Jenis Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data

26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya Sugiyono, 2007 : 29. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan teknik survei. Survei pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Jumlah itu biasanya cukup besar Surakhmad, 1990 : 141. Penelitian survey ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru terhadap jabatan pekerjaan dan kompetensi guru.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan November 2011.

2. Tempat Penelitian

Tempat untuk penelitian ini dilakukan di 5 sekolah SMA di wilayah Yogyakarta diantaranya SMA Negeri 1 Yogyakarta, SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMA Santa Maria Yogyakarta.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan subyek penelitian. Menurut Jonathan Sarwono 2006 : 111 populasi didefinisikan sebagai seperangkat unit analisis yang lengkap yang sedang diteliti. Populasi dalam penelitian adalah guru SMA yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2007 : 62. Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari, Sarwono 2006 : 111. Dalam pengambilan sampel penulis menggunakan pengambilan sampel gugus bertahap, yaitu pengelompokan ke dalam gugus – gugus yang merupakan satuan – satuan dari mana sampel akan diambil atau dengan kata lain pengambilan dilakukan dilakukan melalui beberapa tahap.

a. Tahap pertama

Populasi sampling pertama, terdiri dari beberapa kabupaten di Yogyakarta seperti kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, Kota Madya Yogyakarta dan Gunung Kidul. Satu kabupaten diambil secara acak sebagai sampel pertama. Kabupaten yang dipilih adalah Kabupaten Kota Madya Yogyakarta.

b. Tahap kedua

Sampel pertama ini dijadikan sebagai populasi sampling dua yang terdiri dari satu kabupaten yang telah dipilih dengan keseluruhan sekolah tingkat SMA yang ada di kabupaten Kota Madya Yogyakarta yang menjadi sampel kedua. Penelitian dipusatkan di satu kabupaten dikarenakan alasan geografis atau dengan kata lain lebih mudah untuk dijangkau.

c. Tahap ketiga

Sampel kedua ini disebut sebagaai populasi sampling ketiga yang terdiri dari beberapa sekolah yang terpilih. Kemudian dibuat daftar seluruh guru dari sekolah – sekolah yang terpilih. Sekolah yang dipilih adalah sekolah yang memiliki akreditasi A karena peneliti ingin melihat apakah semakin baiknya kompetensi guru juga diiringi dengan semakin baiknya kepemimpinan kepala sekolah, atau kompetensi guru semakin baik karena guru tersebut sadar dengan tanggung jawabnya dan mandiri dalam mencapai kompetensinya tanpa adanya pengaruh dari kepala sekolah. Sekolah yang dipilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah : Tabel 3.1 Daftar Sekolah dan Jumlah Guru No. Nama Sekolah Disebar Kembali Responden Rate 1 SMA Negeri 1 Yogyakarta 45 37 82 2 SMA Negeri 3 Yogyakarta 60 55 92 3 SMA Negeri 6 Yogyakarta 40 32 80 4 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta 40 30 75 5 SMA Santa Maria Yogyakarta 25 22 88 Jumlah 210 176 84

D. Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady Sugiyono, 2007 : 58 variabel dapat didefinisikan sebagtai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau suatu obyek dengan obyek lain. Kerlinger 1973 menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007 : 59. Dalam penelitian ini variabelnya diantaranya kepemimoinan keoala sekolah, sikap guru terhadap jabatan pekerjaan dan kompetensi guru.

E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional Variabel

Pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang memimpin suatu organisasi atau kelompok dimana seorang pemimpin tersebut harus dapat mengatur dan mengawasi kinerja bawahannya. Setiap pimpinan memiliki kepemimpinan tersendiri, hal ini dapat dilihat dari gaya ataupun gerak – gerik mereka. Gaya kepemimpinan merupakan suatu sikap dalam mempengaruhi orang lain agar seseorang mau bekerja, dimana dalam proses mempengaruhi tersebut pimpinan memiliki caranya tersendiri dalam mendekati dan memerintah bawahannya. Disini peneliti lebih menitik beratkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah. Didalam memimpin di sekolahpun diharapkan kepala sekolah dapat memimpin dengan baik dan dapat menyesuaikan dengan situasi yang tengah dihadapi, karena kepala sekolah berperan besar dalam pengembangan kompetensi guru. Guru adalah suatu jabatan profesi dimana pekerjaan sehari – hari yang dilakukan adalah sebagai tenaga pendidik, mengajar siswa – siswi di kelas dan membantu peserta didiknya dalam mengembangkan minat dan bakat siswa. Diharapkan guru dapat menjadi seorang guru yang berkompeten, dalam hai ini yang dimaksud adalah guru tersebut dapat mengajar dengan baik, mampu memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dan menguasai bidang – bidang kompetensi lainya. Kompetensi itu sendiri merupakan suatu pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat mempraktekkan kemampuan, keterampilan, ilmu pengetahuan yang dimiliki pada suatu tempat dimana seseorang tersebut bekerja. Kompetensi guru dikategorikan menjadi empat bagian, diantaranya : kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Peranan guru dan tuntutan untuk menguasai kompetensi tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah yang harus selalu mengawasi kinerja para guru. Keberhasilan seorang guru dalam menguasai kompetensi tidak lepas juga dari sikap guru dalam menyikapi jabatan pekerjaannya sebagai guru. Sikap merupakan upaya dalam melakukan penolakan atau penerimaan terhadap suatu hal atau penilaian tentang baik buruknya sesuatu hal. Sikap gurupun mempengaruhi kinerja guru, karena diharapkan guru dapat bekerja tanpa adanya tekanan mengenai jabatanya sebagai guru.

2. Pengukuran Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini diantaranya kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru terhadap jabatan pekerjaan dan kompetensi profesional guru diukur dengan menggunakan kuesioner, dimana kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, yakni hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Jawaban yang diperoleh akan diberi skor dengan menggunakan skala pengukuran Likert. Sarwono 2006 : 96 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Sikap dalam skala likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif, netral, sampai paling positif, dalam bentuk : Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif STS diberi skor 1 STS diberi skor 5 TS diberi skor 2 TS diberi skor 4 N diberi skor 3 N diberi skor 3 S diberi skor 4 S diberi skor 2 SS diberi skor 5 SS diberi skor 1 Kerangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju Kisi-kisi dari setiap indikator baik gaya kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru terhadap jabatan, dan kompetensi guru adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Variabel Indikator No. Kuesioner Pernyataan PositifNegatif 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah 1. Kewibawaan Kepala Sekolah 2. Penerapan gaya kepemimpinan ditinjau dari: d. Pendekatan sifat e. Pendekatan perilaku dan situasional 1,2,3,4,5,6,7,8,9, 10 11,12,13,14,15,16, 17,18,19,20,21,22, 23 24,25,26,27,28,29, 30,31,32,33,34,35 Positif : 1,2,6,7,9 Negatif :3,4,5,8,10 Positif : 11,12,13,14,15,17, 19,20,21,22,23 Negatif : 16,18, Positif : 24,26,27,28,29,31, 32,34,35 Negatif : 25,30,33 3. Sikap Guru Terhadap Jabatan Pekerjaan 1. Kepercayaan terhadap jabatan guru 2. Kepuasan dan rasa senang guru terhadap jabatan 3. Perilaku guru 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10,11,12, 13,14,15,16,17,18, 19,20 21,22,23,24,25,26, 27,28,29,30 Positif : 1,2,3,4,5 Negatif : - Positif : 6,7,9,10,11,12,13, 14,15,17,19,20 Negatif : 8,16,18, Positif : 21,22,23,2425,26, 27,29,30 Negatif : 28 4. Kompetensi Guru 1. Kemampuan menguasai kompetensi pedagogik 2. Kemampuan menguasai kompetensi kepribadian 3. Kemampuan menguasai kompetensi sosial 4. Kemampuan menguasai kompetensi profesional 5,6,10,13,17,18,20 ,25,27,33,35,36,38 7,32,34,40 12,14,21,28,31,37, 39 1,2,3,4,8,9,11,15, 16,19,22,23,24,26, 29,30 Positif : 5,6,10,13,17,18,20 Negatif : 25,27,33,35,36,38 Positif : 7,34 Negatif : 32,40 Positif : 12,14,21,28 Negatif : 31,37,39 Positif : 1,2,3,4,8,9,11,15, 19,22,24 Negatif : 16,23,26,29

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesoner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang disusun tertulis. Dalam penelitian kuesioner ini melibatkan responden untuk mengisi dengan jawaban yang sesuai keadaan responden yang sebenarnya. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan sikap guru terhadap jabatan pekerjaan dan kompetensi profesional guru. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang telah diuji milik Sugeng dengan judul Hubungan Kepemimpinan dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan Dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang dan kuesioner milik Supriyo dengan judul Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Sikap Guru Terhadap Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Dengan Kinerja Guru SMK Negeri di Kota Samarinda.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan mencatat dokumen yang diperlukan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah sekolah dan data mengenai kepala sekolah dan guru.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat. Peneliti menggunakan perhitungan rumus Korelasi Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel Sugiyono, 2008 : 228,dengan rumus sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ N = Total responden X = Total dari setiap item 1 Y= Total dari setiap item 2 r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y Besarnya r dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikan 5 . Apabila hasi pengukuran r menunjukan hasil lebih besar atau sama dengan taraf 5, maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Dengan n sebanyak 176 taraf kesalahan 5 = 0,147 dan apabila r hitung 0,147 dinyatakan valid dan apabila r hitung 0,147 maka dinyatakan tidak valid. Hasil dari Uji validitas sebagai berikut: Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Item Rhitung Rtabel Keputusan 1 0.536 0,147 Valid 2 0.591 0,147 Valid Rangkuman Uji Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah 3 0.494 0,147 Valid 4 0.565 0,147 Valid 5 0.491 0,147 Valid 6 0.598 0,147 Valid 7 0.363 0,147 Valid 8 0.536 0,147 Valid 9 0.489 0,147 Valid 10 0.390 0,147 Valid 11 0.439 0,147 Valid 12 0.673 0,147 Valid 13 0.690 0,147 Valid 14 0.541 0,147 Valid 15 0.644 0,147 Valid 16 0.301 0,147 Valid 17 0.611 0,147 Valid 18 0.079 0,147 Tidak Valid 19 0.635 0,147 Valid 20 0.491 0,147 Valid 21 0.341 0,147 Valid 22 0.509 0,147 Valid 23 0.433 0,147 Valid 24 0.691 0,147 Valid 25 0.465 0,147 Valid 26 0.721 0,147 Valid 27 0.698 0,147 Valid 28 0.720 0,147 Valid 29 0.686 0,147 Valid 30 0.555 0,147 Valid 31 0.662 0,147 Valid 32 0.588 0,147 Valid 33 0.372 0,147 Valid 34 0.550 0,147 Valid 35 0.551 0,147 Valid Tabel 3.4 Rangkuman Uji Validitas Sikap Guru Terhadap Jabatan Pekerjaan Item Rhitung Rtabel Keputusan 1 0.424 0,147 Valid 2 0.478 0,147 Valid 3 0.555 0,147 Valid 4 0.510 0,147 Valid 5 0.533 0,147 Valid 6 0.526 0,147 Valid 7 0.611 0,147 Valid Rangkuman Uji Validitas Sikap Guru Terhadap Jabatan Pekerjaan 8 0.102 0,147 Tidak Valid 9 0.573 0,147 Valid 10 0.573 0,147 Valid 11 0.497 0,147 Valid 12 0.517 0,147 Valid 13 0.447 0,147 Valid 14 0.495 0,147 Valid 15 0.516 0,147 Valid 16 0.211 0,147 Valid 17 0.480 0,147 Valid 18 0.275 0,147 Valid 19 0.559 0,147 Valid 20 0.430 0,147 Valid 21 0.623 0,147 Valid 22 0.622 0,147 Valid 23 0.512 0,147 Valid 24 0.575 0,147 Valid 25 0.475 0,147 Valid 26 0.498 0,147 Valid 27 0.541 0,147 Valid 28 0.248 0,147 Valid 29 0.534 0,147 Valid 30 0.451 0,147 Valid Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Guru Item Rhitung Rtabel Keputusan 1 .604 0,147 Valid 2 .512 0,147 Valid 3 .639 0,147 Valid 4 .505 0,147 Valid 5 .605 0,147 Valid 6 .635 0,147 Valid 7 .679 0,147 Valid 8 .585 0,147 Valid 9 .631 0,147 Valid 10 .602 0,147 Valid 11 .579 0,147 Valid 12 .662 0,147 Valid 13 .622 0,147 Valid 14 .639 0,147 Valid 15 .618 0,147 Valid 16 .444 0,147 Valid Rangkuman Uji Validitas Kompetensi Guru 17 .606 0,147 Valid 18 .602 0,147 Valid 19 .567 0,147 Valid 20 .575 0,147 Valid 21 .585 0,147 Valid 22 .592 0,147 Valid 23 .621 0,147 Valid 24 .235 0,147 Valid 25 .619 0,147 Valid 26 .647 0,147 Valid 27 .643 0,147 Valid 28 .531 0,147 Valid 29 .663 0,147 Valid 30 .525 0,147 Valid 31 .571 0,147 Valid 32 .649 0,147 Valid 33 .517 0,147 Valid 34 .416 0,147 Valid 35 .622 0,147 Valid 36 .619 0,147 Valid 37 .714 0,147 Valid 38 .763 0,147 Valid 39 .702 0,147 Valid 40 .702 0,147 Valid

2. Uji Reliabilitas

Menurut Djamaludin Ancok Singarimbun, 1989 : 140 reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau tidak dapat diandalkan. Apabila alat pengukur digunakan dua kali pada suatu gejala yang sama dan menghasilkan hasil yang sama atau konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan reliabel. Cara mencari reabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh. Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach: r 11 = [ ][1- ∑ ] Keterangan : r tt = reliabel instrumen yang dicari k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir = varians total Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Cronbach Alpha 0, 60 Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2002:42. Untuk pedoman dalam menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut Suharsimi Arikunto, 1989:167. Tabel 3.6 Tingkat keterhandalan variabel penelitian No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan 1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi 2. 0,600-0,799 Tinggi 3. 0,400-0,599 Cukup 4. 0,200-0,399 Rendah 5. 0,200 Sangat Rendah Uji Reliabilitas ini dikerjakan dengan menggunakan program komputer SPSS 15. Hasil pengujian reliabilitas disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.7 Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r hitung Parameter Keterangan Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,932 0,60 Sangat Tinggi Sikap Guru Terhadap Jabatan Pekerjaan 0,893 0,60 Sangat Tinggi Kompetensi Guru 0,955 0,60 Sangat Tinggi   2 b  2 t

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dengan menggunakan Uji Statistik Nonparametik. Statistik Nonperametik digunakan untuk menganalisis data sampel kecil, tidak harus berdistribusi normal dan data berbentuk nominal dan ordinal. Jika data yang dihasilkan berskala nominal maka dapat dilakukan uji Koefisiensi Kontigensi dan Chi kuadrat, namun apabila data yang diperoleh berskala ordinal maka dapt dilakukan uji Korelasi Spearman rank dengan rumus Sugiyono, 2008 : 245 : = − ∑ = Dalam hal ini data yang dihasilkan berbentuk ordinal dimana skala ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu Sarwono, 2006 : 94. Selain data yang dihasilkan berbentuk ordinal dalam pengujian normalitas didapat bahwa distribusi data variabel kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru terhadap jabatan pekerjaan dan kompetensi guru berdistribusi tidak normal. Hal ini ditujukan pada tabel berikut ini : Variabel R Square Parameter Keterangan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kompetensi Profesional Guru 0,722 0,8 Tidak Normal Sikap Guru Terhadap jabatan Pekerjaan dengan Kompetensi Guru 0,739 0,8 Tidak Normal 41

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. SMA Negeri 6 Yogyakarta

1. Sejarah SMA Negeri 6 Yogyakarta

SMA Negeri 6 Yogyakarta terletak di Jalan C. Simanjuntak 2 Yogyakarta Kelurahan Terban Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Asal mula berdirinya SMA Negeri 6 Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dengan SMA Bagian A Sastra yang terletak di jalan C. Simanjuntak 2 dahulu Jl. Jati no.1 yang pada waktu itu dipimpin oleh bapak R. DS Hadiwidjono. Pada tanggal 17 September 1949 didirikan Sekolah Menengah Umum Atas Bagian C. Tujuan semula didirikannya SMA C adalah : a. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga menengah seperti Pamong Praja dan Pengadilan Negeri serta tenaga administrasi yang selama perang kemerdekaan telah banyak menyusut. b. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Melalui Surat Keputusan Menteri P K Nomor 210B tanggal 27 Oktober 1949 SMAC memperoleh status menjadi SMA Negeri bagian C. Pada tanggal 31 maret 1950 kepemimpinan diserahkan kepada pimpinan yang baru yaitu Bapak R.M. Soewito Poespokoesoemo dan wakilnya Bapak R.A. Djakatirtana, S.H. Karena Bapak R.M. Soewito