Identifikasi Masalah Rumusan masalah

10 b Pola Asuh Permisif adalah pengasuhan orang tua yang cenderung memberikan kebebasan terhadap anak untuk melakukan atau bertindak sesuai keinginannya tanpa adanya arahan dari orang tua. c Pola asuh demokrasi adalah anak diberikan kebebasan dalam mengutarakan pedapat dan berbuat bertindak, akan tetapi tetapi orang tua memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap tindakan anak. 2. Dalam hal pendidikan, anak autis dimungkinkan memiliki kemampuan atau keterbatasa pada taraf tertentu. Oleh sebab itu, dalam memberikan pendidikan untuk anak autis diperlukan kerjasama antar peran yang ada dalam lingkup pendidikan anak, seperti sekolah, keluarga, dan lingkungan anak autis. Pada pelaksanaannya, pendidikan untuk anak autis dilakukan secara menyeluruh secara komprehensif. Prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran anak autis Aswandi, Yosfan, 2005 : 167 sebagai berikut: 1 terstruktur, 2 terpola, 3 terprogram, 4 konsisten, 5 kontinyu. 3. Bina Diri atau juga dikenal dengan istilah Activity of Daily Living ADL, “ self care ”, “ self help skill ”, atau “ personal management ” merupakan upaya yang dilakukan untuk mendidik dan melatih kemandirian anak atau seorang individu terutama Anak Berkebutuhan Khusus menjadi lebih baik dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa bantuan orang lain dengan layanan pendidikan yang terprogram dan terencana. Bina diri dalam arti lebih luas yaitu mengurus diri, menolong diri, dan merawat diri, dalam menyesuaikan diri dan mencapai kemandirian. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Autis

1. Pengetian Anak Autis

Autis berasal dari bahasa Yunani dari kata Auto yang berarti diri sendiri. Istilah autisme baru diperkenalkan sejak tahun 1943 oleh Leo Kanner. Autism berdasarkan definisi dari IDEA dalam Hallahan, Kauffman dan Pullen 2009: 425: “ a developmental disability affecting verbal and non verbal communication and social interaction, generally evident before age 3, that affects a child’s performance. Other characteristics often associated with autism are engagement in repetitive activities and stereotyped movements, resistance to environmental change or change in daily routines, and unusual responses to sensory experiences. The term does not apply if a child’s educational performance is adversely affected primarily because the child has serious emotional disturbances”. Pengertian diatas menjelaskan bahwa autis adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi komunikasi verbal dan non verbal juga interaksi sosialnya, yang biasanya terlihat sebelum usia 3 tahun. Karakteristik lainnya yang sering dikaitkan dengan autis adalah aktivitas repetitif, perilaku stereotip, tidak terbiasa dengan perubahan baik lingkungan sekitarnya juga perubahan pada kegiatan sehari-hari, dan respon yang tidak biasa pada pengalaman sensoris. Istilah ini tidak dapat digunakan jika performance anak dalam hal pendidikan dipengaruhi oleh keadaan anak yang mempunyai kelainan emosional yang serius. Pendapat lain mengemukakan bahwa anak autis adalah kondisi anak yang mengalami gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang; social dan