UDARA KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGAN

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 59 Profil Kandungan Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Transportasi, Data pengukuran dan pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa angka tertinggi sebesar 407,46 µgNm 3 terdapat pada lokasi simpang lima KU-01 dengan waktu pengukuran pada sore hari dan terendah di dalam Area Terminal Angkot Kedah KU-04 yaitu 307,43 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada siang hari Gambar ii.39. Baku mutu parameter sulfur dioksida SO 2 adalah sebesar 900 µgNm 3 . Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa situasi dalam terminal Keudah terminal angkutan kota relatif sepi dan tidak banyak aktivitas, hal tersebut memungkinkan seluruh parameter pengukuran cenderung lebih rendah dari lokasi pengukuran lain. Gambar II.39 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Transportasi Profil Kandungan Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Transportasi, Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian laboratorium untuk parameter nitrogen oksida NO 2 diperoleh data sebagaimana dipaparkan pada Gambar II.40. Konsentrasi NO 2 pada seluruh lokasi sampling masih berada dibawah baku mutu 400 µgNm 3 dimana lokasi dengan konsentrasi tertinggi adalah simpang Mesra KU 03 yaitu sebesar 69,66 µgNm3 dengan waktu pengukuran pada sore hari. Sedangkan konsentrasi terendah adalah terminal Keudah KU 06 yaitu sebesar 27,94 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 900,00 1.000,00 KU-01 KU-02 KU-03 KU-04 KU-05 KU-06 Pagi Siang Sore Baku Mutu Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 60 D.1.2 Profil Kualitas Udara Pada Kawasan Industri Pengukuran kualitas udara pada kawasan transportasi diwakili oleh 5 lima titik, lokasi tersebut representatif untuk kawasan industri dengan ciri-ciri terdapat aktifitas pabrik dan jasa servis kendaraan. Hasil pengujian pada kawasan industri dengan mengangkat hasil uji laboratorium dan membandingkannya dengan baku mutu pada setiap parameternya, dengan rincian lokasi pengambilan sampling adalah sebagai berikut: 1. Belakang PLTD Lueng Bata - Gampong Pango Raya KU-07; 2. Industri Tahu Solo - Gampong Punge Blang Cut KU-08; 3. Industri Tahu Mandiri - Gampong Lampaseh Aceh KU-09; 4. Industri Batu Bata - Gampong Iee Masen Kayee Adang KU-10; dan 5. Sekitar Perbengkelan Jln. Twk. M. Daudsyah - Peunayong KU-11. Profil Kandungan Carbon Monoksida CO pada Kawasan Industri, konsentrasi CO pada semua lokasi sampling pada kawasan industri dipaparkan pada Gambar II.41. Dengan baku mutu CO sebesar 30.000 µgNm 3 dapat diinformasikan bahwa berdasarkan hasil uji kualitas udara selama periode triwulan 1, 2 dan 3, kondisi CO masih berada dibawah baku mutu. Dapat dijelaskan bahwa lokasi sekitar perbengkelan Jln. Twk. M. Daudsyah - Peunayong KU-11 memiliki konsentrasi tertinggi yaitu 12.024 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. Sedangkan lokasi sampling terendah adalah di belakang PLTD Lueng Bata - Gampong Pango Raya KU-07 yaitu sebesar 916,1 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. Gambar II.40 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Transportasi 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00 KU-01 KU-02 KU-03 KU-04 KU-05 KU-06 Pagi Siang Sore Baku Mutu Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 61 Gambar II.41 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Karbon Monoksida CO pada Kawasan Industri Profil Kandungan Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Industri, Data konsentrasi SO 2 hasil analisa laboratarium menunjukkan bahwa semua lokasi sampling pada kawasan industri yang diwakili oleh 5 lima titik sampling masih berada dibawah baku mutu 900 µgNm 3 sebagaimana dipaparkan pada Gambar II.42. Konsentrasi SO 2 tertinggi tercatat pada lokasi sampling sekitar Perbengkelan Jln. Twk. M. Daudsyah - Peunayong KU-11 yaitu sebesar 402,5 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada sore hari. Sedangkan konsentrasi terendah tercatat di kawasan Industri Tahu Mandiri - Gampong Lampaseh Aceh KU-09 yaitu sebesar 122,13 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada siang hari. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa situasi disekitar perbengkelan di jalan Twk. M. Daudsyah terdapat banyak perbengkelan roda 2 dan roda 4 yang aktif yang menghasilkan emisi gas buang. Hal tersebut mempengaruhi kualitas udara khususnya sulfur dioksida. Faktor lain yang juga diduga menjadi penyebab tingginya pencemaran udara pada lokasi tersebut adalah minimnya tanaman pelindung. Gambar II.42 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Industri 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 KU-07 KU-08 KU-09 KU-10 KU-11 Pagi Siang Sore Baku Mutu 200 400 600 800 1000 KU-07 KU-08 KU-09 KU-10 KU-11 Pagi Siang Sore Baku Mutu Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 62 Profil Kandungan Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Industri, Hasil pengukuran kandungan NO 2 dari sampel pada kawasan industri diperlihatkan pada Gambar II.43 bahwa konsentrasi NO 2 tertinggi tercatat di sekitar perbengkelan Jln. Twk. M. Daudsyah-Peunayong KU-11 yaitu sebesar 54,2 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada sore hari, sedikit berbeda dengan waktu pengukuran pada pagi hari yaitu 49,16 µgNm 3 . Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat pengambilan sampel udara bahwa pada kedua lokasi tersebut memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Konsentrasi NO 2 rata-rata terendah terdapat pada lokasi sekitar industri Tahu Solo - Gampong Punge Blang Cut KU-08 yaitu 18,25 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada sore hari, dimana lokasi tersebut merupakan kawasan dengan laju mobilitas yang rendah dan terdapat banyak pohon pelindung disekitar lokasi usaha. Gambar II.43 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Industri D.1.3. Profil Kualitas Udara Di Kawasan Perkantoran Pengukuran kualitas udara pada kawasan perkantoran diwakili oleh tujuh titik, lokasi tersebut representatif untuk kawasan perkantoran. Berikut adalah titik lokasi pengukuran kualitas udara dan tingkat kebisingan pada kawasan perkantoran, yaitu: 1. Balai Kota KU-12; 2. Jln. Sudirman KU-13; 3. Persimpangan Rumah Sakit Meuraxa KU-14; 4. Area Kantor Gubernur KU-15; 5. Persimpangan BLUD RSUDZA KU-16; 6. Persimpangan Jalan Cut Meutia KU-17; dan 7. Persimpangan Kantor Bapedal Prov. Aceh KU-18. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 KU-07 KU-08 KU-09 KU-10 KU-11 Pagi Siang Sore Baku Mutu Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 63 Profil Kandungan Karbon Monoksida CO pada Kawasan Perkantoran, Profil konsentrasi CO pada semua lokasi sampling pada kawasan perkantoran dipaparkan pada Gambar II.44, yaitu lokasi dengan jumlah konsentrasi CO tertinggi terdeteksi di persimpangan kantor Bapedal Aceh KU-18 yaitu sebesar 5.611,45 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari, sedangkan lokasi dengan jumlah konsentrasi CO terendah adalah di kawasan Balaikota Banda Aceh yaitu 2.530,87 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada siang hari. Dengan baku mutu CO sebesar 30.000 µgNm 3 maka dapat diinformasikan bahwa berdasarkan hasil uji kualitas udara pada kawasan perkantoran selama periode triwulan 1, 2 dan 3, parameter CO masih berada dibawah baku mutu. Gambar II.44 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Karbon Monoksida CO pada Kawasan Perkantoran Profil Kandungan Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Perkantoran, Data konsentrasi SO 2 hasil analisa laboratarium menunjukkan bahwa semua lokasi sampling pada kawasan perkantoran masih berada dibawah baku mutu 900 µgNm 3 sebagaimana dipaparkan pada Gambar II.45. Konsentrasi SO 2 tertinggi tercatat pada lokasi persimpangan Kantor Bapedal Aceh KU-18 yaitu sebesar 309,16 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada siang hari. Lokasi sampling adalah kawasan perkantoran dimana lokasi sampling merupakan akses keluar-masuk dari kantor DPR Aceh, Bapedal Aceh, Bappeda Aceh, dan akses warga Gampong Laksana. Waktu pengukuran yang dilakukan pada siang hari menunjukkan gambaran bahwa peningkatan aktivitas perkantoran memberi kontribusi besar terhadap peningkatan konsentrasi SO 2 , berbeda dengan hasil pengukuran pada waktu sore hari yaitu sebesar 131,39 µgNm 3 . Sedangkan konsentrasi SO 2 terendah tercatat di jalan Jend. Sudirman KU-13 yaitu sebesar 153,57 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. 0,00 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 KU-12 KU-13 KU-14 KU-15 KU-16 KU-17 KU-18 Pagi Siang Sore Baku Mutu Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 64 Gambar II.45 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Perkantoran Profil Kandungan Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Perkantoran, Hasil analisa kandungan NO 2 dari sampel pada kawasan perkantoran diperlihatkan pada Gambar II.46, dimana 7 tujuh lokasi sampling tercatat masih dibawah baku mutu 400 µgNm 3 . Hasil pengukuran diperoleh data konsentrasi NO 2 yang tertinggi pada Persimpangan Rumah Sakit Meuraxa KU-14 yaitu 56,36 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat pengambilan sampel udara bahwa disekitar lokasi tersebut sedang berlangsung pekerjaan konstruksi gedung milik RSU Meuraxa dengan berbagai kendaraan berat melintas. Lokasi pengukuran yang berdekatan dengan saluran drainase induk yang terbuka diduga memberi pengaruh terhadap peningkatan konsentrasi NO 2 dimana drainase tergenang oleh air limbah domestik, sehingga diduga menjadi penyebab peningkatan konsentrasi NO 2 karena terjadi penguapan terhadap unsur nitrogen. Konsentrasi NO 2 terendah terdapat pada lokasi persimpangan Kantor Bapedal Aceh KU-18 yaitu sebesar 17,47 µgNm3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 KU-12 KU-13 KU-14 KU-15 KU-16 KU-17 KU-18 Pagi Siang Sore Baku Mutu Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 65 Gambar II.46 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Perkantoran D.1.4. Profil Kualitas Udara Di Kawasan Pemukiman Pengukuran kualitas udara pada kawasan pemukiman diwakili oleh 7 tujuh titik, lokasi tersebut representatif untuk kawasan pemukiman. Data konsentrasi SO2 hasil analisa laboratarium menunjukkan bahwa semua lokasi sampling pada kawasan pemukiman yang diwakili oleh 7 tujuh titik sampling masih berada dibawah baku mutu 900 µgNm3 sebagaimana dipaparkan pada Gambar II.47; II.48 dan II.49. Berikut akan dijabarakan hasil pengukuran kualitas udara dan membandingkannya dengan baku mutu kualitas udara pada kawasan pemukiman, dengan lokasi sampling adalah sebagai berikut: 1. Gampong Bandar Baru Lampriet KU-19; 2. Gampong Lampineung KU-20; 3. Gampong Laksana KU-21; 4. Gampong Lueng Bata KU-22; 5. Gampong Jawa KU-23; 6. Gampong Mulia KU-24; dan 7. Gampong Lampulo KU-25. Profil Kandungan Karbon Monoksida CO pada Kawasan Pemukiman, Profil konsentrasi CO pada semua lokasi sampling pada kawasan pemukiman dipaparkan pada Gambar II.47. Dengan baku mutu CO sebesar 30.000 µgNm 3 dapat diinformasikan bahwa berdasarkan hasil uji kualitas udara selama periode triwulan 1, 2 dan 3, kondisi CO masih berada dibawah baku mutu. Dapat dijelaskan bahwa lokasi Gampong Lampineung KU-20 dengan waktu pengukuran pada sore hari memiliki konsentrasi tertinggi yaitu 6.298,56 50 100 150 200 250 300 350 400 450 KU-12 KU-13 KU-14 KU-15 KU-16 KU-17 KU-18 Pagi Siang Sore Baku Mutu Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 66 µgNm3 dan Gampong Mulia KU-24 memiliki konsentrasi terendah yaitu sebesar 1.053,57 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. Profil Kandungan Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Pemukiman, Konsentrasi SO 2 tertinggi tercatat pada lokasi sampling Gampong Laksana KU-21 yaitu sebesar 321,27 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada sore hari. Sedangkan konsentrasi terendah tercatat di Gampong Jawa KU-23 yaitu sebesar 121,53 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa situasi disekitar Gampong Laksana merupakan persimpangan strategis dengan tingkat mobilitas yang tinggi sebagai penghubung antara jalan Daud Beureueh dan jalan Pocut Baren serta beberapa Gampong. Hal tersebut mempengaruhi kualitas udara khususnya sulfur dioksida. Gambar II.47 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Karbon Monoksida CO pada Kawasan Pemukiman Gambar II.48 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Pemukiman 0,00 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 KU-19 KU-20 KU-21 KU-22 KU-23 KU-24 KU-25 Pagi Siang Sore Baku Mutu 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 KU-19 KU-20 KU-21 KU-22 KU-23 KU-24 KU-25 Pagi Siang Sore Baku Mutu Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 67 Profil Kandungan Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Perkantoran, Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian laboratorium untuk parameter nitrogen oksida NO 2 diperoleh data sebagaimana dipaparkan pada Gambar II.49. Konsentrasi NO 2 pada seluruh lokasi sampling untuk kawasan pemukiman masih berada dibawah baku mutu 400 µgNm 3 . Hasil pengukuran menunjukkan lokasi dengan konsentrasi NO 2 tertinggi adalah Gampong Mulia KU-24 yaitu sebesar 65,67 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada siang hari. Sedangkan konsentrasi terendah adalah Gampong Jawa KU-23 yaitu sebesar 19,3 µgNm 3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari. B.2 Pengukuran Kualitas Udara Ambien KabupatenKota di Provinsi Aceh Pengukuran kualitas udara pada kawasan strategis di beberapa KabupatenKota di Provinsi Aceh diwakili oleh 23 titik, lokasi tersebut representatif untuk kawasan strategis dimana memiliki ciri-ciri tingkat aktivitas tinggi, kepadatan lalu lintas yang relatif tinggi, dan merupakan persimpangan strategis. Lokasi pengambilan sampling pada beberapa kawasan strategis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Persimpangan Jln Tgk Umar-Calang, Kabupaten Aceh Jaya; 2. Sp Kisaran - Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat; 3. Bundaran Tugu Bank Aceh, Kabupaten Subulussalam; 4. Bundaran Bank Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh Singkil; 5. Bundaran Keudee Aru Tugu Pala, Tapak Tuan, Kabupaten A.Selatan; 6. Bundaran Simpang Garuda, Kota Sabang; 7. Simpang Peut Dusun Keumangan, Kec. Kuala, Kabupaten Nagan Raya; 50 100 150 200 250 300 350 400 450 KU-19 KU-20 KU-21 KU-22 KU-23 KU-24 KU-25 Pagi Siang Sore Baku Mutu Gambar II.49 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Pemukiman Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 68 8. Simpang Cerana-Blangpidie, Aceh Barat Daya; 9. Sp lampu Merah Kantor Pos - Kota Langsa; 10. Simpang Kelana-Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang; 11. Jl. Banda Aceh-Medan, Lambaro, Kabupaten Aceh Besar; 12. Jl. Prof. A. Madjid Ibrahim-Sigli, Kabupaten Pidie; 13. Jl. Iskandar Muda-Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya; 14. Jl. Merdeka, Kota Lhokseumawe; 15. Jl. Banda Aceh-Medan, Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara; 16. Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues; 17. Lawe Sigalagala, Kabupaten Aceh Tenggara; 18. Desa Suka Jaya, Kabupaten Simeulue; 19. Takengon, Kabupaten Aceh Tengah; 20. Desa Pante Raya, Kabupaten Bener Meriah; 21. Kota Biereun, Kabupaten Bireun; 22. Jl. Banda Aceh-Medan, Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur; 23. Kota Banda Aceh Hasil pengukuran diilustrasikan pada Gambar II.50 – Gambar II.55, sedangkan datanya dilampirkan pada Lampiran data Tabel SD-18. Profil Kandungan Sulfur Dioksida SO 2 pada Kawasan Strategis, Data pengukuran dan pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa angka tertinggi sebesar 124,56 µgNm 3 terdapat pada lokasi Simpang Kelana-Kuala Simpang, Aceh Tamiang dengan waktu pengukuran selama 24 jam dan konsentrasi terendahnya ditemukan pada lokasi Bundaran Simpang Garuda-Kota Sabang dengan konsentrasi 15,2 µgNm 3 Gambar II.50. Baku mutu parameter sulfur dioksida SO 2 adalah sebesar 365 µgNm 3 . Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan kandungan SO 2 pada semua lokasi strategis ini masih berada di bawah baku mutu sehingga dapat disimpulkan kandungan SO 2 pada udara ambient terkontrol dengan baik. Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 69 Profil Kandungan Carbon Monoksida CO pada Kawasan Strategis, Data pengukuran dan pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa angka tertinggi sebesar 12.772 µgNm 3 terdapat pada lokasi Simpang Kelana-Kuala Simpang, Aceh Tamiang dengan waktu pengukuran selama 24 jam dan berada di atas baku mutu, sedangkan konsentrasi terendahnya ditemukan pada lokasi Bundaran Simpang Garuda-Kota Sabang dengan konsentrasi 1.820 µgNm 3 Gambar II.51. Baku mutu parameter Carbon Monooksida CO adalah sebesar 10.000 µgNm 3 . Beberapa lokasi lain seperti Sp lampu Merah Kantor Pos - Kota Langsa dan Sp Kisaran - Meulaboh, Aceh Barat, dimana kandungan CO tergolong tinggi dan mendekati baku mutu. Tingginya kandungan CO ini diindikasikan karena padatnya aktivitas transportasi dan industri di daerah sekitar lokasi. 50 100 150 200 250 300 350 400 P e rsi m pa n g an J ln T g k Um ar -C al an g , Ac e h Jay a S p K isa ran - M e ul ab o h, A ce h B ar at B un da ra n T ug u B an k Ac e h, Subu lus sa lam Bu da ra B a k Ac eh De sa P ul o Sar oh, Ac eh… Bu da ra K eud ee A ru Tug u Pa la , T ap ak … B un da ra n S im pa ng G ar ud a -K o ta S ab a n g Si pa g P eut D us u Ke u a ga , Ke c. Kual a, … Si m p an g C e ran a -B lan g p id ie , Ac e h B ar at D ay a S p lam pu M e rah K an to r P o s - K o ta La ng sa S im pa ng K e lan a- Kual a S im pa ng , Ac e h T am ian g Jl . B an da A ce h- M e da n, L am ba ro , Ac e h B e sa r Jl . P ro f. A . M ad ji d Ibr a hi m -S ig li , P idi e Jl . Is k an da r M ud a- M e u re ud u, P idi e J ay a Jl . M e rde k a, Kot a Lh o k se um awe Jl . B an da A ce h- M e da n, L ho k su k o n, A ce h Ut ar a B la n g k e je re n, G ay o L ue s La we Si g al ag al a, A ce h T e ng g ar a D e sa Suk a Jay a , Si m e ul ue T a k e n g o n , Ac e h Te n g ah D e sa P an te R a y a, B e ne r M e ri ah B ie re un Jl . B an da A ce h- M e da n, Idi R ay e uk , A ce h T im ur B an da a ce h B ak u M ut u Kon se n tra si SO2 µgN m 3 Gambar II.50 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur Oksida SO 2 pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 70 Profil Kandungan Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Strategis, Data pengukuran dan pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa angka tertinggi sebesar 142,99 µgNm 3 terdapat pada lokasi Blangkejeren, Gayo Lues dengan waktu pengukuran selama 24 jam dan berada mendekati baku mutu, sedangkan konsentrasi terendahnya ditemukan pada lokasi Bundaran Bank Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh Singkil dengan konsentrasi 8,6 µgNm 3 Gambar II.52. Baku mutu parameter NO 2 adalah sebesar 150 µgNm 3 . Beberapa lokasi lain seperti Jl. Banda Aceh-Medan, Idi Rayeuk, Aceh Timur dan Desa Suka Jaya, Simeulue, dimana kandungan NO 2 tergolong tinggi dan mendekati baku mutu. Tingginya kandungan NO 2 ini diindikasikan karena padatnya aktivitas transportasi dan industri PLTD di daerah sekitar lokasi. - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 P e rsi m pa n g an J ln T g k Um ar -C al an g , Ac e h Jay a Sp K is ar an - M e u lab o h , A ce h B ar at B un da ra n T ug u B an k Ac e h, Subu lus sa lam Bu da ra B a k Ac eh De sa P ul o Sar oh, Ac eh… Bu da ra K eud ee A ru Tug u Pa la , T ap ak … B un da ra n S im pa ng G ar ud a -K o ta S ab a n g Si pa g P eut D us u Ke u a ga , Ke c.… S im pa ng C e ran a -B lan g pi di e , Ac e h B ar at D ay a S p lam pu M e rah K an to r P o s - K o ta La ng sa S im pa ng K e lan a- Kual a S im pa ng , Ac e h T am ian g Jl . B an da A ce h- M e da n, L am ba ro , Ac e h B e sa r Jl . P ro f. A . M ad ji d Ibr a hi m -S ig li , P idi e Jl . Is k an d ar M u d a- M e u re u d u , P id ie J ay a Jl . M e rde k a, Kot a Lh o k se um awe Jl . B an da A ce h- M e da n, L ho k su k o n, A ce h Ut ar a B la n g k e je re n, G ay o L ue s La we Si g al ag al a, A ce h T e ng g ar a D e sa Suk a Jay a , Si m e ul ue T a k e ng o n , Ac e h T e ng ah D e sa P an te R a y a, B e ne r M e ri ah B ie re un Jl . B an da A ce h- M e da n, Idi R ay e uk , A ce h T im ur B an da a ce h B ak u M ut u Ko n sentrasi CO µ g N m 3 Gambar II.51 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Carbon Monoksida CO pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 71 Profil Kandungan Ozon O 3 pada Kawasan Strategis, Data pengukuran dan pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa beberapa lokasi ditemukan kandungan O3 di atas baku mutu antara lain terdapat pada lokasi Desa Suka Jaya, Simeulue 253,92 µgNm 3 , Takengon, Aceh Tengah 271,29 µgNm 3 , dan Desa Pante Raya, Bener Meriah 251,6 µgNm 3 dengan waktu pengukuran selama 24 jam, sedangkan beberapa lokasi tidak ditemukan kandungan O 3 antara lain pada lokasi Persimpangan Jln Tgk Umar-Calang, Aceh Jaya, Bundaran Tugu Bank Aceh, Subulussalam, Bundaran Bank Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh Singkil, Bundaran Keudee Aru Tugu Pala, Tapak Tuan, Aceh Selatan, dan Bundaran Simpang Garuda-Kota Sabang Gambar II.53. 20 40 60 80 100 120 140 160 P e rsi m pa n g an J ln T g k Um ar -C al an g , Ac e h Jay a Sp K is ar an - M e u lab o h , A ce h B ar at B un da ra n T ug u B an k Ac e h, Subu lus sa lam Bu da ra B a k Ac eh De sa P ul o Sar oh, Ac eh… Bu da ra K eud ee A ru Tug u Pa la , T ap ak … B un da ra n S im pa ng G ar ud a -K o ta S ab a n g Si pa g P eut D us u Ke u a ga , Ke c. Kual a, … S im pa ng C e ran a -B lan g pi di e , Ac e h B ar at D ay a S p lam pu M e rah K an to r P o s - K o ta La ng sa S im pa ng K e lan a- Kual a S im pa ng , Ac e h T am ian g Jl . B an da A ce h- M e da n, L am ba ro , Ac e h B e sa r Jl . P ro f. A . M ad ji d Ibr a hi m -S ig li , P idi e Jl . Is k an d ar M u d a- M e u re u d u , P id ie J ay a Jl . M e rde k a, Kot a Lh o k se um awe Jl . B an da A ce h- M e da n, L ho k su k o n, A ce h Ut ar a B la n g k e je re n, G ay o L ue s La we Si g al ag al a, A ce h T e ng g ar a D e sa Suk a Jay a , Si m e ul ue T a k e ng o n , Ac e h T e ng ah D e sa P an te R a y a, B e ne r M e ri ah B ie re un Jl . B an da A ce h- M e da n, Idi R ay e uk , A ce h T im ur B an da a ce h B ak u M ut u Ko n sentrasi N O2 µ g N m 3 Gambar II.52 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Nitrogen Oksida NO 2 pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 72 Profil Kandungan Hidrocarbon HC pada Kawasan Strategis, Data pengukuran dan pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa kandungan HC pada Kota Banda Aceh berada di atas baku mutu dengan besaran 219,3 µgNm 3 dengan waktu pengukuran selama 24 jam, sedangkan beberapa lokasi lainnya tidak ditemukan kandungan HC antara lain pada lokasi Persimpangan Jln Tgk Umar-Calang, Aceh Jaya, Bundaran Bank Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh Singkil, Bundaran Keudee Aru Tugu Pala, Tapak Tuan, Aceh Selatan, Bundaran Simpang Garuda-Kota Sabang, dan Simpang Cerana-Blangpidie, Aceh Barat Daya Gambar II.54. Baku mutu parameter hidrocarbon HC adalah sebesar 160 µgNm 3 . 50 100 150 200 250 300 P e rsi m pa n g an J ln T g k Um ar -C al an g , Ac e h Jay a Sp K is ar an - M e u lab o h , A ce h B ar at B un da ra n T ug u B an k Ac e h, Subu lus sa lam B un da ra n B an k Ac e h D e sa P ul o S ar o h, Ac e h S ing k il Bu da ra K eud ee A ru Tug u Pa la , T ap ak T ua , … B un da ra n S im pa ng G ar ud a -K o ta S ab a n g Si pa g P eut D us u Ke u a ga , Ke c. Kual a, … S im pa ng C e ran a -B lan g pi di e , Ac e h B ar at D ay a S p lam pu M e rah K an to r P o s - K o ta La ng sa S im pa ng K e lan a- Kual a S im pa ng , Ac e h T am ian g Jl . B an da A ce h- M e da n, L am ba ro , Ac e h B e sa r Jl . P ro f. A . M ad ji d Ibr a hi m -S ig li , P idi e Jl . Is k an d ar M u d a- M e u re u d u , P id ie J ay a Jl . M e rde k a, Kot a Lh o k se um awe Jl . B an da A ce h- M e da n, L ho k su k o n, A ce h Ut ar a B la n g k e je re n, G ay o L ue s La we Si g al ag al a, A ce h T e ng g ar a D e sa Suk a Jay a , Si m e ul ue T a k e ng o n , Ac e h T e ng ah D e sa P an te R a y a, B e ne r M e ri ah B ie re un Jl . B an da A ce h- M e da n, Idi R ay e uk , A ce h T im ur B an da a ce h B ak u M ut u Ko n sentrasi O3 µ g N m 3 Gambar II.53 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Ozon O 3 pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh Buk u L a pora n Sta tu s L in g k u n ga n Hidup 2 1 4 Ba b II K on disi L in g k u n ga n Hidup da n Ke ce n dr u n ga n II - 73 P rofil Ka nd un gan De b u TS P pada Ka wa s a n S tra te gi s , D a ta pe n g u k u ra n da n pe n guj ia n di la bora tori u m m e n u n ju k k a n ba h w a k a n d u n ga n T SP pa da Kot a Bie re u n , ru a s J a la n Ba n da Ace h -Me da n , Idi R a y e u k , Ace h T im u r, da n ruas ja la n Jl. Ba n da Ace h -Me da n , L h o k su k o n , Ace h U ta ra be ra da di a ta s ba k u m u tu de n ga n be sa ra n m a sin g -m a si n g 33 ,8 1 ; 2 9 3 ,3 ; da n 2 6 2 ,5 8 µg N m 3 de n ga n w a k tu pe n gu k u ra n se la m a 2 4 ja m , se da n g k a n be be ra pa lok a si la in n y a t ida k dit e m u k a n k a n du n ga n HC a n ta ra la in pa da lo k a si T a k e n go n dit e m u k a n de n ga n k on se n tra si m in im u m se be sa r 2 3 ,3 8 µg N m 3 Ga m ba r II.5 5 . Ba k u m u tu pa ra m e te r h idroca rbo n HC a da la h se be sa r 23 µg N m 3 . 50 10 15 20 25 Persimpangan Jln Tgk Umar-Calang, Aceh Jaya Sp Kisaran - Meulaboh, Aceh Barat Bundaran Tugu Bank Aceh, Subulussalam Bu dara Ba k Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh… Bu dara Keudee Aru Tugu Pala , Tapak Tua ,… Bundaran Simpang Garuda-Kota Sabang Si pa g Peut Dusu Keu a ga , Kec. Kuala,… Simpang Cerana-Blangpidie, Aceh Barat Daya Sp lampu Merah Kantor Pos - Kota Langsa Simpang Kelana-Kuala Simpang, Aceh Tamiang Jl. Banda Aceh-Medan, Lambaro, Aceh Besar Jl. Prof. A. Madjid Ibrahim-Sigli, Pidie Jl. Iskandar Muda-Meureudu, Pidie Jaya Jl. Merdeka, Kota Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan, Lhoksukon, Aceh Utara Blangkejeren, Gayo Lues Lawe Sigalagala, Aceh Tenggara Desa Suka Jaya, Simeulue Takengon, Aceh Tengah Desa Pante Raya, Bener Meriah Biereun Jl. Banda Aceh-Medan, Idi Rayeuk, Aceh Timur Banda aceh Baku Mutu Konsentrasi HC µgNm3 G a m ba r II.5 4 Ha sil U ji L a bora tori u m K u a lit a s U da ra de n ga n P a ra m e te r Hidroca rbo n HC pa da K a w a sa n S tra te gis di K a bupa te n Kot a P rov in si Ace h Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 74 B.3 Pengukuran Kualitas Udara Emisi B.3.1 Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang oleh Sumber Bergerak Pengukuran emisi gas buang kenderaan yang berada di Kota Banda Aceh dilakukan secara acak terhadap berbagai type kenderaan roda dua, roda empat, bus, dan peralatan berat dengan parameter uji meliputi Karbon Monoksida CO, Nitrogen Dioksida NO 2 , dan Sulfur Dioksida SO 2 . Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel II.3. Tabel II.3 Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Roda Dua di Kota Banda Aceh No Type Jenis Tahun Emisi Gas Buang mgm 3 CO NO NO 2 NO X SO 2 Kenderaan berbahan bakar campuran 1 Yamaha RX King 2005 .291,2 0,0 0,0 0,0 0,0 2 Kawasaki Ninja 2005 .291,2 3,7 0,0 3,7 0,0 3 Kawasaki Ninja 2003 .291,2 0,0 0,0 0,0 1218,3 4 Suzuki Satria 2005 .291,2 0,0 3,6 3,6 1737,1 5 Suzuki Satria 2004 .291,2 6,1 0,0 6,1 0,0 6 Vespa PX 1989 .291,2 0,0 5,4 5,4 450,6 7 Vespa PX 1988 2.291,2 0,0 10,8 10,8 1666,3 50 100 150 200 250 300 350 P e rsi m pa n g an J ln T g k Um ar -C al an g , Ac e h Jay a Sp K is ar an - M e u lab o h , A ce h B ar at B un da ra n T ug u B an k Ac e h, Subu lus sa lam Bu da ra B a k Ac eh De sa P ul o Sar oh, Ac eh… Bu da ra K eud ee A ru Tug u Pa la , T ap ak … B un da ra n S im pa ng G ar ud a -K o ta S ab a n g Si pa g P eut D us u Ke u a ga , Ke c.… S im pa ng C e ran a -B lan g pi di e , Ac e h B ar at D ay a S p lam pu M e rah K an to r P o s - K o ta La ng sa Si pa g K el a a- Kual a Si pa g , Ac eh… Jl . B an da A ce h- M e da n, L am ba ro , Ac e h B e sa r Jl . P ro f. A . M ad ji d Ibr a hi m -S ig li , P idi e Jl . Is k an d ar M u d a- M e u re u d u , P id ie J ay a Jl . M e rde k a, Kot a Lh o k se um awe Jl. B a da A ce h- M eda , L ho ksu ko , A ce h… B la n g k e je re n, G ay o L ue s La we Si g al ag al a, A ce h T e ng g ar a D e sa Suk a Jay a , Si m e ul ue T a k e ng o n , Ac e h T e ng ah D e sa P an te R a y a, B e ne r M e ri ah B ie re un Jl. B a da A ce h- M eda , Idi R ay euk , A ce h… B an da a ce h B ak u M ut u Ko n sentrasi TSP µ g N m 3 Gambar II.55 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Debu TSP pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 75 Kenderaan berbahan bakar bensin 1 Yahama Jupiter Z 2007 2.291,2 0,0 0,0 0,0 0,0 2 Yamaha Jupiter MX 2007 2.291,2 19,6 0,0 19,6 0,0 3 Yamaha Jupiter MX 2007 2.291,2 0,0 7,2 7,2 2785,1 4 Yamaha Jupiter MX 2006 2.291,2 0,0 3,6 3,6 1218,3 5 Suzuki Shogun 2008 1.980,7 19,6 0,0 19,6 0,0 6 Suzuki Spin 2008 2.291,2 20,9 0,0 20,9 0,0 7 Suzuki Spin 2008 2.291,2 23,3 0,0 23,3 0,0 8 Suzuki Satria 2007 2.291,2 20,9 7,2 28,1 0,0 9 Suzuki Shogun SP 2006 2.291,2 0,0 5,4 5,4 2565,0 10 Honda Revo 2006 2.291,2 0,0 0,0 0,0 565,9 11 Honda Supra Fit 2006 2.291,2 0,0 0,0 0,0 579,0 12 Honda Supra Fit 2004 .864,0 0,0 10,8 10,8 6233,1 13 Honda Mega Pro 2005 1.789,4 14,7 0,0 14,7 0,0 14 Honda Karisma 2005 2.291,2 3,7 0,0 3,7 0,0 15 Honda Karisma 2004 2.291,2 2,5 0,0 2,5 0,0 16 Honda Supra X 2003 2.864,0 0,0 5,4 5,4 3605,2 17 Honda Supra X 2003 .291,2 0,0 1,8 1,8 704,8 18 Honda GL Pro 1995 897,0 19,6 0,0 19,6 0,0 Temperatur pengukuran : 30-31 o C, Temperatur gas emisi: 31-41 oC Kondisi pengukuran : tekanan kopling gas penuh Emisi gas buang kenderaan roda dua baik berbahan bakar bensin maupun campuran ditemukan lebih didominasikan oleh kandungan CO yang mencapai antara 783 – 2000 ppm. Beberapa type kenderaan roda dua berbahan bakar bensin seperti Yamaha Jupiter MX, Suzuki Shogun, dan Honda Revo, Supra Fit, Supra X menghasilkan emisi gas SO 2 yang tergolong tinggi mencapai antara 897,0 – 2291 mgm 3 . Sementara itu, untuk type kenderaan roda dua berbahan bakar campuran juga menghasilkan emisi gas SO 2 yang tergolong tinggi mencapai antara 49,8 – 15458,2 mgm 3 untuk kenderaan type Kawasaki Ninja, Suzuki Satria, dan Vespa PX. Emisi gas NOx ditemukan tergolong rendah antara 0 – 430,3 mgm 3 . Hasil pengukuran karekteristik emisi gas buang kenderaan roda empat ditabulasikan pada Tabel II.4. Tabel II.4 Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Roda Empat di Kota Banda Aceh No Type Jenis Tahun Emisi Gas Buang mgm 3 CO NO NO 2 NO X SO 2 1 Daihatsu Terrios 2008 37,8 40,5 0,0 40,5 0,0 2 Suzuki AVP 2008 12,6 12,3 0,0 12,3 0,0 3 Suzuki Escudo 2007 2.291,2 0,0 21,6 21,6 8169,3 4 Suzuki Swift 2007 2.291,2 29,5 5,4 34,9 165,1 5 Suzuki Erio 2007 31,9 0,0 31,9 0,0 Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 76 2.291,2 6 Mitsubishi Lancer 2007 2.373,7 61,4 0,0 61,4 0,0 7 Honda CRV 2007 2.291,2 122,7 0,0 122,7 0,0 8 Honda Jazz 2007 2.115,9 62,6 23,4 86,0 0,0 9 Toyota Innova 2007 2.291,2 39,3 0,0 39,3 1103,0 10 Toyota Innova 2006 2.291,2 44,2 0,0 44,2 956,3 11 Toyota Avanza 2006 31,1 12,3 0,0 12,3 0,0 12 Toyota Innova 2004 2.291,2 29,5 7,2 36,7 626,2 13 Toyota Kijang 1994 2.864,0 0,0 28,8 28,8 15458,2 14 Toyota Starlet 1993 2.291,2 14,7 0,0 14,7 0,0 15 Toyota Starlet 1992 2.291,2 0,0 5,4 5,4 1666,3 16 Toyota Starlet 1988 2.291,2 6,1 0,0 6,1 0,0 17 Toyota Hardtop 1987 366,6 277,4 153,0 430,3 49,8 18 Toyota Starlet 1985 2.291,2 0,0 1,8 1,8 1210,5 Keterangan: Temperatur pengukuran : 30-34 o C, Temperatur gas emisi: 34-81 o C Kondisi pengukuran : tekanan kopling gas penuh Emisi gas buang kenderaan roda empat baik berbahan bakar bensin maupun solar ditemukan lebih didominasi oleh kandungan CO yang mencapai antara 12,6 – 2373,7 mgm 3 . Beberapa type kenderaan roda empat berbahan bakar bensin seperti Suzuki Escudo dan Swift, Toyota Kijang, Innova, Hardtop, dan Starlet menghasilkan emisi gas SO 2 yang tergolong tinggi mencapai antara 49,8 – 15458,2 mgm 3 . Hasil penelitian karekteristik emisi gas buang bus dan peralatan berat ditabulasikan pada Tabel II.5. Secara umum hasil pengujian menunjukkan bahwa emisi CO yang dihasilkan oleh kenderaan roda dua dan roda empat lebih tinggi dibandingkan dengan bus dan peralatan berat dengan konsentrasi tertinggi mencapai 529 mgm 3 . Emisi SO 2 yang dihasilkan kenderaan roda dua dan roda empat mencapai 15458,2 mgm 3 yang nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan oleh bus dan peralatan berat. Emisi NOx yang dihasilkan oleh bus dan peralatan berat mencapai maksimum pada 362,1 mgm 3 yang konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan kenderaan bermotor roda dua dan roda empat. Lebih lanjut hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa tahun pembuatan kendaraan bukan faktor utama dalam menghasilkan emisi yang lebih tinggi, melainkan perawatan mesin kendaraan sangat menentukan besar kecilnya emisi yang Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 77 dikeluarkan oleh kendaraan sehingga langkah ini perlu dilakukan dalam upaya mengurangi emisi gas buang kendaraan di Kota Banda Aceh. Tabel II.5. Karakteristik Emisi Gas Buang Kenderaan Bus dan Peralatan Berat No Type Jenis Tahun Emisi Gas Buang mgm 3 CO NO NO 2 NO X SO 2 1 Hyundai Becho 2006 241,7 117,8 86,4 204,2 5,2 2 Sakai Perkin 2004 529,3 24,5 79,2 103,7 0,0 3 Escapator Becho 2002 186,7 25,8 25,2 51,0 0,0 4 Cat Buldouzer 1990 374,6 77,3 48,6 125,9 0,0 5 Mitsubishi Greader 1990 311,6 33,1 100,8 133,9 0,0 6 Isuzu BTR 1985 343,7 23,3 90,0 113,3 0,0 7 Cat Buldouzer 1980 521,2 146,0 176,4 322,4 21,0 8 Mitsubishi Compactor 1980 293,3 61,4 207,0 268,3 102,2 9 Mitsubishi Compactor 1987 452,5 135,0 160,2 295,2 28,8 10 Sakai Tendem 1977 430,7 122,7 239,4 362,1 117,9 Keterangan: Temperatur pengukuran : 29-33 o C, Temperatur gas emisi: 44-298 o C Kondisi pengukuran : tekanan kopling gas penuh D.4. Kualitas Air Hujan Semakin pesat perkembangan kehidupan sekarang ini berbanding lurus dengan jumlah polutan yang dihasilkan. Polutan yang terdapat di atmosfer dapat tercuci oleh air hujan dan jatuh ke bumi sehingga konsentrasi polutan tersebut dapat diamati dengan melakukan pemantauan dan analisa kimia air hujan. Ada beberapa parameter yang wajib dalam menganalisis kualitas air hujan yaitu pH, DHL, SO 4 , NO 3 , Cr, NH 4 , Na dan Mg 2+ dengan tujuan mengetahui tingkat pencemaran udara di suatu daerah. Baku mutu yang digunakan adalah berdasarkan PP Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Golongan I untuk air minum atau dapat juga digunakan dari Peraturan Menteri Kesehatan dan yang lainnya sesuai dengan peruntukannya. BLH Aceh pada tahun 2014 belum melaksanakan analisis kualitas air hujan Buku Data Tabel SD-24 sehingga data yang akan dibahas berasal dari data BMKG Stasion Indrapuri Aceh. BMKG sebagai representatif perwakilan Pemerintah Indonesia di Badan Dunia World Meteorological Organization WMO berkewajiban melakukan pemantauan kualitas udara yang merupakan bagian dari program WMO. Berdasarkan aturan dari World Meteorological Organization WMO, secara internasional telah disepakati, batas nilai rata-rata pH air hujan adalah 5,6 merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan alami. Apabila pH air hujan lebih rendah dari 5,6 maka hujan bersifat asam, atau sering disebut dengan hujan asam dan apabila pH air hujan lebih besar 5,6 maka hujan bersifat basa. Dampak hujan yang bersifat asam hujan asam dapat Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 78 mengikis bangunangedung atau bersifat korosif terhadap bahan bangunan, merusak kehidupan biota di sumber-sumber air sungai dan danau. Data-data hasil analisis kualitas air hujan yang dilaksanakan oleh BMKG Stasion Indrapuri Aceh dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini untuk data bulan Januari, April, Oktober dan Desember 2014. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat keasaman pH air hujan di Indrapuri Aceh pada bulan-bulan tersebut berada dibawah Nilai Ambang Batas NAB pH air hujan normal sebesar 5,6. Kondisi ini menunjukkan bahwa hujan yang turun di Indrapuri Aceh bersifat asam. Sumber : BMKG http:www.bmkg.go.id Gambar II.56. Tingkat Keasaman pH Air Hujan di Indonesia pada Januari 2014 Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 79 Gambar II.57. Tingkat Keasaman pH Air Hujan di Indonesia pada Bulan April 2014 Sumber : BMKG http:www.bmkg.go.id Gambar II.58. Tingkat Keasaman pH Air Hujan di Indonesia pada Bulan Oktober 2014 Sumber : BMKG http:www.bmkg.go.id Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 80 Gambar II.59 Tingkat Keasaman pH Air Hujan di Indonesia pada Bulan November 2014 Sumber : BMKG http:www.bmkg.go.id Hasil analisis dari tabel-tabel di atas ternyata menunjukkan bahwa kualitas air hujan di Indrapuri Aceh ± 30 km dari Kota Banda Aceh pada tahun 2014 berada dibawah baku mutu dan hujan bersifat bersifat asam, baik di musim kemarau Januari dan April 2014 maupun di musim hujan Oktober dan November 2014. Mencermati data ini, perlu dilakukan analisis lebih mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan hujan yang turun di Indrapuri Aceh bersifat asam sepanjang tahun. Apakah bersifat alami atau ada pengaruh lainnya dari kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar Stasion Indrapuri khususnya dan di Kota Banda Aceh pada umumnya. Analisis ini diperlukan untuk menghindari dampak hujan asam di Kota Banda Aceh.

E. LAUT, PESISIR DAN PANTAI

E.1. Kualitas Air Laut Umumnya kualitas air laut di Provinsi Aceh tercemar. Parameter yang berada diatas baku mutu adalah TSS, lapisan minyak, pH, amonia, dan fenol Tabel SD-17 Buku Data. Parameter kualitas air laut yang berada di atas baku mutu di Provinsi Aceh ditabulasikan pada Tabel II.6. Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 81 Tabel II.6. Parameter Kualitas Air Laut yang Berada di Atas Baku Mutu di Provinsi Aceh Tahun 2014 No. Lokasi TSS mgL Lapisan Minyak mgL pH Ammonia mgL Fenol mgL Baku Mutu 20 nihil 7 – 8,5 nihil Nihil 1 Pesisir Pantai Aceh Timur 31 1,2 9 0,1 0,001 2 TPI Idi, Aceh Timur 1,6 0,13 0,001 3 Gampong Alue Raya 32 0,4 0,12 0,0008 4 Pelabuhan Kr. Raya, Aceh Besar 50 800 0,065 5 Lambada Lhok, Aceh Besar 37 800 0,092 6 Lhok Seudeu, Aceh Besar 58 800 0,11 7 Saney, Lhoong 47 1200 0,478 8 Ps. Ikan Sungai Hiu, Aceh Tamiang 20 1,6 0,11 0,001 9 TPI Sungai Hiu, Aceh Tamiang 23 1,2 0,12 0,001 10 Pelabuhan DCT3, Sabang 40 1,3 0,21 0,002 11 Sabang Hill, Sabang 43 1,4 9 0,11 0,002 12 Pelabuhan Balohan, Sabang 32 1,3 0,12 0,001 13 TPI Sungai Pauh, Langsa 30 1,6 0,12 0,002 14 TPI Kuala Langsa 1,6 0,094 0,001 Sumber : Olahan Tabel SD 17 Buku Data SLHD Provinsi Aceh, 2014 Berdasarkan Tabel II.6 dapat disimpulkan bahwa lokasi pesisir dan laut yang paling tercemar adalan Pesisir Pantai Aceh Timur. Bila dilihat dari parameter yang frekwensi pencemaran paling mencemari diberbagai lokasi adalah parameter TSS, lapisan minyak, amonia, dan fenol. E.2. Kondisi Pesisir dan Laut Aceh Ekosistem pesisir sangat besar peranannya dalam mitigasi kerusakan. Komponen ekosistem pesisir berfungsi sebagai pelindung pantai, penahan badai, pencegah erosi pantai, pengendali banjir dan penyerap limbah. Keterkaitan antar ekosistem pesisir dapat dilihat pada Gambar II.60 . Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 82 Gambar II.60 Tipe Interaksi antara Ekosistem Padang Lamun dengan Ekosistem Mangrove dan Terumbu Karang Ogden dan Gladfelter 1983 dalam Bengen 2001 Terdapat tiga ekosistem yang saling berkaitan, yaitu ekosistem lamun, ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Apabila salah satu saja dari ketiga ekosistem tersebut rusak, akan berpengaruh pada ekosistem lainnya, dan merusak keseimbangan ekosistem pesisir. Dengan memperhitungkan panjang garis pantai pada pulau utama dan pulau-pulau yang relatif besar, maka Aceh mempunyai garis pantai lebih kurang sepanjang 2.422 km, yang terdiri atas garis pantai di pulau induk mainland Sumatera 1.660 km, di Pulau WehSabang 62 km, dan di Pulau Simeulue 700 km. Ekosistem pesisir dan laut Aceh terdiri dari vegetasi pesisir mangrove dan vegetasi pantai, terumbu karang, dan padang lamun. Identifikasi kondisi dan sebaran ekosistem dilakukan dengan tujuan pengelolaan ekosistem pesisir dan laut secara lestari. Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem penting yang mendukung kehidupan di wilayah pesisir. Selain memiliki fungsi ekologis, hutan mangrove juga memiliki fungsi ekonomis sehingga bila dikelola dengan baik maka akan memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan itu sendiri. Informasi sebaran ekosistem pesisir dan laut Aceh dapat dilihat pada Gambar II.61