c Pemimpin lebih bersikap penuh kekeluargaan, percaya, hubungan kerja sama yang saling hormat-menghormati di
antara sesama anggota kelompok.
c. Pendekatan situsional
pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku, keduanya menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi
tertentu Mulyasa, 2003 : 112. Jika pandangan perilaku menyoroti kepemimpinan dari beberapa variabel yang dapat mempengaruhi
perilaku akan mempermudah dalam menentukan gata kepemimpinan mana yang akan digunakan, maka pendekatan situsional lebih
menyoroti pada gaya kepemimpinan yang lebih efektif dan efisien untuk diterapkan pada situasi tertentu.
5. Kepemimpinan Sekolah
Perlu kita ketahui bahwa kepala sekolah merupakan inti dari semua kegiatan sekolah ayau dengan kata lain mesin penggerak di
sekolah. Kepala sekolah harus dapat menentukan mau dibawa kemana arah dan tujuan sekolahnya, selain itu bagaimana cara kepala sekolah
mewujudkan tujuan sekolah bersama dengan seluruh anggota sekolah. Kinerja kepemimpinan khusunya kepala sekolah adalah segala
upaya yang dicurahkan demi terwujudnya suatu tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. Mulyana, 2003 : 126 Kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut :
a. Mampu memberdayakan guru – guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif,
b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,
c. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka
mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan, d. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah, e. Bekerja dengan tim manajemen, serta
f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Setelah melihat uraian diatas maka kepala sekolah dapat memilih
gaya kepemimpinan yang benar – benar cocok dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Setidaknya kita telah mengetahui ada dua gaya
kepemimpinan yang berorientasi tugas dan berorientasi hubungan manusia, dan kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya
kepemimpinan secara tepat dan fleksibel demi pengembangan kompetensi guru. Dengan kata lain kepemimpinanya harus dapat berubah
– ubah menyesuaikan dengan situasi yang tengah dihadapi karena tidak ada tipe kepemimpinan yang terbaik.
B. Sikap Guru Terhadap Jabatan Pekerjaan
1. Sikap
a. Pengertian Sikap
Definisi mengenai sikap sangatlah banyak, salah satu definisi sikap yang diutarakan oleh Lange tahun 1888 Azwar, 1995 : 4
sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Menurut Daniel J Mueller
Sarwono, 2006 : 96 Sikap ialah pengaruh atau penolakan, penilaian, suka atau tidak suka, kepositifan atau kenegatifan terhadap
suatu objek psikologis. Definisi lain mengenai sikap pun diutarakan menurut Louis
Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood adalah bahwa sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak, maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
pada objek tersebut. Secara lebih jelasnya, Thurstone mendefinisikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu
objek psikologis Azwar, 1995 : 4. Dalam hal ini seseorang yang dimaksud adalah guru.
Melihat uraian mengenai definisi sikap diatas, maka kita bisa ambil suatu kesimpulan bahwa sikap merupakan suatu bentuk
penolakan atau penerimaan mengenai suatu obyek, suatu bentuk evaluasi ataupun reaksi perasaan mengenai obyek, kecenderungan