KEMISKINAN PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tingkat Pengangguran Terbuka TPT provinsi Sulawesi Utara selama kurun waktu 3 tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan. Namun bila dibandingkan dengan TPT nasional sebesar 8,14, TPT provinsi Sulawesi Utara sepanjang periode Februari 2007 sampai dengan Februari 2009 masih termasuk cukup tinggi dan berada di urutan ke enam tertinggi di antara provinsi lainnya di Indonesia.

B. KEMISKINAN

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Februari 2004 – Maret 2009 di Provinsi Sulawesi Utara cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Terjadi peningkatan dari periode Februari 2004 – Maret 2007 dan terjadi penurunan dari periode Maret 2007 – Maret 2009. Tabel 6.4. Sebaran Penduduk Miskin di Kota dan Desa Periode Februari 2004 – Maret 2009 Grafikl 6.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Provinsi Sulawesi Utara Februari 2006 - Februari 2009 Grafik 6.4. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Provinsi Sulut dan Nasional Februari 2007 - Februari 2009 Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah 61,10 59,20 65,60 61,97 63,12 61,16 63,91 56 58 60 62 64 66 68 Feb-06 Ags-06 Feb-07 Agt-07 Feb-08 Ags-08 Feb-09 TPAK_Sulut 13,00 12,35 12,35 10,65 10,63 9,75 9,11 8,46 8,39 8,14 - 5 10 15 Feb- 07 Agt- 07 Feb- 08 Ags- 08 Feb- 09 TPT Nasional persen TPT Sulut persen Kota Des a Total Kota Des a Total S ulawes i Utara 35,9 156,3 192,2 4,37 11,76 8,93 Indones ia 11.369,0 24.777,9 36.146,9 12,13 20,11 16,66 S ulawes i Utara 46,4 155,0 201,5 4,96 12,70 9,34 Indones ia 13.297,4 23.504,7 36.800,9 12,48 20,63 16,69 S ulawes i Utara 61,2 171,4 232,6 6,52 14,01 10,76 Indones ia 13.568,4 23.820,9 37.389,3 12,68 20,84 16,90 S ulawes i Utara 79,0 171,0 250,1 8,31 13,80 11,42 Indones ia 13.559,3 23.609,0 37.168,3 12,52 20,37 16,58 S ulawes i Utara 72,7 150,9 223,5 7,56 12,04 10,10 Indones ia 12.768,5 22.194,8 34.963,3 11,65 18,93 15,42 S ulawes i Utara 79,25 140,31 219,57 8,14 11,05 9,79 Indones ia 11.910,0 20.620,0 32.530,0 10,72 17,35 14,15 J uli 2005 J uli 2006 Maret 2007 Maret 2008 Tahun J umlah P enduduk Mis kin 000 orang P ers entas e P enduduk Mis kin F ebruari 2004 Maret 2009 Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Jumlah penduduk miskin pada Maret 2009 sebesar 219,57 ribu 9,79. Terjadi penurunan jumlah maupun persentase penduduk miskin dibandingkan Maret 2008 yang berjumlah 223,5 ribu 10,10. Penurunan ini lebih disebabkan oleh turunnya jumlah penduduk miskin di kawasan perdesaan. Jika pada posisi Maret 2008 jumlah penduduk miskin di perdesaan berjumlah 150,9 ribu 12,04, pada periode Maret 2009 jumlah berkurang cukup signifikan menjadi 140,31 ribu 11,05. Sebaliknya, di perkotaan jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan, jika pada periode Maret 2008 jumlahnya tercatat 72,7 ribu 7,56, pada periode Maret 2009 jumlahnya meningkat mencapai 79,25 ribu 8,14. Secara nasional, juga terjadi penurunan jumlah penduduk miskin dari 34,96 juta orang pada Maret 2008 menjadi 32,53 juta orang pada Maret 2009. Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun lebih tajam daripada di daerah perkotaan. Selama periode Maret 2008 - Maret 2009, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta orang, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang. Persentase penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan pada periode Maret 2008 - Maret 2009 tidak banyak berubah, masing- masing mengalami penurunan sebesar 0,93 dan 0,58. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periode Maret 2008-Maret 2009 antara lain disebabkan oleh laju inflasi yang relatif stabil, rata-rata harga beras nasional yang relatif rendah, turunnya rata-rata upah riil harian buruh tani, panen raya, peningkatan NTP dan meningkatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Tabel 6.5. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Provinsi Sulawesi Utara Periode Februari 2004 – Maret 2009 Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Semakin tinggi Garis Kemiskinan, semakin banyak Makanan B ukan Total Maret 2008 131.456 44.173 175.628 72,68 7,56 Maret 2009 146.007 47.244 193.251 79,25 8,14 Maret 2008 128.498 33.935 162.433 150,86 12,04 Maret 2009 141.599 36.672 178.271 140,31 11,05 Maret 2008 129.781 38.378 168.160 223,55 10,10 Maret 2009 143.512 41.260 184.772 219,57 9,79 KOTA DE S A P E R KOTAAN Garis Kemis kinan R pKapitaB ln J umlah P enduduk Mis kin P ers entas e P enduduk Mis kin P E R DE S AAN Tahun penduduk yang tergolong sebagai penduduk miskin. Selama periode Maret 2008 – Maret 2009, garis kemiskinan naik sebesar 9,88 yaitu dari Rp.168.160,- per kapita per bulan pada Maret 2008 menjadi Rp184.772,- per kapita per bulan pada Maret 2009. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan GK, yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan GKM dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan GKBM, terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Pada Maret 2008, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 77,18, tetapi pada Maret 2009, peranannya meningkat mencapai 77,67. Selanjutnya penduduk miskin dapat dibedakan menjadi dua yaitu miskin kronis chronic poor dan miskin sementara transient poor. Miskin kronis adalah penduduk miskin yang berpenghasilan jauh di bawah garis kemiskinan dan biasanya tidak memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya ekonomi, sedangkan miskin sementara adalah penduduk miskin yang berada dekat garis kemiskinan. Jika terjadi sedikit saja perbaikan dalam ekonomi, kondisi penduduk yang termasuk kategori miskin sementara ini bisa meningkat dan statusnya berubah menjadi penduduk tidak miskin. Pada periode Maret 2008 - Maret 2009, Indeks Kedalaman Kemiskinan P 1 dan Indeks Keparahan Kemiskinan P 2 cenderung tidak berubah. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung sama dengan kondisi periode yang lalu mendekati garis kemiskinan begitu pula dengan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskinnya.

C. Kesejahteraan Petani