-15 -10
-5 5
10 15
20 25
30 35
20.000 40.000
60.000 80.000
100.000 120.000
140.000
Q1 Q2
Q3 Q4
Q1 Q2
Q3 Q4
Q1 Q2
Q3 2007
2008 2009
vol semen - Y Left g_vol semen - Y Right
Ton
walaupun porsinya masih relatif kecil dibandingkan total pembiayaan perbankan di Sulawesi Utara. Hingga akhir triwulan III 2009, total kredit produktif modal kerja dan investasi yang
disalurkan mencapai Rp4,45 Triliun atau meningkat 3,06 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara umum, perkembangan kegiatan investasi di Sulawesi Utara mendapat tantangan bararti dari minimnya pasokan listrik. Hal ini tercermin dari terus berlangsungnya
pemadaman bergilir hingga saat ini sehubungan dengan defisit listrik di Sulawesi Utara yang mencapai 30 MW. Berkurangnya daya mampu listrik PLN tersebut disebabkan oleh belum
berfungsinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTPB Lahendong dan tidak optimalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air Tonsea Lama serta Tanggari. Tidak berfungsinya
PLTPB Lahendong unit 3 kapasitas 20 MW akibat gangguan pipa yang mengalami kebocoran. Sedangkan hilangnya kapasitas 10 MW dikarenakan adanya penurunan debit air
Danau Tondano yang berdampak pada menurunnya tekanan turbin di PLTA. Saat ini kebutuhan listrik masyarakat di Sulawesi Utara mencapai 147 MW pada posisi puncak,
sedangkan yang dapat disediakan oleh PLN baru 117 MW.
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum
3. Ekspor – Impor
Kinerja ekspor di Triwulan III 2009 diperkirakan akan mengalami perbaikan dengan laju pertumbuhan 8,73 y.o.y, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
6,90. Namun demikian membaiknya kinerja ekspor ini terlihat lebih banyak disebabkan oleh membaiknya kinerja ekspor antar provinsi sedangkan untuk ekspor luar negeri masih
terus mengalami kontraksi walaupun dengan level kedalaman yang semakin landai.
Grafik 1.4. Pertumbuhan Kredit Produkif
10 20
30 40
50 60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2007
2008 2009
Grafik 1.3. Volume Penjulan Semen dan Pertumbuhannya
Secara umum, dampak krisis ekonomi global telah menyebabkan menurunnya permintaan dunia sehingga berdampak pada melambatnya kinerja ekspor luar negeri tercermin dari
penurunan nilai dan volume ekspor Sulawesi Utara selama periode Januari – Agustus 2009 masing-masing sebesar 47 dan 37 y.o.y. Tercatat nilai ekspor Sulut ke luar negeri
selama selang Januari s.d. Agustus 2009 mencapai USD 272 Juta dengan volume sebesar 355 ribu ton.
Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri terutama dalam bentuk Food Animals serta Animals Vegetable Oils Fats khususnya olahan dari produk kopra, minyak
kelapa Virgin Coconut Oil dan ikan dengan negara tujuan utama adalah Amerika Serikat, China, dan Belanda. Berbeda dengan triwulan sebelumnya dimana Amerika Serikat
posisinya masih berada diurutan ke-2 negara tujuan utama eskpor luar negeri maka pada triwulan laporan negara tersebut kembali naik ke urutan 1 negara tujuan ekspor luar negeri.
Hal ini mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi Amerika diperkirakan akan ebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya.
Tabel 1.2. Pangsa Negara Tujuan Utama Ekspor Luar Negeri Berdasarkan Nilai Ekspornya
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia s.d. Agustus 2009
Grafik 1.5. Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Sulut
Tabel 1.1. Komoditi Utama Ekspor Sulut dlm Ribu Ton
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia s.d. Agustus 2009
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia s.d. Agustus 2009
20 40
60 80
100 120
140 160
180
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
2008 2009
Nilai Ekspor LN dlm Juta USD Vol Ekspor LN dlm Ribu Ton
28
21 12
8 7
4 20
2008
Belanda Amerika Serikat
Korea Selatan China
India Jepang
Negara Lainnya 21
19 14
9 8
7 22
2009
Amerika Serikat China
Belanda Jepang
Korea Selatan Jerman
Negara Lainnya
393 178
327 304
121 482
407 591
467 221
66 35
16 12
13
2005 2006
2007 2008
2009 Food Live Animals
Animal Veg. Oils Fats Others
1.000 2.000
3.000 4.000
5.000 6.000
7.000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2
3 4
5 6
7 8
Nilai Ribu USD Volume Ton
22 26
360 156
- -
- 3.287
- 10
13.853 11.875
23.221
7.662 12.527
- 5.000
10.000 15.000
20.000 25.000
30.000
2005 2006
2007 2008
2009 Pertanian
Tambang Manufaktur
Sementara itu, kegiatan impor selama triwulan III 2009 diperkirakan tumbuh 7,78 y.o.y. Menurut komponen penyusunnya, nilai tambah kegiatan impor antar pulauprovinsi
merupakan kontributor utama dibandingkan impor luar negeri. Tercatat, nilai impor luar negeri selang Januari s.d. Agustus 2009 mencapai USD12,54 juta, meningkat lebih dari
150 dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat USD4,99 Juta. Pencapaian ini cukup menggembirakan mengingat sebagian besar impor luar negeri merupakan
barang-barang modal yang diperlukan dalam kegiatan investasi di Sulawesi Utara.
Berdasarkan komoditinya, impor Sulawesi Utara lebih dari 99 didominasi oleh produk barang modal mesin, perkakas, alat transportasi, dlsb-nya. Meningkatnya komposisi
barang impor dalam bentuk mesin, peralatan dan material ini mengindikasikan terus meningkatnya kegiatan investasi di Sulawesi Utara. Sementara itu, menurut negara asal
barangnya, impor luar negeri Sulawesi Utara terutama berasal dari negara China, Filipina dan Jepang. Sedikit berbeda dibandingkan Tahun 2008 lalu dimana komodit impor lebih
banyak didatangkan dari negara China, Thailand dan Australia.
Grafik 1.6. Perkembangan Nilai dan Volume Impor Sulut
Tabel 1.3. Komoditi Utama Impor Sulut dlm Ton
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia s.d. Agustus 2009
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia s.d. Agustus 2009
49,23
13,55 11,47
8,99 6,72
10,04
Tahun 2008
China Thailand
Australia Filipina
Singapore Negara Lainnya
60,56 12,64
12,62 6,16
3,64 4,40
Tahun 2009
China Filipina
Jepang Malaysia
Australia Negara Lainnya
4,9 36,9
62,0 10,6
12,5 377,4
236,5 495,4
659,7 259,6
2005 2006
2007 2008
2009 Nilai Impor
Surplus Perdagangan LN
Grafik 1.7. Pangsa Negara Asal Impor Luar Negeri Berdasarkan Nilai Impornya
‘
Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia s.d. Agustus 2009
Dengan mengacu pada kinerja ekspor dan impor selama triwulan III 2009 maka secara netto neraca perdagangan luar negeri berada pada kondisi surplus perdagangan. Hal ini berarti
nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan nilai impornya. Sedangkan untuk transaksi perdagangan antar provinsi umumnya masih berada pada kondisi defisit. Hal ini disebabkan
karena hampir 70 barang konsumsi masih harus didatangkan dari luar provinsi terutama dari Kota Makasar dan Kota Surabaya.
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah
Semantara perkembangan kegiatan perdagangan dalam negeri selama triwulan laporan dapat dikonfirmasi dengan kegiatan ekspor dan impor antar provinsi yang dicatat oleh PT.
Pelindo Tbk yaitu melalui Pelabuhan Bitung. Berdasarkan data yang bersumber dari PT. Pelindo IV Bitung intensitas kegiatan impor antar provinsi lebih tinggi dibandingkan dengan
kegiatan ekspor antar provinsi yang berarti lebih banyak barang yang masuk ke wilayah Sulawesi Utara dibandingkan barang yang keluar dari Sulawesi Utara. Dengan demikian,
Grafik 1.8. Nilai Impor dan Surplus Perdagangan Luar Negeri Menurut PDRB
Sulawesi Utara Jenis Penggunaan
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan Sulawesi Utara terhadap daerahprovinsi lainnya di luar Sulawesi Utara masih cukup tinggi.
Tabel 1.4. Kegiatan Perdagangan Luar dan Dalam Negeri di Pelabuhan Bitung
dalam USD
2008 Jan-Sep
Jan-Sep
Impor Antar Provinsi Ton 2.310.395
2.698.362 3.214.457
2.326.167 2.274.576
-2,22 Turun
Ekspor Antar Provinsi Ton 803.014
950.690 917.834
674.826 692.361
2,60 Meningkat
2007 2008
2006 KEGIATAN
Ket 2009
Y.o.Y
Sumber : PT. Pelindo IV Persero, Bitung Angka Sementara
B. SISI PENAWARAN