PERTAMBANGAN TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

Bab III Tekanan terhadap Lingkungan III- 119 Bensin yakni berjumlah 39.420 kendaraan, sementara yang memakai solar sebanyak 6.554 kendaraan. Bus besar umum tercatat menggunakan bensin sebanyak 12 kendaraan, sementara yang menggunakan solar sebanyak 421 kendaraan. Sebanyak 48 buah bus kecil umum menggunakan bensin, sementara yang menggunakan solar sebanyak 1.076 kendaraan. Untuk truk besar, sebanyak 57 unit menggunakan bensin dan 3.522 unit menggunakan solar. Untuk truk kecil tercatat sebanyak 8.115 yang menggunakan bensin dan yang menggunakan solar sebanyak 16.374 unit yang juga tercatat sebagai jenis kendaraan yang paling banyak menggunakan solar dibandingkan jenis kendaraan yang lain. Untuk kendaraan roda tiga tercatat yang menggunakan bensin sebanyak 3.268 unit sementara tidak ada kendaraan roda tiga yang tercatat menggunakan solar. Jenis kendaraan yang paling banyak menggunakan BBM berjenis bensin adalah kendaraan roda dua yakni berjumlah 891.621 unit. Untuk jenis bahan bakar yang lain yang digunakan selain kendaraan bermotor, berdasarkan data dari Pertamina Aceh 2014 seperti yang tercantum dalam tabel SP-3 dan SP-3.1., terdapat 10 sepuluh klasifikasi industri yang menggunakan bahan bakar tersebut. Untuk sektor industri umum menggunakan minyak tanah sebanyak 220 klkg dan yang menggunakan solar+bio solar industri mencapai 3.450 klkg. Untuk sektor bunker kapal menggunakan minyak tanah sebesar 10 klkg. Sedangkan sektor TNIPolri menggunakan solar+bio solar mencapai 5.240 klkg, pertamax sebanyak 560 klkg dan premium sebanyak 3.080 klkg. Untuk sektor perkebunan hanya tercatat menggunakan bahan bakar berjenis solar+bio solar sebanyak 7.160 klkg. Untuk sektor pertambangan mengunakan solar+bio solar industri sebanyak 14.610 klkg, MFO sebanyak 3.600 klkg, dan premium 20 klkg. Untuk sektor kontraktor proyek hanya menggunakan solar+bio solar sebanyak 15.330 klkg. Sementara sektor PLN tercatat paling banyak menggunakan solar+bio solar sebesar 473.250 klkg. Sementara yang menggunakan LPG berukuran 50 kg hanya 3 sektor yakni sektor perhotelan sebanyak 2.900 klkg, sektor restoran sebesar 3.800 klkg dan sektor perbengkelan sebesar 1.700 klkg. Adapun total penggunakan solar+bio solar sebanyak 521.720 klkg, MFO sebesar 3.600 klkg, pertamax sebesar 560 klkg, premium sebanyak 3.100 klkg dan LPG 50 kg sebanyak 8.400 klkg. Berdasarkan data dari BPS 2013, jumlah populasi penduduk Aceh sebanyak 4.693.934 jiwa terbanyak berada di Kabupaten Aceh Utara dengan jumlah 549.370 jiwa. Jumlah rumah tangga di Aceh tercatat sebanyak 1.114.016 unit dengan jumlah rumah tangga yang terbanyak juga terdapat di Kabupaten Aceh Utara dengan jumlah 127.373 unit. BPS 2013 membagi jenis bahan bakar yang digunakan untuk konsumsi bahan bakar untuk keperluan rumah tangga di provinsi Aceh menjadi 6 jenis yakni LPG, Minyak Tanah, Briket, Biomassa, Kayu dan lainnya lihat tabel SP-4. Untuk penggunaan LPG, Kabupaten Simeulue tercatat sebagai kabupaten yang rumah tangganya paling sedikit menggunakan LPG yakni Bab III Tekanan terhadap Lingkungan III- 120 sebesar 1,67 dari total jumlah penduduknya yang mencapai 82.762 2012. Sedangkan yang terbanyak terdapat di Kota Lhokseumawe yang berjumlah 88,74 dari total jumlah penduduknya yang mencapai 178.561 jiwa 2012. Kebalikannya, minyak tanah paling sedikit dipakai oleh penduduk yang berada di Lhokseumawe yakni sebesar 2,80 dari jumlah penduduknya, sedangkan pemakai minyak tanah paling banyak terdapat di Kabupaten Simeuleu yang mencapai 48,47 dari total jumlah penduduknya. Briket tercatat hanya di gunakan di kabupaten Bener Meriah oleh 0,19 jumlah penduduknya. Untuk biomassa tidak ada satu kabupaten dan kota di Provinsi Aceh yang menggunakannya. Yang paling menarik adalah, seluruh kabkota masih menggunakan kayu sebagi salah satu sumber bahan bakar. Kayu bakar paling banyak digunakan oleh penduduk di Kota Subulussalam sebesar 67,93. Sementara yang paling sedikit memakai kayu bakar adalah Kota Banda Aceh yakni hanya 0,37 penduduknya. Sedangkan untuk bahan bakar lainnya, penduduk Kabupaten Aceh Jaya sebanyak 0,07 penduduknya, kabupaten Aceh Barat dan Kota Banda Aceh sebesar 0,23 dari penduduknya. Secara garis besar, terdapat 59,68 penduduk Aceh yang menggunakan LPG, 5.66 menggunakan minyak tanah, 0.01 memakai briket, 32,14 memakai kayu sebagai bahan bakar dan 0,03 memakai bahan bakar jenis lainnya.

H. TRANSPORTASI

Lalu lintas atau pergerakan orang yang berada di Provinsi Aceh didominasi menggunakan jalur darat, baik menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil roda empat, kemudian bus angkutan umum dengan Bus Antar Kota sebagai salah satu moda transportasi yang menjadi handalan sebagai pelayanan angkutan umum pada rute Banda Aceh – Medan. Disamping itu juga di beberapa tempat masyarakat menggunakan jalur transportasi laut dan udara Untuk mendukung ke semua moda tersebut maka diperlukan prasarana yang memadai antara lain terminal, pelabuhan, dan Bandar Udara. Pelayanan transportasi umum di jalan raya tahun 2014 tidak banyak mengalami penambahan dibandingkan dengan tahun 2013. Ada beberapa perubahan khususnya pada terminal dengan Tipe A, namun jumlah terminal tidak ada perubahan yaitu sebanyak 38 unit. Hingga pada tahun 2014, Provinsi Aceh memiliki sarana transportasi berikut ini. 1. Transportasi Darat , terdapat 38 terminal Antar Kota yang tersebar di seluruh Kabupaten Kota yang terdiri dari 5 terminal type A, 10 terminal type B, dan 23 terminal type C. Terminal merupakan salah satu simpul transportasi yang berfungsi sebagai tempat naik turun penumpang, selain dari pada itu terminal merupakan salah satu pintu gerbang masuk dan keluar Provinsi Aceh. Tahun 2014 Aceh memiliki 3 tiga stasiun kereta api