3.  Pengetahuan mengenai fungsi NPWP; Nomor  Pokok  Wajib  Pajak  merupakan  sarana  dalam  administrasi
perpajakan  yang  dipergunakan  sebagai  tanda  pengenal  diri  atau identitas  Wajib  Pajak.  Oleh  karena  itu,  kepada  setiap  Wajib  Pajak
hanya diberikan satu Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Selain itu, Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP juga dipergunakan untuk menjaga
ketertiban  dalam  pembayaran  pajka  dan  dalam  pengawasan administrasi  perpajakan.  Dalam  hal  berhubungan  dengan  dokumen
perpajakan,  Wajib  Pajak  diwajibkan  mencantumkan  Nomor  Pokok Wajib Pajak yang dimilikinya Penjelasan Pasal 2 ayat 1 UU KUP.
4.  Pengetahuan mengenai sistem perpajakan. Terdapat  3  tiga  sistem  perpajakan  yang  berlaku  di  Indonesia  yaitu
self  assessment  system,  official  assessment  system dan  withholding
system .
G. Kualitas Pelayanan
Pelayanan  yang  berkualitas  adalah  pelayanan  yang  dapat  memberikan kepuasan  kepada  Wajib  Pajak  dan  tetap  dalam  batas  memenuhi  standar
pelayanan  yang  dapat  dipertanggungjawabkan  serta  harus  dilakukan  secara terus-menerus Supadmi, 2009. Seorang Wajib Pajak yang pada dasarnya juga
berperan sebagai seorang pelanggan berhak mendapatkan pelayanan yang baik ketika melakukan transaksi dengan pihak Dirjen Pajak sebagai pihak penyedia
layanan jasa. Meskipun demikian, ketidakpuasan seorang pelanggan dalam hal
ini Wajib Pajak terhadap layanan yang diberikan akan berakibat pada citra Dirjen Pajak dimata konsumen tersebut.
Menurut  Zeithaml  dkk  1990,  kualitas  pelayanan  dapat  diukur  dari  5
lima dimensi, yaitu:
1.  Tangiable berwujud, terdiri dari fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi;
2.  Reliability  kehandalan,  merupakan  kemampuan  membentuk pelayanan yang dijanjikan tepat.
3.  Responsiviness ketanggapan, meliputi rasa tanggung jawab terhadap mutu pelayanan;
4.  Assurance jaminan, meliputi pengetahuan, perilaku dan kemampuan pegawai;
5.  Empathy empati, merupakan perhatian perorangan pada pelanggan.
H. Pemahaman atas Sanksi Perpajakan
Pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik- baik,  supaya  paham  dan  banyak  pengetahuan.  Sanksi  perpajakan  merupakan
jaminan bahwa
ketentuan peraturan
perundang-undangan akan
diturutiditaatidipatuhi  Mardiasmo,  2009.  Sehingga,  pemahaman  atas  sanksi perpajakan  adalah  suatu  proses  pemahaman  ketentuan  peraturan  perundang-
udangan  akan  diturutiditaatidipatuhi.  Dalam  undang-undang  perpajakan dikenal dua macam sanksi yaitu sanksi administasi dan sanksi pidana. Ancaman
terhadap pelanggaran suatu norma perpajakan ada yang diancam dengan sanksi
administrasi saja, ada yag diancam dengan sanksi pidana saja dan ada pula yang diancam dengan sanksi administasi dan sanksi pidana.
Sanksi  administrasi  dan  sanksi  pidana  memiliki  perbedaan.  Sanksi administrasi  merupakan  pembayaran  kerugian  kepada  negara  khususnya  yang
berupa bunga dan kenaikan. Sanksi administrasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sanksi berupa bunga, denda administrasi dan kenaikan. Sedangkan, sanksi
pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi. Sanksi pidana dapat dibedakan menjadi 3 tiga
yaitu denda pidana, pidana kurungan dan pidana penjara. Sanksi berupa denda pidana selain dikenakan kepada Wajib Pajak WP, ada juga yang diancamkan
kepada  pejabat  pajak  atau  kepada  pihak  ketiga  yang  melanggar  norma,  denda pidana  dikenakan  kepada  tindak  pidana  yang  bersifat  pelanggaran  maupun
bersifat  kejahatan.  Pidana  kurungan  hanya  diancamkan  kepada  tindak  pidana yang bersifat pelanggaran dapat ditujukan kepada WP dan pihak ketiga. Pidana
penjara diancamkan terhadap tindak kejahatan. Ancaman pidana penjara tidak ada  yang  diajukan  kepada  pihak  ketiga,  melainkan  kepada  pejabat  dan  Wajib
Pajak. Sanksi perpajakan diberikan kepada WP agar WP mempunyai kesadaran dan kepatuhan terhadap kewajiban pajak. Adanya sanksi perpajakan diharapkan
dapat meningkatkan kepatuhan WP. I.
Peneliti Terdahulu
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati 2011 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membayar pajak. Hasil
penelitian  Pancawati  Hardningsih  dan  Nila  Yulianawati  2011  menunjukkan
bahwa  sikap  wajib  pajak  terhadap  kesadaran  membayar  pajak  berpengaruh terhadap  kemauan  membayar  pajak,  sikap  wajib  pajak  terhadap  pengetahuan
pemahaman  peraturan  perpajakan  tidak  berpengaruh  terhadap  kemauan membayar pajak, persepsi efektifitas sistem perpajakan juga tidak berpengaruh
terhadap  kemauan  membayar  pajak,  dan  untuk  kualitas  layanan  berpengaruh positif  terhadap  kemauan  membayar  pajak.  Namun  demikian,  secara
keseluruhan model tersebut fit. Dewi  Fermatasari  2011  melakukan  penelitian  mengenai  pengaruh
pengetahuan  pajak  dan  sanksi  pajak  terhadap  kepatuhan  wajib  pajak.  Hasil penelitian  Dewi Fermatasari 2011 menunjukkan bahwa pengetahuan pajak dan
sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, yang artinya semakin baik pengetahuan pajak dan sanksi pajak, maka kepatuhan wajib
pajak akan meningkat.
J. Kerangka Pemikiran