itu, guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat.
Tata nilai termasuk norma, moral, estetika dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik peserta didik sebagai pribadi dan sebagai
anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian
peserta didik yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan peserta didiknya tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku,
menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturantata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu
akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan
dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru. Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kompetensi kepribadian guru merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
Selain itu, dapat menjadi pribadi sebagai teladan bagi peserta didik yang bertanggung jawab.
c. Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial guru dalam PP RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir d:
“Kompetensi Sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik dan masyarakat sekitar”.
Sedangkan menurut Nanang Priatna dan Tito Sukamto 2013: 36, menyebutkan secara rinci kompetensi sosial guru mencakup:
1 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskrimunatif.
2 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang
tua, peserta didik dan masyarakat. Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk
etis, seorang guru dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan agar tercapainya optimalisasi potensi pada diri peserta
didik. Guru harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistik yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar ditentukan
oleh kemampuan yang ada pada diri peserta didik. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru menyangkut kemampuan berkomunikasi
dengan peserta didik dan lingkungan. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan peserta didik dalam rangka pelaksanaan proses
pembelajaran yang efektif. Dari kedua pernyataan, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
sosial guru merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik saat pembelajaran
tanpa bertindak diskriminatif. d.
Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi profesional guru dalam PP RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir c:
“Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.
Sedangkan menurut Nanang Priatna dan Tito Sukamto 2013: 37, menyebutkan secara rinci kompetensi profesional guru mencakup:
1 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2
Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan reflektif. Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki
guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Dalam menyampaikan
pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi dalam mengelola proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik
harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat
mendorong peserta didik untuk bertanya, mengamati, mengeksplorasi, mencoba dan membuat jejaring.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh guru
dalam menguasai materi pelajaran yang diampu secara luas dan mendalam dan mampu mengembangkan sesuai potensi peserta didik.
4. Proses Pembelajaran