bantuan alat peraga papan perkalian. Hasil validasi akan digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum produk diproduksi secara massal. Namun
penelitian ini dibatasi hingga prototipe alat peraga Matematika berupa papan perkalian berbasis Montessori.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian
merupakan alat
yang digunakan
untuk mengumpulkan data, tanpa adanya alat tersebut, data tidak dapat diambil
Sugiyono, 2016:156. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman wawancara, kuesioner, pedoman observasi, dan tes. Pada subbab ini akan
dijelaskan mengenain beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian.
1. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka dan proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.
Tujuan dilakukannya wawancara yaitu guna membuktikan informasi yang telah diperoleh sebelumnya dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai dengan menggunakan pedoman wawancara Darmadi, 2014:291. Pedoman
wawancara digunakan ketika melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, guru kelas II, dan siswa kelas II SD Kanisius Tegalmulyo
Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a Wawancara Kepala Sekolah
Kegiatan wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan
ketersediaan dan penggunaan alat peraga di SD Kanisius Tegalmulyo Yogyakarta. Wawancara dilakukan secara terstruktur sehingga peneliti
menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan ketika memberikan pertanyaan. Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang digunakan untuk
wawancara kepada Kepala Sekolah yang disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara kepada Kepala Sekolah No
Topik Pertanyaan
1 Informasi berkaitan dengan sekolah
2 Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain:
a. Alat peraga Matematika yang sudah ada di sekolah
b. Pengadaan alat peraga Matematika di sekolah
c. Perawatan alat peraga Matematika di sekolah
3 Penggunaan alat peraga Matematika dalam pembelajaran
4 Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat
peraga
b Wawancara Guru Kelas II
Kegiatan wawancara berikutnya dilakukan dengan guru kelas II guna mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan
ketersediaan alat peraga, penggunaan alat peraga, dan proses kegiatan pembelajaran Matematika beserta kemampuan dan kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa kelas II dalam materi perkalian. Wawancara dilakukan secara terstruktur sehingga peneliti menggunakan pedoman
wawancara sebagai acuan ketika memberikan pertanyaan. Berikut adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kisi-kisi wawancara yang digunakan untuk wawancara kepada guru kelas II yang disajikan dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara kepada Guru Kelas II No
Topik Pertanyaan
1 Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain:
a. Alat peraga Matematika yang sudah ada di sekolah
b. Pengadaan alat peraga Matematika oleh guru
2 Penggunaan alat peraga Matematika dalam pembelajaran
3 Proses kegiatan belajar mengajar di kelas
4 Kesiapan yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran
5 Kesulitan yang dialami ketika menjadi guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran Matematika 6
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
c Wawancara Siswa Kelas II
Kegiatan wawancara selanjutnya dilakukan kepada seluruh siswa kelas II SD Kanisius Tegalmulyo Yogyakarta sebanyak 10 siswa.
wawancara ini dilakukan guna mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan ketersediaan alat peraga, penggunaan alat peraga, dan
proses kegiatan pembelajaran Matematika beserta kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas II pada materi perkalian. Wawancara dilakukan
secara terstruktur sehingga peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan ketika memberikan pertanyaan. Berikut adalah kisi-kisi
wawancara yang digunakan untuk wawancara kepada guru kelas II yang disajikan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara kepada Siswa Kelas II No
Topik Pertanyaan
1 Tanggapan terhadap pembelajaran Matematika yang selama ini
terjadi 2
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran Matematika
3 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran
Matematika 4
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di atas
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam membuat instrumen pertanyaan untuk melakukan wawancara. Sebelum digunakan,
instrumen wawancara tersebut divalidasi terlebih dahulu kepada beberapa ahli. Peneliti melakukan validasi instrumen wawancara Kepala Sekolah
dan guru kepada ahli Pembelajaran Matematika dan ahli Evaluasi Pembelajaran, sedangkan validasi instrumen wawancara siswa dilakukan
oleh ahli Pembelajaran Matematika dan ahli Evaluasi Pembelajaran dan guru kelas II. Validasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen
sebelum digunakan dalam penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono 2016:189 yang
menyatakan bahwa instrumen yang berbentuk nontes, pengujian validitas isi content validity dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan rancangan yang telah ditetapkan. Penentuan suatu alat ukur mempunyai validasi isi, biasanya didasarkan pada penilaian para ahli
dalam bidang tersebut Margono, 2010:188. Sehingga pedoman wawancara tersebut diuji menggunakan validitas isi dengan pertimbangan
dari ahli. Dalam proses validasi, penilaian yang diberikan oleh para ahli
menggunakan skala Likert 1-4, yaitu 1 sangat tidak sesuai dengan topik yang digali, 2 kurang sesuai dengan topik yang digali, 3 sesuai dengan
topik yang digali, dan 4 sangat sesuai dengan topik yang digali. Dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil validasi isi akan dihitung rata-ratanya kemudian dijadikan kesimpulan dari validasi instrumen wawancara tersebut. Menurut
Widoyoko 2016:190-191, kategorisasi rata-rata skor instrumen dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Kategorisasi Rata-rata Skor Validasi Instrumen Wawancara Berdasarkan Hasil Validasi
Skor Bobot
Interval Skor Keterangan
4 Keseluruhan instrumen
sudah layak digunakan ,
≤ , Sangat Sesuai Dengan
Topik Yang Digali 3
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
namun perlu direvisi ,
≤ , Sesuai Dengan Topik
Yang Digali 2
Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan
, ≤ ,
Kurang Sesuai Dengan Topik Yang Digali
1 Keseluruhan instrumen
tidak layak digunakan ,
≤ , Sangat Tidak Sesuai
Dengan Topik Yang Digali
Adapun aturan pemberian skor dan klasifikasi hasil penilaian adalah sebagai berikut.
a. Jumlah skor tertinggi = jumlah pernyataan atau aspek penilaian
× jumlah pilihan rentang skor, dalam hal ini memiliki 4 rentang skor
b. Skor akhir = jumlah skor yang diperoleh
÷ skor tertinggi ideal × jumlah kelas interval
c. Jumlah kelas interval = skala hasil penelitian, yang berarti jika
penilaian menggunakan skala 4, maka hasil klasifikasi juga menjadi 4 kelas interval
d. Penentuan jarak interval Ji diperoleh dengan rumus:
... 3.1
= −
Keterangan: t
= skor tertinggi dalam skala r
= skor terendah dalam skala Jk
= jumlah kelas Sehingga jika menggunakan 4 skala. Maka:
t = 4
r = 1
Jk = 4
Ji =
t−r Jk
=
4− 4
= .
Berdasarkan tabel 3.4, instrumen dikatakan sangat valid jika memperoleh rata-rata skor pada interval 3,25 sampai 4,00 keterangan
sangat sesuai dengan topik yang digali yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan. Instrumen dikatakan valid jika
memperoleh rata-rata skor pada interval 2,50 sampai 3,25 keterangan sesuai dengan topik yang digali yang berarti keseluruhan instrumen sudah
layak digunakan namun perlu direvisi. Instrumen dikatakan kurang valid jika memperoleh rata-rata skor pada interval 1,75 sampai 2,50 keterangan
kurang sesuai dengan topik yang digali yang berarti keseluruhan instrumen kurang layak digunakan. Instrumen dikatakan tidak valid jika
memperoleh rata-rata skor pada interval 1,00 sampai 1,75 keterangan sangat tidak sesuai dengan topik yang digali yang berarti keseluruhan
instrumen tidak layak digunakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Kuesioner