Hasil Tindakan Siklus I
83
selama proses pembelajaran dalam keadaan baik secara jasmani dan rohani. Pendekatan yang menggunakan pengalaman siswa dan penyampaian materi
yang turut diaplikasikan secara langsung oleh siswa lebih mudah mudah dipahami dibandingkan hanya memfokuskan siswa pada penyampaian materi
secara abstrak dengan bahasa verbal. Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa guru telah
melaksanakan pembelajaran dengan baik. Siswa juga telah mengikuti proses pembelajaran dengan lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi
yang menunjukkan bahwa aktivitas siswa masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 98.
Setelah pelaksanaan tindakan siklus II keterampilan menulis paragraf siswa mengalami peningkatan. Keberhasilan tindakan dalam siklus II terlihat
pada hasil tes siklus II. Peningkatan terjadi pada rata-rata nilai kelas dan persentase siswa yang memenuhi KKM. Nilai rata-rata kelas dalam
keterampilan menulis paragraf mencapai 70,92. Siswa yang telah memenuhi KKM terdapat 22 siswa dari 24 siswa.
Peningkatan pada proses dan hasil belajar menulis paragraf tersebut terjadi karena antusias dan semangat belajar siswa mengalami peningkatan
pula. hal tersebut dikarena guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan optimal, dan rancangan kegiatan pembelajaran
menggunakan Pendekatan Pengalaman Berbahasa sesuai dengan karakteristik
84
siswa, sehingga mudah diikuti dan materi mudah dipahami. Selain itu guru memberikan motivasi untuk rajin belajar.
Pada tindakan siklus II ini terdapat dua siswa atau 8,33 siswa yang belum memenuhi KKM atau belum tuntas. Berdasarkan diskusi dengan guru
kelas, dijelaskan bahwa siswa yang belum memenuhi KKM tersebut memiliki daya tangkap yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang lain. Siswa
terlihat kurang bersemangat dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Saat guru menjelaskan materi kedua siswa ini lebih sering mengobrol sendiri
sehingga kurang memperhatikan penjelasan guru. Pada saat siswa lain mengerjakan evaluasi mereka kurang fokus dan lebih tertarik mengerjakan hal
lain, sehingga hasil evaluasi mereka tidak maksimal. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan evaluasi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh AS dan
WSM karena konsentrasi mereka teralihkan dengan aktivitas lain, seperti bercanda dan bermain sendiri.
Peningkatan pada proses dan hasil belajar pada siklus II tersebut menunjukkan bahwa Pendekatan Pengalaman Berbahasa dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf. Hal ini sesuai dengan pendapat Tompkins 1995: 263 menjelaskan
bahwa bahasa berasal dari diri siswa sendiri dan isi dari bahasa tersebut diperoleh dari pengalamannya sendiri. Suparti 2010: 2-3 mengungkapkan
bahwa pendekatan pengalaman berbahasa berpedoman pada penggunaan pengalaman bahasa siswa sebagai bahan atau sumber belajar.
85
Pendekatan Pengalaman Berbahasa dalam penelitian ini mengarahkan kegiatan menulis disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak yang masih
pada tahap operasional konkret Enny Zubaidah, 2009: 54. Pemilihan tema yang bersumber pada pengalaman siswa akan memudahkan siswa
mengungkapkan pikira, penngetahuan dan perasaannya dalam bentuk tulisan. Hasil olah data yang dihasilkan pada siklus II sudah memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian, sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.