Pola asuh orang tua merupakan sebagai pola interaksi antara anak dengan
                                                                                13
4 Menunjukkan  kegiatan  bermain  yang  tertinggal  jauh  dengan  anak  yang
seusia. 5
Hand flapping artinya sering menggepak-ngepak tangan atau jari. Adapun  pendapat  lain  mengemukakan  mengenai  karakteristik  khusus  yang
dimiliki anak autis, yaitu menurut Leo Kanner dalam Yosfan Azwandi, 2005: 27-30 sebagai berikut:
1 Karakteristik dari segi interaksi social
Anak  autis  dapat  dikenal  dengan  mengamati  interaksi  sosialnya  yang ganjil  Nampak  berbeda  dibandingkan  anak  pada  umumnya.  Seperti,
menolak  bila  ada  yang  hendak  memuluknya,  tidak  mengangkat  kedua lengannya  bila  diajak  untuk  digendong,  ada  gerakkan  pandangan  mata
yang  abnormal,  segaian  anak  autis  acuh  dan  tidak  bereaksi  terhadap pendekatan  orang  lain,  lebih  suka  menyendiri,  ketidakmampuan
memahami  aturan-aturan  dalam  interaksi  social,  serta  tidak  mampu memahami ekspresi wajah.
2 Karekteristik dari segi komunikasi dan pola bermain
sebagian  anak  autis  mengalami  keterlambatan  dalam  berbahasa  dan berbicara.  Ketika  anak  autis  berbicara  sering  kali  sulit  untuk  dimengerti
orang  lain.  Bila  menginginkanmenyampaikan  sesuatu,  biasanya  anak autis  menarik  tangan  orang  lain,  anak  autis  kesulitan  dalam  memahami
artimakna  dari  kata-kata.  Meskipun  anak  autis  mampu  berbicara,  akan
14
tetapi terkadang anak mengalami kesukaran dalam berkomunikasi dengan orang  lain.  Cara  berbicara  anak  autis  sering  monoton,  serta  anak
mengalami kesulitan dalam mengekspresikan perasaannyaemosinya. 3
Karakteristik dari segi aktivitas dan minat Pada  aspek  ini,  anak  autis  memperlihatkan  abnormalitas  dalam  bermain,
seperti  streotipe,  diulang-ulang,  dann  tidak  kreatif.  Anak  autis  menolak pada  hal-hal  yang  baru  termasuk  pada  perubahan  lingkungan,  serta  anak
autis memiliki ketertarikan pada benda-benda tertentu. Berdasarkan  pendapat  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  karakteristik  pada
siswa  autis  yaitu  mencangkup  anak  mengalami  kesulitan  dalam  berkomunikasi dengan  orang  lain,  meskipun  pada  anak  autis  yang  dapat  berbicara.  Dalam
berperilaku,  anak  autis  memperlihatkan  gerakan  yang  berulang-ulang  atau  bahkan berdiam  diri  tidak  banyak  melakukan  pergerakan
hipoaktif
.  Selain  itu  anak  autis mengalami kesulitan dalam menjalin interkasi dengan orang lain.
Dalam  penelitian  ini  siswa  autis  yang  memiliki  karakteristik  dengan kemampuan  gerak  motorik  tergolong  rendah  maupun  yang  sudah  baik  dapat
berpengaruh  pada  pengembangan  kemampuan  bina  diri  siswa.  Siswa  autis  yang memiliki  karakteristik  dengan  kemampuan  gerak  motorik  tergolong  rendah  dalam
melakukan  aktivitas  bina  diri  mengalami  kesulitanhambatan,  sehingga  dalam melakukan  aktivitas  sehari-hari  siswa  masih  memerluka  bantuan  dari  orang  lain.
Namun,  untuk  siswa  autis  yang  memiliki  gerak  motorik    tergolong  baik  dalam melakukan aktivitas sehari-hari bina diri mampu melakukannya secara mandiri.
15
                