Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Grafik 3.11. Penyaluran Kredit di Provinsi Sulawesi Utara Rp. Miliar miliar, Kota Bitung 21,12, Kota Manado 17,28 dan Kabupaten Minahasa mencatat pertumbuhan sebesar 16,07 y.o.y.

3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Pertumbuhan penyaluran kredit di Sulawesi Utara dari waktu ke waktu terus terus mengalami koreksi, hingga triwulan laporan jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp10.004 miliar atau hanya tumbuh sebesar 18,34 y.o.y, sangat rendah bila dibandingkan baik dengan pertumbuhannya pada periode yang sama tahun lalu maupun dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 39,08 y.o.y dan 22,60 y.o.y. Berdasarkan jenis penggunaannya, perkembangan kredit paling signifikan dialami oleh kredit konsumsi mencapai jumlah Rp5.546 miliar atau tumbuh sebesar 34,35. Pertumbuhan yang cukup signifikan ini dipicu dari tingginya konsumsi masyarakat Sulawesi Utara yang dapat dikonfirmasi dengan data pertumbuhan ekonomi khususnya dari komponen konsumsi yang juga dominan dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi Sulawesi utara. Untuk jenis kredit investasi dan kredit modal kerja pertumbuhannya masing-masing sebesar 6,55 y.o.y dan 2,19 y.o.y. Angka ini jauh menurun dibandingkan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang tercatat 10,10 y.o.y dan 12,91 y.o.y. Berdasarkan strukturnya, pangsa kredit konsumsi menempati urutan pertama sebesar 55,44 dari total kredit yang disalurkan, hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit konsumsi yang juga paling signifikan dibandingkan pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja. Selanjutnya pangsa kredit modal kerja tercatat sebesar 35,39, dan kemudian diikuti oleh kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,18. Berdasarkan sektor ekonominya, Grafik 3.10. Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan Persen Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum LBU Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum LBU 10 20 30 40 50 60 70 Ju l A u g S e p O c t N o v D e c Ja n F e b M a r A p r M a y Ju n Ju l A u g S e p 2008 2009 gTotal Kredit gInvestasi gModal Kerja gKonsumsi - 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2008 2009 Modal Kerja Investasi Konsumsi penyaluran kredit produktif selama triwulan ini sebagian besar ditujukan ke sektor lainnya konsumsi dengan jumlah Rp5.556 miliar dengan pangsa 55,54. Selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran PHR mencapai jumlah Rp2.887 miliar dengan pangsa sebesar 28,86 dari total kredit. Disusul penyaluran kredit pada sektor jasa dunia usaha dan sektor konstruksi masing-masing dengan pangsa 4,23 dan 3,82. Dominasi penyaluran kredit pada sektor PHR, didorong oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat dan meningkatnya wisatawan asing dan domestik untuk berkunjung ke Sulawesi Utara tercermin dari tingginya tingkat hunian hotel dan terus berlangsungnya pembangunan hotel-hotel baru, ditambah lagi adanya penyelenggaraan event internasional Sail Bunaken yang diselenggarakan pada bulan Agustus, sehingga hal ini menjadi insentif bagi pihak perbankan untuk menyalurkan kredit di sektor ini. Sementara itu berdasarkan pencapaiannya, peningkatan pertumbuhan kredit paling signifikan terjadi di sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang tumbuh 52,80 y.o.y dengan jumlah Rp246 juta. Berikutnya adalah sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan dan sektor laimmya konsumsi yang tumbuh masing-masing sebesar 45,11 y.o.y dan 34,12 y.o.y. Selanjutnya penyaluran kredit di sektor Jasa Dunia Usaha tercatat sebesar Rp423 miliar atau tumbuh 11,99 y.o.y, diikuti oleh sektor PHR 11,44, sektor pertambangan 3,44 dan sektor perindustrian 2,51. Sementara, sektor yang mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor pertanian 32,89, sektor transportasi dan komunikasi 27,59 dan sektor konstruksi 9,83. Grafik 3.12. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi Rp. Miliar Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum LBU - 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 20 08 20 09 Lainnya Konsumsi Sektor Produktif Lainnya PHR Konstruksi Pertanian Berdasarkan kelompok bank, sampai dengan triwulan laporan, bank umum pemerintah masih terus mendominasi penyaluran kredit dibandingkan dengan bank umum swasta nasional. Kelompok bank pemerintah berhasil menyalurkan Rp7.643 miliar atau mencapai pangsa pasar 76,40 sedangkan kelompok bank swasta menyalurkan Rp2.361 miliar dengan pangsa pasar 23,60. Selain itu dominasi pembiayaan oleh bank umum pemerintah terlihat semakin kuat ditinjau dari laju pertumbuhan kreditnya yang tumbuh sebesar 24,73 y.o.y lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh kelompok bank swasta yang hanya sebesar 1,51 y.o.y. Banyaknya bank swasta di wilayah Sulawesi Utara memdorong persaingan yang semakin kuat, yang berdampak terhadap lambatnya pertumbuhan penyaluran kredit oleh bank swasta. Grafik 3.13. Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank Rp. Miliar Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum LBU Berdasarkan wilayah penyaluran kredit, dari total kredit sebesar Rp10.004 miliar, sebesar 65,45 atau sebesar Rp6.548 miliar disalurkan di wilayah Kota Manado hal ini juga tidak lepas dari banyaknya jaringan kantor perbankan yang berada di Kota Manado sebagai sentra pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Minahasa dengan pangsa pasar sebesar 11,95 Rp1.195 miliar, Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 9,85 Rp.986 miliar, Kota Bitung sebesar 6,75 Rp.675 miliar, dan Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 6,00 Rp.600 miliar. - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2008 2009 Bank Pemerintah Bank Swasta Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum LBU Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum LBU Berdasarkan laju pertumbuhan kreditnya, wilayah dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi dialami Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 29,36 y.o.y sedangkan yang terendah adalah Kota Manado sebesar 17,98 y.o.y. Perlambatan pertumbuhan kredit selama triwulan laporan terjadi karena respon pihak perbankan atas kondisi ketidakpastian pemulihan perekonomian global yang kemudian berdampak pada perilaku perbankan yang lebih memperhitungkan faktor risiko dengan fokus pada prinsip kehati-hatian serta lebih memperhatikan potensi usaha dari debitur kedepan melalui risk based pricing. Fungsi intermediasi perbankan mengalami penurunan tercermin dari angka Loan to Deposit Ratio LDR sebesar dari 102,88 pada triwulan laporan, turun dari posisinya di periode yang sama tahun lalu sebesar 106,62. Perlu digaris bawahi bahwa perhitungan LDR ini hanya membagi jumlah total kredit yang disalurkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh perbankan. Menurunnya rasio LDR ini disebabkan karena pertumbuhan DPK yang jauh lebih signifikan dibandingkan pertumbuhan kredit yang disalurkan bank. Berdasarkan wilayah administratifnya, rasio LDR terendah dialami oleh Kota Manado sebesar 93,69. Sedangkan LDR tertinggi dicapai oleh Kabupaten Minahasa sebesar 150,50, disusul kemudian berturut-turut oleh Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 141,46, Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 104,28, dan Kota Bitung sebesar 100,91. Grafik 3.15. Pertumbuhan Kredit Berdasarkan KabupatenKota Grafik 3.14. Komposisi Kredit Berdasarkan KabupatenKota Milyar Rupiah - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2008 2009 Bitung Manado Sangihe Talaud Bolmong Minahasa - 10 20 30 40 50 Minahasa Bolmong Sangihe Talaud Manado Bitung Q3-09 Q2-09 Q3-08 Grafik 3.16. Loan to Deposit Ratio LDR Berdasarkan KabupatenKota Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum LBU

4. Kredit UMKM