-40 -20
20 40
60 80
100
10.000 20.000
30.000 40.000
50.000 60.000
70.000 80.000
90.000 100.000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008
2009 Angkutan - Y Left
g_Angkutan - Y Right
Juta Rp
5. Sektor Jasa-Jasa
Sektor jasa-jasa diperkirakan tumbuh 6,58 y.o.y pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,42 y.o.y. Peningkatan kinerja sektor
jasa-jasa utamanya jasa pariwisata antara lain didorong oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung ke Sulawesi Utara
menjelang dan pada saat penyelenggaraan even internasional Bunaken Sail. Selain itu berlangsungnya masa liburan sekolah pada awal triwulan laporan serta hari raya lebaran
juga turut andil dalam meningkatkan kinerja sektor ini khususnya jasa rekreasi dan hiburan. Sedangkan untuk jasa pemerintahan, diperkirakan terdapat sedikit perlambatan tercermin
dari penurunan persentase realisasi PAD selama triwulan III 2009 yang baru sebesar Rp208,37 milliar 74,47 dari total target Tahun 2009 atau lebih rendah dibandingkan
triwulan yang sama tahun lalu yang mencapai Rp213,37 milliar 79,75 terhadap total target Tahun 2008.
6. Sektor Lainnya
Sektor industri pengolahan diperkirakan akan mengalami perbaikan kinerja pada triwulan III 2009 dengan laju pertumbuhan 6,83 y.o.y. Situasi ini utamanya terkait dengan mulai
pulihnya demand dari pasar luar negeri sebagaimana tercermin dari melandainya penurunan ekspor luar negeri. Selain itu, minimalnya dampaknya krisis ekonomi global terhadap kinerja
sektor industri pengolah tercermin dari data jumlah penggunaan BBM Indutri untuk periode setelah krisis November 2008 yang secara rata-rata justru mengalami peningkatan
dibandingkan periode sebelum krisis. Tercatat jumlah penggunaan BBM Industri selama triwulan II 2009 mencapai 17,59 juta liter atau naik 13,76 y.o.y dibandingkan periode
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum
yang sama tahun lalu. Berdasarkan jenisnya, kenaikan penggunaan BBM terutama terjadi pada jenis minyak tanah sebesar 84,54 disusul solar 15,70 dan premium 8,85
Tabel 1.7. Jumlah Penggunaan Bahan Bakar Minyak BBM Non Subsidi
dalam KL
Sumber : PT. Pertamina Cabang Manado, Sulawesi Utara
Perkembangan sektor indutri pengolahan tak lepas pula dari dukungan pembiayaan oleh perbankan. Sejak awal Tahun 2007 hingga akhir Tahun 2008, penyaluran kredit pada sektor
industri memperlihatkan trend peningkatan walaupun selepas periode tersebut cenderung mengalami perlambatan sebagai dampak krisis ekonomi global Oktober 2008 lalu. Tercatat
penyaluran kredit sektor industri pengolahan pada September 2009 hanya mencapai Rp213 milliar naik tipis 2,51 y.o.y dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Grafik 1.22. Perkembangan Kredit Sektor Industri
10 20
30 40
50 60
70
50.000 100.000
150.000 200.000
250.000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2008
2009 Industri Y - Left
g_Industri - Y Right
Juta Rp
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum LBU
Sementara itu, pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan III 2009 diperkirakan hanya 7,63 y.o.y, lebih lambat dibandingkan triwulan lalu yang tercatat
18,65 y.o.y. Perlambatan kinerja sektor listrik, gas dan air bersih ini terutama didorong oleh krisis listrik yang melanda Sulawesi Utara di mulai sejak awal triwulan laporan dan terus
bertambah parah seiring dengan meningkatnya defisit listrik
dari 17 MW menjadi 30
MW. Berkurangnya daya mampu listrik PLN tersebut disebabkan oleh belum berfungsi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTPB Lahendong dan tidak
optimalnya Pembangkit Listrik Tenaga Air Tonsea Lama serta Tanggari. PLTPB Lahendong unit 3 kapasitas 20 MW belum berfungsi akibat gangguan pipa yang
mengalami kebocoran. Sedangkan untuk hilangnya kapasitas 10 MW dikarenakan adanya penurunan debet air tondano berdampak pada menurunnya tekanan turbin
sehingga output yang dihasilkan terbatas. Adapun kebutuhan listrik masyarakat Sulut mencapai 147 MW pada posisi puncak, sedangkan kemampuan yang ada saat
ini hanya 117 MW.
Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III 2009 diperkirakan tumbuh 8,23 y.o.y. Kencenderungan meningkatnya kinerja sektor ini didorong oleh terus membaiknya
harga komoditas pertambangan dan penggalian seiring dengan trend kenaikan harga minyak dunia yang saat ini harganya telah berada pada kisaran USD 80 - an per barel atau
jauh meningkat dibandingkan awal krisis Oktober 2008 lalu yang sempat turun hingga USD 30 - an per barel. Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini disumbangkan oleh
seluruh sub sektor yang ada yaitu sub sektor minyak dan gas, pertambangan tanpa migas dan penggalian. Khusus untuk sub sektor penggalian, berdasarkan pelaku usahanya, sub
sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan tradisionalrakyat dan bukan industri berskala besar.
Kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III 2009 diperkirakan tumbuh 8,13 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang
hanya tumbuh 6,94 y.o.y. Keketatan likuiditas yang sebelumnya membayangi perbankan nasional terus berangsur membaik. Sejak April 2009 lalu, laju pengumpulan
dana telah menyamai atau bahkan melampaui laju penyaluran kredit di Sulawesi Utara. Selama 2 dua tahun terakhir, penyaluran kredit sempat tumbuh jauh melebihi kemampuan
bank untuk mengumpulkan dana masyarakat. Akibatnya bank, mengalami keketatan likuiditas yang kemudian mendorong suku bunga perbankan untuk naik. Likuiditas akhirnya
kembali normal setelah perbankan giat mengumpulkan dana dari masyarakat dan mengerem laju kreditnya.
Dari aspek operasional, perbankan Sulawesi Utara masih mampu membukukan interest margin yang positif meskipun pertumbuhan tahunannya relatif menurun. Hal ini terkait
dengan trend laju penyaluran kredit yang saat ini melambat sehingga sumber pendapatan bunga pun relatif menurun. Namun demikian, secara operasional perbankan di Sulawesi
Utara masih mampu mendapatkan selisih positif antara biaya dana yang harus dibayarkan dengan pendapatan dari bunga kredit.
Dari sisi pendapatan, kinerja perbankan mengalami penurunan dari interest- based income namun mengalami peningkatan dari fee-based income. Perlambatan pada pertumbuhan
pendapatan bunga interest based-income merupakan dampak dari perlambatan laju penyaluran kredit sehingga sumber pendapatan bunga pun menurun. Di sisi lain,
pendapatan non-bunga fee-based income meningkat seiring dengan giatnya bank untuk menjual jasa-jasa perbankan seperti ATM, pengelolaan rekening, transaksi ekspor impor,
bank garansi serta bisnis baru. Sejumlah bank besar yang memiliki layanan transaksi perbankan yang komprehensif bahkan mampu mencatat pendapatan non-bunga yang
meningkat hingga 30 y.o.y.
BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Secara umum, tekanan harga barang dan jasa di Kota Manado selama Triwulan III-2009 memperlihatkan adanya penurunan dibandingkan periode-periode sebelumnya. Pada
September 2009, kota Manado mencatat deflasi sebesar 0,01 y.o.y, lebih rendah dibandingkan dengan akhir triwulan lalu yang tercatat sebesar 2,25 y.o.y dan periode
yang sama tahun lalu sebesar 13,15 y.o.y. Demikian pula jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang sebesar 2,83 y.o.y maka laju inflasi Kota Manado masih lebih
rendah.
Sumber : BPS Nasional dan Provinsi Sulut, diolah Sumber : BPS Nasional dan Provinsi Sulut, diolah
A. INFLASI TAHUNAN Y.o.Y
Inflasi tahunan Kota Manado sepanjang triwulan III-2009 cenderung mengalami trend penurunan yang cukup signifikan. Pada awal triwulan laporan, laju inflasi tahunan tercatat
0,38 y.o.y, kemudian turun tipis pada Agustus 2009 menjadi 0,37 y.o.y, dan kembali turun signifikan pada akhir periode menjadi deflasi 0,01 y.o.y. Kondisi ini sejalan dengan
laju inflasi nasional yang juga terus mengalami penurunan. Laju inflasi nasional pada awal triwulan III-2009 tercatat 4,91 y.o.y, menurun menjadi 4,84 y.o.y pada Agustus
2009, dan terus turun hingga mencapai 2,83 y.o.y di akhir periode laporan. Berdasarkan penyebabnya, laju inflasi dapat disumbangkan oleh faktor non fundamental
yaitu tekanan inflasi volatile food dan administered prices, serta faktor fundamental berupa inflasi inti yang terdiri dari ekspektasi inflasi, tekanan sisi permintaan, dan output gap. Trend
Grafik 2.2 Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional M.t.M
Grafik 2.1 Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional Y.o.Y
-2 -1
1 2
3 4
Ju l
A gu
st S
e p
O k
t N
o p
D e
s Ja
n F
e b
M a
r A
p r
M a
y Ju
n Ju
l A
gu st
S e
p 2008
2009
MTM Manado MTM Nasional
2 4
6 8
10 12
14 16
Ju l
A gu
st Se
p O
kt N
o p
D e
s Ja
n Fe
b M
ar A
p r
M ay
Ju n
Ju l
A gu
st Se
p
2008 2009
YOY Nasional YOY Manado