ANALISA ISU PRIORITAS PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan I- 7 Pemerintah Aceh juga mempunyai strategi – strategi untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan antara lain: 1. Peningkatan pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan 2. Pelaksanaan sistem ekonomi pemanfaatan Sumber Daya Alam secara berkelanjutan 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan berkelanjutan 4. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap bencana dan kelestarian lingkungan 5. Pemanfaatan sumberdaya energi terbarukan dan tidak terbarukan secara optimal dan berkelanjutan 6. Pengelolaan lanskap yang berkelanjutan 7. Internalisasi konsep pembangunan berwawasan lingkungan dalam dokumen rencana pembangunan 8. Pemberdayaan ekonomi lokal dengan prinsip berkelanjutan 9. Mengusahakan pembagian manfaat benefit sharing secara adil 10. Pengembangan skema insentif dan disinsentif dalam pengelolaan sumber daya alam Sampai dekade ini, Pemerintah Aceh terus berupaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dengan meningkatkan pembangunan ekonomi yang dikaitkan langsung dengan pengelolaan lingkungan hidup. Capaian kinerja Pemerintah Aceh di Bidang Lingkungan Hidup sampai saat ini sebagai berikut : • Moratorium logging melalui Instruksi Gubernur No. 052007 • Pergub No. 24 tahun 2009 tentang penggunaan material Bahan Galian C Ramah lingkungan Dalam Pelaksanaan Pembangunan • Qanun No. 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup • Pergub Aceh No. 852012 tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca RAD-GRK Aceh • SK Gubernur Aceh No. 6609952013 tentang Tim Terpadu Pengawasan Peredaran dan Pengunaan Merkuri dan Sianida di Provinsi Aceh • Moratorium pemberian izin penambangan mineral di wilayah pesisir melalui Intruksi Gub No. 06 tahun 2013 • Dokumen KLHS untuk RTRWA • Dokumen Strategi Rencana Aksi Propinsi SRAP REDD • Dokumen RAD Pengurangan Resiko Bencana • Standar Pelayanan Minimal bidang Lingkungan Hidup Tahun 2014 telah mencapai 100 informasi kualitas air, Udara ambien dan tindak lanjut pengaduan masyarakat • Moratorium izin usaha pertambangan mineral logam dan batubara Instruksi Gubernur No. 11 tahun 2014. Bab I Pendahuluan I- 8 • Penghargaan lingkungan hidup : Proper, Adiwiyata, Adipura • Rehabilitasi dan konservasi lahan • Draft Rancangan Qanun Pengelolaan Jasa Lingkungan Hidup Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 9

BAB II KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGAN

A. LAHAN DAN HUTAN

A.1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan LahanTutupan Lahan Lahan Utama Provinsi Aceh memiliki luas wilayah 56.770,81 km2 atau 5.677.081 Ha . Luas wilayah menurut penggunaan lahan utama sebagaimana disajikan pada Buku Data Tabel SD-1 menunjukkan bahwa penggunaan lahan terbesar adalah hutan seluas 3.400.891 Ha atau 59,90 persen dari luas total wilayah Aceh. Selanjutnya secara berturut-turut adalah lahan kering 1.027.807 Ha 18,10, Perkebunan 734,165 Ha 12,93, Non Pertanian 244.885 Ha 4,31, Sawah 235.259 4,14, dan badan air seluas 34,074 Ha 0,60. Kabupaten kota yang penggunaan lahannya untuk hutan lebih dari 75 dari luas wilayahnya adalah Gayo Lues 87, Aceh Tenggara 85, Aceh Selatan 83, dan Aceh Tengah 79, Aceh Barat Daya 74. Keempat kabupaten tersebut terletak di bagian tengah Provinsi Aceh yang wilayahnya merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan di bagian utara Pulau Sumatera. Tujuh kabupatenkota lainnya memanfaatkan wilayahnya untuk hutan antara 50-75 adalah Aceh Barat Daya, Bener Meriah, Aceh Jaya, Simeulue, Pidie, Pidie Jaya, dan Kota Sabang. Sebanyak delapan KabupatenKota yang memanfaatkan lahannya berupa hutan antara 30-50 adalah Kabupaten Nagan Raya, Kota Sabang, Subulussalam, Aceh Barat, Aceh Timur, Bireun, Aceh Besar dan Aceh Tamiang, sedangkan 5 kabupatenkota lainnya kurang dari 30, yaitu Aceh Singkil, Kota Langsa, Aceh Utara, Kota Banda Aceh dan Kota Lhokseumawe. Lahan Kering berupa tegalan kebun, pekarangan, dan ladang huma menempati urutan ke dua dari luas wilayah penggunaan lahan utama. Total lahan kering di wilayah provinsi Aceh berdasarkan Tabel SD-1 seluas 1.027.807 Ha atau sebesar 18 dari luas Wilayah Aceh. Lahan kering paling luas terdapat di Kabupaten Aceh Besar 55 , Bireun 47, dan Aceh Tamiang 43. Tujuh kabupaten yang memiliki luas lahan kering 20 – 35 adalah Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Utara, Bener Meriah, Nagan Raya, Pidie, Pidie Jaya, dan Subulussalam. Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Barat Daya persentase lahan kering secara berturut-turut sebesar 18 dan 17 sedangkan sisanya sebesar 1 – 10 terdapat di kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Gayo Lues, Simeulue, dan kota Sabang. Kota Lhokseumawe tidak ada data lahan kering sedangkan Kota Banda Aceh dan Kota Langsa tidak ada lahan kering. Untuk kawasan perkebunan, persentase terbesar dari luas wilayahnya adalah Kota Lhokseumawe sebesar 55 yaitu seluas 8.508 Ha dengan komoditi Kelapa sawit, kakao, karet, tebu, kopi, kelapa, kapuk, kemiri, lada, dan pinang. Salah satu kabupaten kota yang Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 10 tidak mempunyai lahan perkebunan adalah Kabupaten Bener Meriah, hingga saat ini tidak ada izin usaha perkebunan swasta dan Hak Guna Usaha HGU, tetapi jenisnya perkebunan rakyat. Kabupaten lainnya yang juga tidak mempunyai lahan perkebunan adalah Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bireun, sedangkan Kota Banda Aceh dan kabupaten Aceh Besar tidak tersedia data terkait lahan perkebunan. Kabupaten Aceh Timur mempunyai area perkebunan paling luas di Provinsi Aceh yaitu 149.282 Ha diikuti Kabupaten Aceh Singkil 94.478 Ha, Aceh Tengah 57.185 Ha, dan Gayo Lues seluas 53.383 Ha. Penggunaan lahan untuk tujuan non pertanian tertinggi di wilayah perkotaan, yaitu Kota Banda Aceh 88,29 total luas wilayah. Kota Lhokseumawe menggunakan 80.43 dari total wilayahnya untuk non pertanian, sedangkan Kota Langsa 29.68, Aceh Singkil 18,03, Kota Sabang 16,53, dan Kabupaten Aceh Utara sebesar 10,41. Di kabupaten lainnya penggunaan lahan untuk non pertanian kurang dari 10 yaitu Kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Bener Meriah, Bireun, Gayo Lues, Nagan Raya, Pidie, Pidie Jaya dan Simeuluie. Distribusi penggunaan lahan di Provinsi Aceh dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar II.1. Distribusi Penggunaan Lahan di Provinsi Aceh 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 KA BU PA T E N ACE H BARA T KA BU PA TE N ACE H BARA T… KA BU PA T E N ACE H BE SAR KA BU PA T E N ACE H JA Y A KA BU PA T E N ACE H SE LAT A N KA BU PA T E N ACE H SIN G K IL KA BU PA TE N ACE H… KA BU PA T E N ACE H TE N G A H KA BU PA TE N ACE H… KA BU PA T E N ACE H TIMU R KA BU PA T E N ACE H UT ARA KA BU PA T E N BE N E R ME RIA H KA BU PA T E N BIRE U E N KA BU PA T E N GAY O LUE S KA BU PA T E N N A G AN RAY A K A B U PA T E N PIDIE KA BU PA T E N P IDIE J AY A KA BU PA T E N SIM E U LU E KOT A BA N D A ACE H KOT A L AN G SA KOT A L H OK SE U MAW E KOT A SA BANG K OT A SU B U LU SS ALA M Non Pertanian Sawah Lahan Kering Perkebunan Hutan Badan Air Total Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 11 A.2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi Statusnya Luas kawasan hutan di Provinsi Aceh berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.941Menhut-II2013 tanggal 23 Desember 2013 seluas 3.562.291 Ha, atau sekitar 62,75 dari luas wilaya Aceh. Luas kawasan hutan tersebut meliputi hutan konservasi seluas 1.057.942 hektar atau 29,70; hutan lindung seluas 1.790.256 Ha, dan hutan produksi seluas 714.083 hektar, yaitu sebesar 20,05. Hutan konservasi terdiri dari cagar alam CA seluas 15.688 Ha, suaka margasatwa SM seluas 81.827 Ha, taman wisata 241.099 Ha, taman buru 86.320 Ha, Taman Nasional Gunung Leuser yang memiliki areal selual 624. 388 Ha, dan taman hutan raya seluas 8.620 Ha. sumber: Tabel SD-2, Buku Data SLHD Provinsi Aceh Tahun 2014. Persentase luas kawasan hutan menurut fungsistatusnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar II.2. Persentase Luas Kawasan Hutan Menurut FungsiStatus A.3. Luas Kawasan Lindung Berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Aceh, kawasan hutan lindung dan hutan konservasi suaka alam dan pelestarian alam merupakan pilar utama ”kawasan lindung”. Berdasarkan RTRW Aceh 2013 – 2033 selain kedua jenis kawasan lindung tersebut, di Provinsi Aceh terdapat pula kawasan lindung lain yang berupa taman Buru, kawasan perlindungan plasma nutfah, dan kawasan pengungsian satwa. Luas Area Ha CA SM TW TB TN Tahura HL HP HPT HPK