dilakukan oleh Winoto 2007 menunjukkan bahwa pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dewi Fermatasari
2011 menyatakan bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin tinggi pengetahuan pajak, semakin tinggi
pula kepatuhan wajib pajak. Sebaliknya, jika semakin rendah pengetahuan pajak maka semakin rendah pula kepatuhan wajib pajaknya. Sedangkan
menurut Muhammad Edo et al. 2012 menyatakan bahwa pengetahuan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan penjelasan di atas dikembangkan hipotesis sebagai berikut. H
1
: Pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
2. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi WP OP
Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada Wajib Pajak dan tetap dalam batas memenuhi standar
pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus Supadmi, 2009. Penyelenggaraan pelayanan yang dapat
memberikan kepuasan optimal bagi wajib pajak berhubungan dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan kepada wajib pajak dikatakan
bermutu bila memenuhi atau melebihi harapan wajib pajak. Seiring dengan upaya optimalisasi penerimaan pajak diharapkan kualitas pelayanan publik
yang dilakukan Ditjen Pajak ditingkatkan. Menurut Tjiptono 2007 dalam Utami 2012, menggambarkan bahwa persepsi tentang kualitas pelayanan
yang baik berasal dari sudut pandang konsumen, bukan berasal dari sudut pandang penyedia jasa. Penelitian yang dilakukan Utami 2012
menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Menurut Agung Mas 2013 kualitas pelayanan
berpengaruh positif signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Denpasar. Sedangkan menurut Muhammad Edo et al. 2013 menyatakan
bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Karena terdapat perbedaan dari beberapa hasil penelitian, maka
dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H
2
: kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
3. Pengaruh Pemahaman atas Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi WP OP
Sanksi pajak dibuat dengan tujuan agar wajib pajak takut untuk melanggar undaang-undang perpajakan. Wajib Pajak akan mematuhi
pembayaran pajaknya bila memandang bahwa sanksi akan lebih banyak merugikannya Jatmiko, 2006. Menurut Mardiasmo 2006, sanksi pajak
merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan norma perpajakan akan diturutidipatuhiditaati, dengan kata
lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban
perpajakannya bila memandang bahwa sanksi pajak akan lebih banyak merugikannya Liberti Pandiangan, 2010: 174.
Rustyaningsih 2011 menyatakan bahwa sanksi perpajakan diberikan kepada wajib pajak agar wajib pajak agar wajib pajak mempunyai kesadaran
patuh terhadap kewajiban pajak. Dewi Fermatasari 2012, menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak, begitu pula sebaliknya. Mohammad Zain 2007, menyatakan bahwa dengan memberikan sanksi pajak kepada wajib pajak yang tidak patuh maka
akan berdampak pada kepatuhan dan kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Penelitian yang dilakukan oleh Muliari dan Setiawan 2010
menyimpulkan bahwa persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penjelasan
di atas, dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H
3
: Pemahaman atas sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
25
BAB III METODE PENELITIAN