PERTANIAN TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

Bab III Tekanan terhadap Lingkungan III- 113 d. Zona Tenggara : Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara, Kota Subulussalam, Kabupaten Singkil, Pulau Banyak dengan lokasi pusat agro industry di Kabupaten Aceh Tenggara. e. Zona Selatan : Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Simeulue dengan lokasi pusat agro industry di Kabupaten Aceh Barat Daya. f. Zona Barat : Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya dengan lokasi pusat agro industri di Kabupaten Aceh Barat. 2. Kawasan agrowisata yang tersebar di 17 tujuh belas kabupaten yang tidak termasuk ke dalam lokasi pusat agro industry; 3. Kawasan situs sejarah terkait lahirnya MoU Helsinki antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka; 4. Kawasan khusus. Pengembangan wilayah juga dilakukan dengan peninjauan kembali distribusi penduduk dari kabupatenkota yang berpenduduk padat ke kabupatenkota yang penduduk tidak padat untuk mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui optimalisasi pemanfaatan lahan, penyediaan lapangan usaha baru dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, indentifikasi lahan yang sesuai khususnya lahan terlantar perlu dilakukan dengan memperhatikan arahan pengembangan wilayah sesuai dengan Rencana Tata Ruang RTRW Aceh.

E. INDUSTRI

Baku mutu limbah cair ditentukan berdasarkan masing-masing parameter yang telah ditentukan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cari Industri. Penjelasan tentang limbah B3 juga diatur di dalam UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam Bab I, pasal 1, ayat 21 disebutkan bahwa Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, danatau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, danatau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan danatau merusak lingkungan hidup, danatau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Selanjutnya di dalam ayat 22 dijelaskan bahwa limbah B3 adalah sisa suatu usaha danatau kegiatan yang mengandung B3. Pengukuran baku mutu sangat diperlukan untuk menentukan apakah terjadi pencemaran lingkungan hidup, sesuai dengan pasal 20 ayat 1 dan 2 dari UU RI Nomor 32 tahun 2009. Berdasarkan data dari Desperindag Aceh tahun 2014, terdapat beberapa perusahaan industri yang menghasilkan limbah di Provinsi Aceh. Dalam tabel SP-1 dan table SP-1.1, Bab III Tekanan terhadap Lingkungan III- 114 setidaknya ada 7 tujuh perusahaan yang menghasilkan limbah tersebut. Perusahaan ini umumnya memproduksi urea dan CPO. Paramater yang diambil untuk mengukur jumlah limbah tersebut adalah BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak, Ph dan Total N. Standar baku mutu limbah cair untuk perusahaan penghasil Urea dan CPO telah ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995 seperti di dalam tabel di bawah ini: Tabel III.2. Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Pupuk Urea NO PARAMETER KADAR MAKSIMUM mgL BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM kgton 1 BOD 5 100 1,5 2 COD 250 3,75 3 TSS 100 1,5 4 Minyak dan Lemak 25 0,4 5 Amonia Total sebagai NH3-N 50 0,75 6 pH 6,0 - 9,0 7 Debit Limbah Maksimum 15 m3 per ton produk pupuk urea Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk pupuk urea. Tabel III.3. Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Minyak Sawit NO. PARAMETER KADAR MAKSIMUM mgL BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM kgton 1 BOD 5 100 0,25 2 COD 350 0,88 3 TSS 250 0,63 4 Minyak dan Lemak 25 0,063 5 Nitorgen Total sebagai N 50 0,125 6 pH 6,0 - 9,0 7 Debit Limbah Maksimum 2,5 m3 ton produk minyak sawit CPO Bab III Tekanan terhadap Lingkungan III- 115 Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk minyak sawit CPO. 3. Nitrogen Total adalah jumlah Nitrogen Organik + Amonia Total + NO3 + NO2 1. PT. Dynea Mugi Indonesia PT. Dynea Mugi Indonesia berlokasi di Kota Langsa bergerak di bidang industri lem urea. Perusahaan ini mengasilkan BOD sejumlah 6 mgl dan jumlah ini masih dibawah kadar maksimum BOD yang ditentukan. Untuk limbah cair TSS juga berada dibawah kadar maksimum yakni mencapai 17,84 mgl. Jumlah Ph yang dihasilkan berjumlah 7,72 dan masih berada di bawah ketentuan maksimal sedangkan untuk Total N berjumlah 0,009 dan juga berada dalam posisi yang normal. 2. PT. Socfindo Sei Liput PT. Socfindo Sei Liput berlokasi di Kabupaten Aceh Tamiang yang memproduksi CPO. Beberapa parameter menunjukkan bahwa beban limbah yang dihasilkan sudah melebihi ambang batas yang ditentukan. Untuk BOD berjumlah 139 mgl sementara yang diperbolehkan maksimal adalah 100 mgl. Untuk COD juga melebihi ambang batas, seharusnya maksimal 300 mgl namun berjumlah 620,54 mgl. Untuk TSS berjumlah 415 mgl juga melebih kadar maksimum 250 mgl. Untuk jumlah minyak dan lemak mencapai 8,41 mgl dan ini masih dibawah kadar maksimum yang ditentukan. Untuk Jumlah Ph yang dihasilkan masih berada di batas normal yakni berjumlah 8,41 mgl. Sedangkan untuk total N mencapai 40,85 mgl dan ini belum mencapai kadar maksimum yang ditentukan. 3. PT. Pupuk Iskandar Muda PIM Industri yang berlokasi di Kabupaten Aceh Utara memproduksi pupuk urea. Jumlah BOD yang diukur mencapai 92 mgl dan masih dibawah standar baku mutu. Untuk COD tercatat jumlah mencapai 13 dan ini jauh dibawah standar maksimum baku mutu. Sementara TSS tercatat jumlah 0,1 dan juga tercatat jauh dibawah standar maksimum baku mutu yang ditentukan. Minyak dan lemak mencapai 0,04 dan sangat memenuhi baku mutu. Untuk jumlah Ph tercatat 8,57 dan masih dalam batas normal. Untuk total N berjumlah 474,25. Jumlah ini sangat tinggi sekali karena batas kadar maksimum yang ditentukan adalah 50 mgl. 4. PT. Syaukat Sejahtera Industri yang berlokasi di Kabupaten Bireuen yang bergerak di bidang industri CPO. Untuk BOD memperoleh hasil 393 mgl dan jumlah ini nyaris 3 kali lipat lebuh tinggi dari kadar maksimum yang telah ditentukan. Jumlah COD yang dihasilkan limbah cari perusahaan ini