat peraga papan perkalian tidak mudah rusak
Setuju 10
100 13.
Alat peraga papan perkalian dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar Setuju
10 100
Berdasarkan tabel 4.29 rekapitulasi hasil kuesioner penilaian produk alat peraga papan perkalian oleh siswa diperoleh bahwa 100 siswa menyatakan
bahwa alat peraga menarik perhatian dan minat, melibatkan lebih dari satu indera, dan dapat digunakan untuk materi yang berkaitan pada tingkat kelas
selanjutnya. Selain itu 100 siswa juga menyatakan bahwa siswa dapat menggunakan alat peraga papan perkalian sesuai dengan konsep berhitung
perkalian secara mandiri, bahan yang digunakan untuk pembuatan alat peraga papan perkalian mudah didapatkan di lingkungan sekitar dan tidak mudah
melukai penggunanya. Seluruh siswa juga menyatakan bahwa alat peraga papan perkalian tidak mudah pecah, tidak mudah rusak, dan dapat diproduksi oleh
masyarakat sekitar. Namun ada 20 siswa yang menyatakan bahwa mereka masih merasa kesulitan dalam membetulkan kesalahannya sendiri dalam
menggunakan alat peraga tanpa bantuan dari guru atau teman.
B. Pembahasan
Penelitian ini didasarkan dari hasil identifikasi masalah melalui wawancara dan observasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi menunjukkan bahwa ketersediaan alat peraga di SD Kanisius Tegalmulyo masih sangat terbatas sebagai pendukung kegiatan
pembelajaran. Keterbatasan waktu guru untuk membuat alat peraga menjadi salah satu kendala. Dampak dari kondisi tersebut salah satunya yaitu siswa
mengalami kesulitan dalam belajar Matematika. Permasalahan tersebut dialami terutama pada materi perkalian Komunikasi dengan siswa Rabu, 22 Februari