dan 018BEK yang telah disiapkan akan dikirimkan kepada Bekang Kotama.
Bekang Kotama
akan menerima
BekalMateriil dan
mengarsipkan dokumen 004BEK dan 018BEK. Dengan arus data dokumen 004BEK, 008BEK, dan 018BEK kemudian akan diserahkan
kepada Kabag Minben-SIMAK, dan Kabag Minben-SIMAK akan menginputkan data tersebut kedalam aplikasi SIMAK dan menyimpannya
menjadi data SIMAK. Arus data berupa data SIMAK tersebut akan dibuatkan laporan keuangan. Laporan Keuangan beserta dokumen
004BEK, 008BEK, dan 018BEK akan diserahkan kepada Wasbekang. Berdasarkan dokumen tersebut, Wasbekang akan melakukan pemeriksaan
dan pencocokkan antara dokumen dan laporan keuangan, kemudian akan dilakukan verifikasi laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut
kemudian akan diserahkan kepada Bendaharawan untuk diotorisasi.
3. Standarisasi Pergudangan Bekang.
Kondisi gudang yang belum memenuhi standarisasi pergudangan Bekang harus segera diperbaiki. Dengan membuat sebuah kebijakan yaitu
menyediakan sarana, prasarana pendukung seperti ATK, alat pergudangan, alat pemadam kebakaran, dan perlengkapan pendukung
sehingga diharapkan gudang Gupus-IIWiltim TNI AD dapat memenuhi standar. Kondisi gudang yang memenuhi standar, dapat menjadi bagian
pengendalian intern karena setiap BekalMateriil yang ada di Gupus- IIWiltim TNI AD dapat mudah untuk diawasi dan dapat dipertanggung
jawabkan.
117
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis data yang dilaksanakan dengan melakukan analisis dan perancangan sistem, dapat dibuat kesimpulan:
1. Penggunaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi SIMAK Barang Milik Negara di Gupus-IIWiltim TNI AD dimulai
sejak tahun 2008 dan menggunakan aplikasi SIMAK yang disediakan oleh Kementrian Pertahanan Kemenhan. Namun, pada tahun 2013
Gupus-II Wiltim TNI AD menggunakan aplikasi yang disediakan oleh Kementrian Keuangan Kemenkeu. Di Gupus-II Wiltim TNI AD sendiri
terdapat dua aplikasi yang digunakan yaitu aplikasi khusus persediaan dan aplikasi SIMAK BMN Kemenkeu. Namun, secara keseluruhan
penggunaan aplikasi SIMAK ini sangat membantu dalam pengoperasian terutama dalam pengolahan data atau dokumen sehingga dapat
menghasilkan suatu informasi. 2. Aplikasi SIMAK BMN yang sudah diterapkan di Gupus-IIWiltim TNI
AD untuk membantu dalam pengelolaan inventaris persediaan sudah mendukung kegiatan operasional namun ada beberapa kelemahan
sehingga dapat menyebabkan permasalahan apabila tidak segera diperbaiki.
Adapun beberapa kelemahan yang terjadi adalah: a Tidak adanya pengawasan atau monitoring terhadap apa yang
dikerjakan oleh operator SIMAK. Ini dikarenakan belum adanya personel TNI AD yang memenuhi kualifikasi dalam melakukan
pengawasan atau monitoring. b Kondisi gudang di Gupus-IIWiltim TNI AD yang belum memenuhi
standarisasi sistem pergudangan Bekang yang telah ditentukan sehingga sangat mempengaruhi dalam melaksanakan tugas pokok.
3. Berdasarkan kelemahan yang terjadi di Gupus-II Wiltim TNI AD, terdapat beberapa perubahan dan perbaikan untuk memberikan solusi
perancangan sistem yang optimal. Perancangan yang dilakukan antara lain, perancangan flowchart dan perancangan data flow diagram. Pada
perancangan flowchart, peneliti memberikan perubahan dengan menambahkan divisi atau bagian yaitu Wasbekang dan melakukan
perubahan pada beberapa dokumen dengan menambahkan beberapa rangkapan. Rangkapan dokumen tersebut dapat dialirkan kepada bagian
Wasbekang, dan Wasbekang dapat melakukan pembandingan dokumen yang diterima dengan data Laporan keuangan yang dihasilkan oleh
operator SIMAK. Dokumen yang mengalami penambahan rangkapan adalah flowchart penerimaan BekalMateriil Bekang yaitu 019BEK dan
020BEK, sedangkan pada flowchart pengeluaran BekalMaterill yaitu 004BEK, 008BEK, dan 018BEK. Dan untuk kondisi gudang yang