are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT SAMPOERNA AGRO Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and for the Year Then Ended
Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated
96
38. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN lanjutan 38. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES continued
Risiko utama instrumen keuangan Grup adalah risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang asing,
risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko harga komoditas. Penelaahan manajemen dan kebijakan
yang disetujui untuk mengelola masing-masing risiko ini dijelaskan secara detail sebagai berikut:
The main risks arising from the Groups financial instruments are interest rate risk, foreign currency
risk, credit risk, liquidity risk, and commodity price risk. The management reviews and approves
policies for managing each of these risks, which are described in more detail as follows:
a. Risiko tingkat suku bunga a. Interest rate risk
Risiko tingkat suku bunga Grup terutama timbul dari pinjaman untuk tujuan modal kerja
dan investasi. Pinjaman pada berbagai tingkat suku bunga variabel menunjukkan Grup
kepada nilai wajar risiko tingkat suku bunga. The Groups interest rate risk mainly arises
from loans for working capital and investment purposes. Loans at variable rates expose the
Group to fair value interest rate risk.
Saat ini, Grup tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko suku bunga.
Currently, the Group does not have a formal hedging policy for interest rate exposures.
Pada tanggal 31 Desember 2013, berdasarkan simulasi yang rasional, jika tingkat suku bunga
utang bank jangka pendek dan utang jangka panjang lebih tinggilebih rendah 50 basis poin
2012: lebih tinggilebih rendah 50 basis poin, dengan seluruh variabel-variabel lain tidak
berubah, maka laba sebelum pajak untuk tahun
yang berakhir
pada tanggal
31 Desember 2013 akan lebih rendahlebih tinggi sebesar Rp6.519.474 2012: lebih
rendahlebih tinggi sebesar Rp4.276.532, terutama akibat biaya bunga utang bank
jangka pendek dan utang jangka panjang dengan tingkat bunga mengambang yang lebih
tinggilebih rendah. At December 31, 2013, based on a sensitivity
simulation, had the interest rates of short-term bank loans and long-term loans been 50 basis
points higherlower 2012: 50 basis points higherlower, with all other variables held
constant, income before income tax expense for the year ended December 31, 2013 would
have been Rp6,519,474 lowerhigher 2012: Rp4,276,532 lowerhigher, mainly as a result
of higherlower interest charges on floating rate short-term bank loans and long-term loans.
b. Risiko mata uang asing b. Foreign currency risk
Mata uang pelaporan Grup adalah Rupiah. Grup dapat menghadapi risiko nilai tukar mata
uang asing karena penjualan dan biaya beberapa pembelian dalam mata uang asing
terutama Dolar AS atau harga yang secara signifikan
dipengaruhi oleh
tolak ukur
perubahan harganya dalam mata uang asing seperti yang dikutip dari pasar internasional.
The Group’s reporting currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as its
sales and the costs of certain purchases are either denominated in foreign currencies
mainly US Dollar or whose price is significantly influenced by their benchmark
price movements in foreign currencies as quoted in the international markets.
Grup tidak memiliki kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang
asing. Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas,
fluktuasi dalam nilai tukar antara Rupiah dan Dolar AS lainnya menghasilkan lindung nilai
natural untuk laju nilai tukar mata uang asing Grup.
The Group does not have any formal hedging policy
for foreign
exchange exposure.
However, in relation to the matters discussed in the preceeding paragraph, the fluctuations
in the exchange rates between The Rupiah and US Dollar provide some degree of natural
hedge of the Group’s foreign exchange exposure.
are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT SAMPOERNA AGRO Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and for the Year Then Ended
Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated
97
38. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN lanjutan 38. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES continued
b. Risiko mata uang asing lanjutan b. Foreign currency risk continued
Pada tahun 2012, Grup memutuskan untuk menggunakan forward currency contracts
untuk mengantisipasi risiko mata uang asing yang pembayarannya dilakukan sekitar satu
1 bulan setelah Grup menandatangani komitmen
penjualan. Forward
currency contracts harus mempunyai mata uang yang
sama dengan hedged item. In 2012, the Group requires to use forward
currency contracts to eliminate the currency exposures for which payment is anticipated
approximately one 1 month after the Group has entered into a commitment for a sale. The
forward currency contracts must be in the same currency as the hedged item.
Pada tanggal 31 Desember 2013, berdasarkan simulasi yang rasional, jika nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar AS melemahmenguat sebesar 10 2012: melemahmenguat sebesar 10,
dengan seluruh variabel-variabel lain tidak berubah, maka laba sebelum pajak untuk
tahun
yang berakhir
pada tanggal
31 Desember 2013 akan lebih tinggilebih rendah sebesar Rp3.491.036 2012: lebih
tinggilebih rendah sebesar Rp6.912.292, terutama
sebagai akibat
dari kerugiankeuntungan
selisih kurs
atas penjabaran kas dan setara kas, piutang usaha,
piutang lain-lain - pihak berelasi, aset tidak lancar lainnya, dan utang dagang dalam Dolar
AS. At December 31, 2013, based on a sensitivity
simulation, had the exchange rate of Rupiah against the US Dollar depreciatedappreciated
by 10 2012: depreciatedappreciated by 10, with all other variables held constant,
income before income tax expense for the year ended December 31, 2013 would have been
Rp3,491,036 higherlower 2012: Rp6,912,292 higherlower, mainly as a result of foreign
exchange lossesgains on the translation of cash and cash equivalents, trade receivables,
other receivables - related party, other non- current
assets, and
trade payables
denominated in US Dollar.
c. Risiko kredit c. Credit risk
Risiko kredit yang dihadapi oleh Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan
dan petani plasma dan penempatan rekening koran dan deposito pada bank.
The Group has credit risk arising from the credits granted to the customers and plasma
farmers and placement of current accounts and deposits in the banks.
Selain dari pengungkapan di bawah ini, Grup tidak memiliki konsentrasi risiko kredit.
Other than as disclosed below, the Group has no concentration of credit risk.
Kas dan setara kas Cash and cash equivalents
Risiko kredit atas penempatan rekening koran dan deposito dikelola oleh manajemen sesuai
dengan kebijakan
Grup. Investasi
atas kelebihan dana dibatasi untuk tiap-tiap bank
dan kebijakan ini dievaluasi setiap tahun oleh direksi. Batas tersebut ditetapkan untuk
meminimalkan risiko
konsentrasi kredit
sehingga mengurangi kemungkinan kerugian akibat kebangkrutan bank-bank tersebut.
Credit risk arising from placements of current accounts and deposits is managed in
accordance with
the Group’s
policy. Investments of surplus funds are limited for
each banks and reviewed annually by the directors. Such limits are set to minimize the
concentration of credit risk and therefore mitigate financial loss through potential failure
of the banks.