Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan IV- 124
BAB IV UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
A. REHABILITASI LINGKUNGAN
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh
semua pemangku kepentingan. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Pengelolaan lingkungan yang tidak baik dapat dianggap sebagai salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam.
Muara dari semua masalah lingkungan adalah pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan faktor keseimbangan lingkungan yang pada gilirannya akan merusak
lingkungan hidup. Pembangunan kawasan pemukiman, industri atau perkebunan seringkali mengabaikan kelestarian lingkungan hidup dan hanya mempertimbangkan aspek keuntungan
ekonomi semata. Sebagai akibatnya, terjadi kerusakan lingkungan yang memicu terjadinya bencana. Lebih lanjut, kesalahan pengelolaan lingkungan paling tidak dapat disebabkan oleh
berbagai faktor seperti tingkat pendidikan, masalah ekonomi, pola hidup, kelemahan sistem peraturan perundangan dan lemahnya pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan.
Kerusakan lingkungan hidup akan mengakibatkan semakin menipisnya SDA yang ada akibat perambahan hutan. Fakta saat ini kondisi hutan Aceh sudah pada posisi yang
memerlukan perhatian secara serius, hal ini dapat dilihat dari trend kehilangan tutupan hutan yang dipantau oleh berbagai pihak, serta jika didasarkan atas beberapa indikator lainnya
seperti intensitas banjir dan longsor, kebakaran hutan dan lahan, serta konflik kepentingan di sektor kehutanan yang terus meningkat. Luas tutupan hutan Aceh pada tahun 2006 adalah
3.34 juta ha, sedangkan pada pada tahun 2009 luasnya menurun menjadi 3.18 juta ha, luas itu menyusut 160 ribu hektar. Penyebabnya adalah buruknya pengelolaan dan kinerja
pengoperasian konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam, penebangan kayu illegal logging, pembukaan lahan untuk perkebunan, pertambangan serta
kebakaran hutan. Bahkan kebijakan Moratorium Logging yang dicanangkan sejak 2007 ternyata tidak cukup ampuh menahan gempuran kapitalis yang ingin menangguk keuntungan
dari hutan Aceh.
Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan IV- 125
Untuk mengurangi dampak negatif dari kerusakan hutan perlu dilakukan upaya rehabilitasi lingkungan, tujuannya adalah memulihkan kembali, memperbaiki dan
meningkatkan kondisi lahan yang rusak supaya dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai lahan produksi, media pengatur tata air, ataupun sebagai unsur perlindungan alam dan
lingkungannya. Pada tahun 2014 Pemerintah Aceh telah melakukan beberapa upaya rehabilitasi lingkungan
antara lain :
A.1. Penghijauan
Penghijauan adalah kegiatan penanaman pada lahan kosong di luar kawasan hutan serta pembuatan bangunan pencegah erosi tanah dengan tujuan agar lahan tersebut dapat
dipulihkan, dipertahankan, dan ditingkatkan kembali kesuburannya. Kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh Bapedal Aceh diantaranya adalah memperingati Hari Bumi tahun 2014.
Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2014, Bapedal Aceh melaksanakan penghijauan di di Taman Hutan Raya Tahura Pocut Meurah Intan Seulawah, Saree Aceh
Besar dalam upaya pelestarian lingkungan dan konservasi sumber daya alam. Dalam hal ini Bapedal Aceh bekerjasama dengan BLHPKP Aceh Besar, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Aceh Besar, Dinas Kehutanan Aceh Besar serta Dinas Kehutanan Perkebunan Aceh. Jenis bibit pohontanaman yang ditanam adalah bibit durian, nangka, alpukat, mahoni dan
sentang. Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan terjaminnya kelestarian kelompok Hutan Seulawah Agam serta untuk koleksi
tumbuhan danatau satwa yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya dan kearifan tradisional budaya, pariwisata dan rekreasi.
Penetapan sebagian kawasan Hutan, wilayah Aceh Besar menjadi Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan atau yang disebut dengan Tahura Pocut Meurah Intan adalah salah satu hutan
yang kegunaannya dibagi kedalam beberapa zona lindung, zona pembinaan flora dan fauna, zona pemanfaatan intensif dan zona penyangga. Selain itu beberapa kegiatan penghijauan
yang dilakukan di Bapedal Aceh tertera dalam tabel berikut :
Bab IV Upaya Pengelolaan Lingkungan IV- 126
Tabel IV.1. Penghijauan yang Dilakukan Bapedal Aceh Tahun 2014
No Nama Kegiatan
Jenis Tanaman
Jumlah Volume
Satuan
1 Penghijauan
pada sekolah-
sekolah di Kota Banda Aceh Pucuk merah
1025 batang
2. Penghijauan
di kecamatan
Meuraxa Kota Banda Aceh oleh kelompok sadar lingkungan
Mahoni Ketapang
Cemara laut Mimba
Trembesi 300
900 700
410
1350 Batang
Batang Batang
Batang batang
3. Penghijauan di lokasi TPA Cot
Padang Seulawah Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie
Trembesi Mahoni
900 450
Batang Batang
4. Penghijauan
pada kawasan
banjir bandang Kecamatan Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara
Bambu buluh Mahoni
800 1150
Batang batang
5. Penghijauan di jalan lingkar
kampus Universitas Teuku Umar Kabupaten Aceh Barat
Trembesi Mahoni
1100 520
Batang batang
6. Penghijauan di sekitar danau
Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah
Pinus 8600
batang
7. Penataan RTH taman depan
langgar shalat di Kabupaten Bireuen
Pucuk merah Bunga hias
Rumput gajah 32
32 80
Pot Pot
m
2
8. Penataan dan pemeliharaan RTH
di Kabupaten Aceh Utara Angsana
Trembesi Mahoni
Jeumpa Jabon
Lengkeng Sawo kecik
50 100
400 300
200 120
100 Batang
Batang Batang
Batang Batang
Batang batang
Dibandingkan dengan tahun 2013, maka pada tahun 2014 ini Pemerintah Aceh lebih banyak melakukan kegiatan penghijauan, dimana pada tahun 2013 jumlah pohon yang
ditanam hanya 153.728 batang, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 1.001.225.991 batang dalam luas 22.195,52 ha seperti yang tertera dalam Buku Data Tabel UP-1. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh dinas terkait dalam wilayah Pemerintah Aceh.