UDARA KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGAN
                                                                                Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 59
Profil  Kandungan  Sulfur  Dioksida  SO
2
pada  Kawasan  Transportasi,
Data pengukuran  dan  pengujian  di  laboratorium  menunjukkan  bahwa  angka  tertinggi  sebesar
407,46 µgNm
3
terdapat pada lokasi simpang lima KU-01 dengan waktu pengukuran pada sore hari dan terendah di dalam Area Terminal Angkot Kedah KU-04 yaitu 307,43 µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  pada  siang  hari  Gambar  ii.39.  Baku  mutu  parameter  sulfur dioksida  SO
2
adalah  sebesar  900  µgNm
3
.  Berdasarkan  hasil  pengamatan  diperoleh informasi  bahwa  situasi  dalam  terminal  Keudah  terminal  angkutan  kota  relatif  sepi  dan
tidak  banyak  aktivitas,  hal  tersebut  memungkinkan  seluruh  parameter  pengukuran cenderung lebih rendah dari lokasi pengukuran lain.
Gambar II.39 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur Dioksida
SO
2
pada Kawasan Transportasi
Profil  Kandungan  Nitrogen  Oksida  NO
2
pada  Kawasan  Transportasi,
Berdasarkan hasil  pengukuran  dan  pengujian  laboratorium  untuk  parameter  nitrogen  oksida  NO
2
diperoleh  data  sebagaimana  dipaparkan  pada  Gambar  II.40.  Konsentrasi  NO
2
pada  seluruh lokasi  sampling  masih  berada  dibawah  baku  mutu  400  µgNm
3
dimana  lokasi  dengan konsentrasi  tertinggi  adalah  simpang  Mesra  KU  03  yaitu  sebesar  69,66  µgNm3  dengan
waktu pengukuran pada sore hari. Sedangkan konsentrasi terendah adalah terminal Keudah KU 06 yaitu sebesar 27,94 µgNm
3
dengan waktu pengukuran pada pagi hari. 0,00
100,00 200,00
300,00 400,00
500,00 600,00
700,00 800,00
900,00 1.000,00
KU-01 KU-02
KU-03 KU-04
KU-05 KU-06
Pagi Siang
Sore Baku Mutu
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 60
D.1.2  Profil Kualitas Udara Pada Kawasan Industri Pengukuran  kualitas  udara  pada  kawasan  transportasi  diwakili  oleh  5  lima  titik,
lokasi  tersebut  representatif  untuk  kawasan  industri  dengan  ciri-ciri  terdapat  aktifitas  pabrik dan jasa servis kendaraan. Hasil pengujian pada kawasan industri dengan mengangkat hasil
uji  laboratorium  dan  membandingkannya  dengan  baku  mutu  pada  setiap  parameternya, dengan rincian lokasi pengambilan sampling adalah sebagai berikut:
1.  Belakang PLTD Lueng Bata - Gampong Pango Raya KU-07; 2.  Industri Tahu Solo - Gampong Punge Blang Cut KU-08;
3.  Industri Tahu Mandiri - Gampong Lampaseh Aceh KU-09; 4.  Industri Batu Bata - Gampong Iee Masen Kayee Adang KU-10; dan
5.  Sekitar Perbengkelan Jln. Twk. M. Daudsyah - Peunayong KU-11.
Profil  Kandungan  Carbon  Monoksida  CO  pada  Kawasan  Industri,
konsentrasi  CO pada  semua  lokasi  sampling  pada  kawasan  industri  dipaparkan  pada  Gambar  II.41.  Dengan
baku  mutu  CO  sebesar  30.000  µgNm
3
dapat  diinformasikan  bahwa  berdasarkan  hasil  uji kualitas  udara  selama  periode  triwulan  1,  2  dan  3,  kondisi  CO  masih  berada  dibawah  baku
mutu.  Dapat  dijelaskan  bahwa  lokasi  sekitar  perbengkelan  Jln.  Twk.  M.  Daudsyah  - Peunayong  KU-11  memiliki  konsentrasi  tertinggi  yaitu  12.024  µgNm
3
dengan  waktu pengukuran  pada  pagi  hari.  Sedangkan  lokasi  sampling  terendah  adalah  di  belakang  PLTD
Lueng  Bata  -  Gampong  Pango  Raya  KU-07  yaitu  sebesar  916,1  µgNm
3
dengan  waktu pengukuran pada pagi hari.
Gambar II.40 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Nitrogen
Oksida NO
2
pada Kawasan Transportasi 0,00
50,00 100,00
150,00 200,00
250,00 300,00
350,00 400,00
450,00
KU-01 KU-02
KU-03 KU-04
KU-05 KU-06
Pagi Siang
Sore Baku Mutu
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 61
Gambar II.41 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Karbon
Monoksida CO pada Kawasan Industri
Profil Kandungan Sulfur Dioksida SO
2
pada Kawasan Industri,
Data konsentrasi SO
2
hasil analisa laboratarium menunjukkan bahwa semua lokasi sampling pada kawasan industri yang diwakili oleh 5 lima titik sampling masih berada  dibawah  baku  mutu  900 µgNm
3
sebagaimana  dipaparkan  pada  Gambar  II.42.  Konsentrasi  SO
2
tertinggi  tercatat  pada  lokasi sampling  sekitar  Perbengkelan  Jln.  Twk.  M.  Daudsyah  -  Peunayong  KU-11  yaitu  sebesar
402,5  µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  pada  sore  hari.  Sedangkan  konsentrasi  terendah tercatat di kawasan Industri Tahu Mandiri  - Gampong Lampaseh Aceh KU-09 yaitu sebesar
122,13  µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  pada  siang  hari.  Berdasarkan  hasil  pengamatan diperoleh informasi bahwa situasi disekitar perbengkelan di jalan Twk. M. Daudsyah terdapat
banyak perbengkelan roda 2 dan roda 4 yang aktif yang menghasilkan emisi gas buang. Hal tersebut  mempengaruhi  kualitas  udara  khususnya  sulfur  dioksida.  Faktor  lain  yang  juga
diduga menjadi penyebab tingginya pencemaran udara pada lokasi tersebut adalah minimnya tanaman pelindung.
Gambar II.42 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur
Dioksida SO
2
pada Kawasan Industri 5000
10000 15000
20000 25000
30000 35000
KU-07 KU-08
KU-09 KU-10
KU-11 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
200 400
600 800
1000
KU-07 KU-08
KU-09 KU-10
KU-11 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 62
Profil  Kandungan  Nitrogen  Oksida  NO
2
pada  Kawasan  Industri,
Hasil  pengukuran kandungan  NO
2
dari  sampel  pada  kawasan  industri  diperlihatkan  pada  Gambar  II.43  bahwa konsentrasi NO
2
tertinggi  tercatat di sekitar perbengkelan Jln. Twk. M. Daudsyah-Peunayong KU-11 yaitu sebesar 54,2 µgNm
3
dengan waktu pengukuran pada sore hari, sedikit berbeda dengan  waktu  pengukuran  pada  pagi  hari  yaitu  49,16  µgNm
3
.    Berdasarkan  pengamatan yang  dilakukan  saat  pengambilan  sampel  udara  bahwa  pada  kedua  lokasi  tersebut  memiliki
tingkat  kepadatan  lalu  lintas  yang  tinggi.  Konsentrasi  NO
2
rata-rata  terendah  terdapat  pada lokasi  sekitar  industri  Tahu  Solo  -  Gampong  Punge  Blang  Cut  KU-08  yaitu  18,25  µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  pada  sore  hari,  dimana  lokasi  tersebut  merupakan  kawasan dengan  laju  mobilitas  yang  rendah  dan  terdapat  banyak  pohon  pelindung  disekitar  lokasi
usaha.
Gambar II.43 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter
Nitrogen Oksida NO
2
pada Kawasan Industri
D.1.3.  Profil Kualitas Udara Di Kawasan Perkantoran Pengukuran kualitas udara pada kawasan perkantoran diwakili oleh tujuh titik, lokasi
tersebut  representatif  untuk  kawasan  perkantoran.  Berikut  adalah  titik  lokasi  pengukuran kualitas udara dan tingkat kebisingan pada kawasan perkantoran, yaitu:
1. Balai Kota KU-12; 2. Jln. Sudirman KU-13;
3. Persimpangan Rumah Sakit Meuraxa KU-14; 4. Area Kantor Gubernur KU-15;
5. Persimpangan BLUD RSUDZA KU-16; 6. Persimpangan Jalan Cut Meutia KU-17; dan
7. Persimpangan Kantor Bapedal Prov. Aceh KU-18. 50
100 150
200 250
300 350
400 450
KU-07 KU-08
KU-09 KU-10
KU-11 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 63
Profil  Kandungan  Karbon  Monoksida  CO  pada  Kawasan  Perkantoran,
Profil konsentrasi  CO  pada  semua  lokasi  sampling  pada  kawasan  perkantoran  dipaparkan  pada
Gambar  II.44,  yaitu  lokasi  dengan  jumlah  konsentrasi  CO  tertinggi  terdeteksi  di persimpangan  kantor  Bapedal  Aceh  KU-18  yaitu  sebesar  5.611,45  µgNm
3
dengan  waktu pengukuran pada pagi hari, sedangkan lokasi dengan jumlah konsentrasi CO terendah adalah
di  kawasan  Balaikota  Banda  Aceh  yaitu  2.530,87  µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  pada siang hari. Dengan baku mutu CO sebesar 30.000 µgNm
3
maka dapat diinformasikan bahwa berdasarkan hasil uji kualitas udara pada kawasan perkantoran selama periode triwulan 1, 2
dan 3, parameter CO masih berada dibawah baku mutu.
Gambar II.44 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter
Karbon Monoksida CO pada Kawasan Perkantoran
Profil  Kandungan  Sulfur  Dioksida  SO
2
pada  Kawasan  Perkantoran,
Data konsentrasi SO
2
hasil analisa laboratarium menunjukkan bahwa semua lokasi sampling pada kawasan  perkantoran  masih  berada  dibawah  baku  mutu  900  µgNm
3
sebagaimana dipaparkan pada Gambar  II.45. Konsentrasi SO
2
tertinggi tercatat pada lokasi persimpangan Kantor Bapedal Aceh KU-18 yaitu sebesar 309,16 µgNm
3
dengan waktu pengukuran pada siang hari. Lokasi sampling adalah kawasan perkantoran dimana lokasi sampling merupakan
akses  keluar-masuk  dari  kantor  DPR  Aceh,  Bapedal  Aceh,  Bappeda  Aceh,  dan  akses  warga Gampong  Laksana.  Waktu  pengukuran  yang  dilakukan  pada  siang  hari  menunjukkan
gambaran  bahwa  peningkatan  aktivitas  perkantoran  memberi  kontribusi  besar  terhadap peningkatan  konsentrasi  SO
2
,  berbeda  dengan  hasil  pengukuran  pada  waktu  sore  hari  yaitu sebesar  131,39  µgNm
3
.  Sedangkan  konsentrasi  SO
2
terendah  tercatat  di  jalan  Jend. Sudirman KU-13 yaitu sebesar 153,57 µgNm
3
dengan waktu pengukuran pada pagi hari. 0,00
5.000,00 10.000,00
15.000,00 20.000,00
25.000,00 30.000,00
35.000,00
KU-12 KU-13 KU-14 KU-15 KU-16 KU-17 KU-18 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 64
Gambar II.45 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur
Dioksida SO
2
pada Kawasan Perkantoran
Profil Kandungan Nitrogen Oksida NO
2
pada Kawasan Perkantoran,
Hasil analisa kandungan  NO
2
dari  sampel  pada  kawasan  perkantoran  diperlihatkan  pada  Gambar  II.46, dimana  7  tujuh  lokasi  sampling  tercatat  masih  dibawah  baku  mutu  400  µgNm
3
.  Hasil pengukuran diperoleh data konsentrasi NO
2
yang tertinggi pada Persimpangan Rumah Sakit Meuraxa  KU-14  yaitu  56,36  µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  pada  pagi  hari. Berdasarkan  pengamatan  yang  dilakukan  saat  pengambilan  sampel  udara  bahwa  disekitar
lokasi tersebut sedang berlangsung pekerjaan konstruksi gedung milik RSU Meuraxa dengan berbagai  kendaraan  berat  melintas.    Lokasi  pengukuran  yang  berdekatan  dengan  saluran
drainase  induk  yang  terbuka  diduga  memberi  pengaruh  terhadap  peningkatan  konsentrasi NO
2
dimana  drainase  tergenang  oleh  air  limbah  domestik,  sehingga  diduga  menjadi penyebab peningkatan  konsentrasi NO
2
karena terjadi penguapan terhadap unsur nitrogen. Konsentrasi NO
2
terendah terdapat pada lokasi persimpangan Kantor Bapedal Aceh KU-18 yaitu sebesar 17,47 µgNm3 dengan waktu pengukuran pada pagi hari.
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
KU-12 KU-13
KU-14 KU-15
KU-16 KU-17
KU-18 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 65
Gambar II.46 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter
Nitrogen Oksida NO
2
pada Kawasan Perkantoran D.1.4.  Profil Kualitas Udara Di Kawasan Pemukiman
Pengukuran  kualitas  udara  pada  kawasan  pemukiman  diwakili  oleh  7  tujuh  titik, lokasi  tersebut  representatif  untuk  kawasan  pemukiman.  Data  konsentrasi  SO2  hasil  analisa
laboratarium  menunjukkan  bahwa  semua  lokasi  sampling  pada  kawasan  pemukiman  yang diwakili  oleh  7  tujuh  titik  sampling  masih  berada  dibawah  baku  mutu  900  µgNm3
sebagaimana dipaparkan pada Gambar  II.47; II.48 dan II.49. Berikut akan dijabarakan hasil pengukuran  kualitas  udara  dan  membandingkannya  dengan  baku  mutu  kualitas  udara  pada
kawasan pemukiman, dengan lokasi sampling adalah sebagai berikut: 1. Gampong Bandar Baru Lampriet KU-19;
2. Gampong Lampineung KU-20; 3. Gampong Laksana KU-21;
4. Gampong Lueng Bata KU-22; 5. Gampong Jawa KU-23;
6. Gampong Mulia KU-24; dan 7. Gampong Lampulo KU-25.
Profil  Kandungan  Karbon  Monoksida  CO  pada  Kawasan  Pemukiman,
Profil konsentrasi  CO  pada  semua  lokasi  sampling  pada  kawasan  pemukiman  dipaparkan  pada
Gambar  II.47.  Dengan  baku  mutu  CO  sebesar  30.000  µgNm
3
dapat  diinformasikan  bahwa berdasarkan  hasil  uji  kualitas  udara  selama  periode  triwulan  1,  2  dan  3,  kondisi  CO  masih
berada  dibawah  baku  mutu.  Dapat  dijelaskan  bahwa  lokasi  Gampong  Lampineung  KU-20 dengan  waktu  pengukuran  pada  sore  hari  memiliki  konsentrasi  tertinggi  yaitu  6.298,56
50 100
150 200
250 300
350 400
450
KU-12 KU-13
KU-14 KU-15
KU-16 KU-17
KU-18 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 66
µgNm3  dan  Gampong  Mulia  KU-24  memiliki  konsentrasi  terendah  yaitu  sebesar  1.053,57 µgNm
3
dengan waktu pengukuran pada pagi hari.
Profil  Kandungan  Sulfur  Dioksida    SO
2
pada  Kawasan  Pemukiman,
Konsentrasi SO
2
tertinggi tercatat pada lokasi sampling Gampong Laksana KU-21  yaitu sebesar 321,27 µgNm
3
dengan waktu pengukuran pada sore hari. Sedangkan konsentrasi terendah tercatat di  Gampong  Jawa  KU-23  yaitu  sebesar  121,53  µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  pada pagi  hari.  Berdasarkan  hasil  pengamatan  diperoleh  informasi  bahwa  situasi  disekitar
Gampong Laksana merupakan persimpangan strategis dengan tingkat mobilitas yang tinggi sebagai  penghubung  antara  jalan  Daud  Beureueh  dan  jalan  Pocut  Baren  serta  beberapa
Gampong. Hal tersebut mempengaruhi kualitas udara khususnya sulfur dioksida. Gambar II.47
Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Karbon Monoksida CO pada Kawasan Pemukiman
Gambar II.48 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur
Dioksida SO
2
pada Kawasan Pemukiman 0,00
5.000,00 10.000,00
15.000,00 20.000,00
25.000,00 30.000,00
35.000,00
KU-19 KU-20 KU-21 KU-22 KU-23 KU-24 KU-25 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
KU-19 KU-20 KU-21 KU-22 KU-23 KU-24 KU-25 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 67
Profil Kandungan Nitrogen Oksida  NO
2
pada Kawasan Perkantoran,
Berdasarkan hasil  pengukuran  dan  pengujian  laboratorium  untuk  parameter  nitrogen  oksida  NO
2
diperoleh  data  sebagaimana  dipaparkan  pada  Gambar  II.49.  Konsentrasi  NO
2
pada  seluruh lokasi sampling untuk kawasan pemukiman masih berada dibawah baku mutu 400 µgNm
3
. Hasil  pengukuran  menunjukkan  lokasi  dengan  konsentrasi  NO
2
tertinggi  adalah  Gampong Mulia  KU-24  yaitu  sebesar  65,67  µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  pada  siang  hari. Sedangkan konsentrasi terendah adalah Gampong Jawa KU-23  yaitu sebesar 19,3 µgNm
3
dengan waktu pengukuran pada pagi hari.
B.2 Pengukuran Kualitas Udara Ambien KabupatenKota di Provinsi Aceh
Pengukuran  kualitas  udara  pada  kawasan  strategis  di  beberapa  KabupatenKota  di Provinsi  Aceh  diwakili  oleh  23  titik,  lokasi  tersebut  representatif  untuk  kawasan  strategis
dimana memiliki ciri-ciri tingkat aktivitas tinggi, kepadatan lalu lintas yang relatif tinggi, dan merupakan  persimpangan  strategis.  Lokasi  pengambilan  sampling  pada  beberapa  kawasan
strategis tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Persimpangan Jln Tgk Umar-Calang, Kabupaten Aceh Jaya; 2.
Sp Kisaran - Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat; 3.
Bundaran Tugu Bank Aceh, Kabupaten Subulussalam; 4.
Bundaran Bank Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh Singkil; 5.
Bundaran Keudee Aru Tugu Pala, Tapak Tuan, Kabupaten A.Selatan; 6.
Bundaran Simpang Garuda, Kota Sabang; 7.
Simpang Peut Dusun Keumangan, Kec. Kuala, Kabupaten Nagan Raya; 50
100 150
200 250
300 350
400 450
KU-19 KU-20
KU-21 KU-22
KU-23 KU-24
KU-25 Pagi
Siang Sore
Baku Mutu
Gambar II.49 Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Nitrogen
Oksida NO
2
pada Kawasan Pemukiman
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 68
8. Simpang Cerana-Blangpidie, Aceh Barat Daya;
9. Sp lampu Merah Kantor Pos - Kota Langsa;
10.  Simpang Kelana-Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang; 11.  Jl. Banda Aceh-Medan, Lambaro, Kabupaten Aceh Besar;
12.  Jl. Prof. A. Madjid Ibrahim-Sigli, Kabupaten Pidie; 13.  Jl. Iskandar Muda-Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya;
14.  Jl. Merdeka, Kota Lhokseumawe; 15.  Jl. Banda Aceh-Medan, Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara;
16.  Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues; 17.  Lawe Sigalagala, Kabupaten Aceh Tenggara;
18.  Desa Suka Jaya, Kabupaten Simeulue; 19.  Takengon, Kabupaten Aceh Tengah;
20.  Desa Pante Raya, Kabupaten Bener Meriah; 21.  Kota Biereun, Kabupaten Bireun;
22.  Jl. Banda Aceh-Medan, Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur; 23.  Kota Banda Aceh
Hasil  pengukuran  diilustrasikan  pada  Gambar  II.50 –  Gambar  II.55,  sedangkan  datanya
dilampirkan pada Lampiran data Tabel SD-18.
Profil  Kandungan  Sulfur  Dioksida  SO
2
pada  Kawasan  Strategis,
Data  pengukuran dan  pengujian  di  laboratorium  menunjukkan  bahwa  angka  tertinggi  sebesar  124,56  µgNm
3
terdapat  pada  lokasi  Simpang  Kelana-Kuala  Simpang,  Aceh  Tamiang  dengan  waktu pengukuran  selama  24  jam  dan  konsentrasi  terendahnya  ditemukan  pada  lokasi  Bundaran
Simpang  Garuda-Kota  Sabang  dengan  konsentrasi  15,2  µgNm
3
Gambar  II.50.  Baku  mutu parameter  sulfur  dioksida  SO
2
adalah  sebesar  365  µgNm
3
.  Berdasarkan  hasil  pengukuran diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan kandungan SO
2
pada semua lokasi strategis ini masih berada di bawah baku mutu sehingga dapat disimpulkan kandungan  SO
2
pada udara
ambient terkontrol dengan baik.
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 69
Profil  Kandungan  Carbon  Monoksida  CO  pada  Kawasan  Strategis,
Data pengukuran  dan  pengujian  di  laboratorium  menunjukkan  bahwa  angka  tertinggi  sebesar
12.772 µgNm
3
terdapat pada lokasi Simpang Kelana-Kuala Simpang, Aceh Tamiang dengan waktu  pengukuran  selama  24  jam  dan  berada  di  atas  baku  mutu,  sedangkan  konsentrasi
terendahnya  ditemukan  pada  lokasi  Bundaran  Simpang  Garuda-Kota  Sabang  dengan konsentrasi  1.820  µgNm
3
Gambar  II.51.  Baku  mutu  parameter  Carbon  Monooksida  CO adalah  sebesar  10.000  µgNm
3
.  Beberapa  lokasi  lain  seperti  Sp  lampu  Merah  Kantor  Pos  - Kota Langsa dan Sp Kisaran - Meulaboh, Aceh Barat, dimana kandungan CO tergolong tinggi
dan  mendekati  baku  mutu.  Tingginya  kandungan  CO  ini  diindikasikan  karena  padatnya
aktivitas transportasi dan industri di daerah sekitar lokasi.
50 100
150 200
250 300
350 400
P e
rsi m
pa n
g an
J ln
T g
k Um
ar -C
al an
g , Ac
e h
Jay a
S p
K isa
ran -
M e
ul ab
o h, A
ce h
B ar
at
B un
da ra
n T
ug u
B an
k Ac
e h, Subu
lus sa
lam
Bu da
ra B
a k Ac
eh De
sa P
ul o
Sar oh,
Ac eh…
Bu da
ra K
eud ee
A ru
Tug u
Pa la
, T ap
ak …
B un
da ra
n S
im pa
ng G
ar ud
a -K
o ta
S ab
a n
g
Si pa
g P
eut D
us u
Ke u
a ga
, Ke c. Kual
a, …
Si m
p an
g C
e ran
a -B
lan g
p id
ie , Ac
e h
B ar
at D
ay a
S p
lam pu
M e
rah K
an to
r P o
s -
K o
ta La
ng sa
S im
pa ng
K e
lan a-
Kual a
S im
pa ng
, Ac e
h T
am ian
g
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L am
ba ro
, Ac e
h B
e sa
r
Jl . P
ro f. A
. M ad
ji d
Ibr a
hi m
-S ig
li , P
idi e
Jl . Is
k an
da r M
ud a-
M e
u re
ud u, P
idi e
J ay
a
Jl . M
e rde
k a, Kot
a Lh
o k
se um
awe
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L ho
k su
k o
n, A ce
h Ut
ar a
B la
n g
k e
je re
n, G ay
o L
ue s
La we
Si g
al ag
al a,
A ce
h T
e ng
g ar
a
D e
sa Suk
a Jay
a , Si
m e
ul ue
T a
k e
n g
o n
, Ac e
h Te
n g
ah
D e
sa P
an te
R a
y a,
B e
ne r M
e ri
ah B
ie re
un
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, Idi R
ay e
uk , A
ce h
T im
ur B
an da
a ce
h B
ak u
M ut
u
Kon se
n tra
si SO2
µgN m
3
Gambar II.50  Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Sulfur Oksida SO
2
pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 70
Profil Kandungan Nitrogen Oksida NO
2
pada Kawasan Strategis,
Data pengukuran dan  pengujian  di  laboratorium  menunjukkan  bahwa  angka  tertinggi  sebesar  142,99  µgNm
3
terdapat pada lokasi Blangkejeren, Gayo Lues dengan waktu pengukuran selama 24 jam dan berada  mendekati  baku  mutu,  sedangkan  konsentrasi  terendahnya  ditemukan  pada  lokasi
Bundaran Bank Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh Singkil dengan konsentrasi 8,6 µgNm
3
Gambar II.52. Baku mutu parameter NO
2
adalah sebesar 150 µgNm
3
. Beberapa lokasi lain seperti Jl. Banda  Aceh-Medan,  Idi  Rayeuk,  Aceh  Timur  dan  Desa  Suka  Jaya,  Simeulue,  dimana
kandungan  NO
2
tergolong  tinggi  dan  mendekati  baku  mutu.  Tingginya  kandungan  NO
2
ini diindikasikan  karena  padatnya  aktivitas  transportasi  dan  industri  PLTD  di  daerah  sekitar
lokasi.
- 2.000
4.000 6.000
8.000 10.000
12.000 14.000
P e
rsi m
pa n
g an
J ln
T g
k Um
ar -C
al an
g , Ac
e h
Jay a
Sp K
is ar
an -
M e
u lab
o h
, A ce
h B
ar at
B un
da ra
n T
ug u
B an
k Ac
e h, Subu
lus sa
lam
Bu da
ra B
a k Ac
eh De
sa P
ul o
Sar oh,
Ac eh…
Bu da
ra K
eud ee
A ru
Tug u
Pa la
, T ap
ak …
B un
da ra
n S
im pa
ng G
ar ud
a -K
o ta
S ab
a n
g
Si pa
g P
eut D
us u
Ke u
a ga
, Ke c.…
S im
pa ng
C e
ran a
-B lan
g pi
di e
, Ac e
h B
ar at
D ay
a
S p
lam pu
M e
rah K
an to
r P o
s -
K o
ta La
ng sa
S im
pa ng
K e
lan a-
Kual a
S im
pa ng
, Ac e
h T
am ian
g
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L am
ba ro
, Ac e
h B
e sa
r
Jl . P
ro f. A
. M ad
ji d
Ibr a
hi m
-S ig
li , P
idi e
Jl . Is
k an
d ar
M u
d a-
M e
u re
u d
u , P
id ie
J ay
a
Jl . M
e rde
k a, Kot
a Lh
o k
se um
awe
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L ho
k su
k o
n, A ce
h Ut
ar a
B la
n g
k e
je re
n, G ay
o L
ue s
La we
Si g
al ag
al a,
A ce
h T
e ng
g ar
a
D e
sa Suk
a Jay
a , Si
m e
ul ue
T a
k e
ng o
n , Ac
e h
T e
ng ah
D e
sa P
an te
R a
y a,
B e
ne r M
e ri
ah B
ie re
un
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, Idi R
ay e
uk , A
ce h
T im
ur B
an da
a ce
h B
ak u
M ut
u
Ko n
sentrasi CO
µ g
N m
3
Gambar II.51  Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter Carbon Monoksida CO pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi
Aceh
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 71
Profil Kandungan Ozon O
3
pada Kawasan Strategis,
Data pengukuran dan pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa beberapa lokasi ditemukan kandungan O3 di atas baku
mutu antara lain terdapat pada lokasi Desa Suka Jaya, Simeulue 253,92 µgNm
3
, Takengon, Aceh Tengah 271,29 µgNm
3
, dan Desa Pante Raya, Bener Meriah 251,6 µgNm
3
dengan waktu pengukuran selama 24 jam, sedangkan beberapa lokasi tidak ditemukan kandungan O
3
antara lain pada lokasi Persimpangan Jln Tgk Umar-Calang, Aceh Jaya, Bundaran Tugu Bank Aceh,  Subulussalam, Bundaran Bank Aceh  Desa Pulo Saroh, Aceh Singkil, Bundaran Keudee
Aru  Tugu  Pala,  Tapak  Tuan,  Aceh  Selatan,  dan  Bundaran  Simpang  Garuda-Kota  Sabang Gambar II.53.
20 40
60 80
100 120
140 160
P e
rsi m
pa n
g an
J ln
T g
k Um
ar -C
al an
g , Ac
e h
Jay a
Sp K
is ar
an -
M e
u lab
o h
, A ce
h B
ar at
B un
da ra
n T
ug u
B an
k Ac
e h, Subu
lus sa
lam
Bu da
ra B
a k Ac
eh De
sa P
ul o
Sar oh,
Ac eh…
Bu da
ra K
eud ee
A ru
Tug u
Pa la
, T ap
ak …
B un
da ra
n S
im pa
ng G
ar ud
a -K
o ta
S ab
a n
g
Si pa
g P
eut D
us u
Ke u
a ga
, Ke c. Kual
a, …
S im
pa ng
C e
ran a
-B lan
g pi
di e
, Ac e
h B
ar at
D ay
a
S p
lam pu
M e
rah K
an to
r P o
s -
K o
ta La
ng sa
S im
pa ng
K e
lan a-
Kual a
S im
pa ng
, Ac e
h T
am ian
g
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L am
ba ro
, Ac e
h B
e sa
r
Jl . P
ro f. A
. M ad
ji d
Ibr a
hi m
-S ig
li , P
idi e
Jl . Is
k an
d ar
M u
d a-
M e
u re
u d
u , P
id ie
J ay
a
Jl . M
e rde
k a, Kot
a Lh
o k
se um
awe
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L ho
k su
k o
n, A ce
h Ut
ar a
B la
n g
k e
je re
n, G ay
o L
ue s
La we
Si g
al ag
al a,
A ce
h T
e ng
g ar
a
D e
sa Suk
a Jay
a , Si
m e
ul ue
T a
k e
ng o
n , Ac
e h
T e
ng ah
D e
sa P
an te
R a
y a,
B e
ne r M
e ri
ah B
ie re
un
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, Idi R
ay e
uk , A
ce h
T im
ur B
an da
a ce
h B
ak u
M ut
u
Ko n
sentrasi N
O2 µ
g N
m 3
Gambar II.52  Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter  Nitrogen Oksida NO
2
pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 72
Profil  Kandungan  Hidrocarbon  HC  pada  Kawasan  Strategis,
Data  pengukuran  dan pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa kandungan HC pada Kota Banda Aceh berada
di  atas  baku  mutu  dengan  besaran  219,3  µgNm
3
dengan  waktu  pengukuran  selama  24 jam,  sedangkan  beberapa  lokasi  lainnya  tidak  ditemukan  kandungan  HC  antara  lain  pada
lokasi Persimpangan Jln Tgk Umar-Calang, Aceh Jaya, Bundaran Bank Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh  Singkil,  Bundaran  Keudee  Aru  Tugu  Pala,  Tapak  Tuan,  Aceh  Selatan,  Bundaran
Simpang  Garuda-Kota  Sabang,  dan  Simpang  Cerana-Blangpidie,  Aceh  Barat  Daya  Gambar II.54. Baku mutu parameter hidrocarbon HC adalah sebesar 160 µgNm
3
. 50
100 150
200 250
300
P e
rsi m
pa n
g an
J ln
T g
k Um
ar -C
al an
g , Ac
e h
Jay a
Sp K
is ar
an -
M e
u lab
o h
, A ce
h B
ar at
B un
da ra
n T
ug u
B an
k Ac
e h, Subu
lus sa
lam
B un
da ra
n B
an k
Ac e
h D
e sa
P ul
o S
ar o
h, Ac
e h
S ing
k il
Bu da
ra K
eud ee
A ru
Tug u
Pa la
, T ap
ak T
ua ,
…
B un
da ra
n S
im pa
ng G
ar ud
a -K
o ta
S ab
a n
g
Si pa
g P
eut D
us u
Ke u
a ga
, Ke c. Kual
a, …
S im
pa ng
C e
ran a
-B lan
g pi
di e
, Ac e
h B
ar at
D ay
a
S p
lam pu
M e
rah K
an to
r P o
s -
K o
ta La
ng sa
S im
pa ng
K e
lan a-
Kual a
S im
pa ng
, Ac e
h T
am ian
g
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L am
ba ro
, Ac e
h B
e sa
r
Jl . P
ro f. A
. M ad
ji d
Ibr a
hi m
-S ig
li , P
idi e
Jl . Is
k an
d ar
M u
d a-
M e
u re
u d
u , P
id ie
J ay
a
Jl . M
e rde
k a, Kot
a Lh
o k
se um
awe
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L ho
k su
k o
n, A ce
h Ut
ar a
B la
n g
k e
je re
n, G ay
o L
ue s
La we
Si g
al ag
al a,
A ce
h T
e ng
g ar
a
D e
sa Suk
a Jay
a , Si
m e
ul ue
T a
k e
ng o
n , Ac
e h
T e
ng ah
D e
sa P
an te
R a
y a,
B e
ne r M
e ri
ah B
ie re
un
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, Idi R
ay e
uk , A
ce h
T im
ur B
an da
a ce
h B
ak u
M ut
u
Ko n
sentrasi O3
µ g
N m
3
Gambar II.53  Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter  Ozon O
3
pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh
Buk u
L a
pora n
Sta tu
s L
in g
k u
n ga
n Hidup
2 1
4 Ba
b II K on
disi L
in g
k u
n ga
n Hidup da
n Ke
ce n
dr u
n ga
n
II -
73
P rofil
Ka nd
un gan
De b
u TS
P
pada Ka
wa s
a n
S
tra te
gi s
,
D a
ta pe
n g
u k
u ra
n da
n pe
n guj
ia n
di la bora
tori u
m m
e n
u n
ju k
k a
n ba
h w
a k
a n
d u
n ga
n T
SP pa da
Kot a
Bie re
u n
, ru a
s J a
la n
Ba n
da Ace
h -Me
da n
, Idi
R a
y e
u k
, Ace
h T
im u
r, da
n ruas
ja la
n Jl.
Ba n
da Ace
h -Me
da n
, L
h o
k su
k o
n ,
Ace h
U ta
ra be
ra da
di a
ta s
ba k
u m
u tu
de n
ga n
be sa
ra n
m a
sin g
-m a
si n
g 33
,8 1
; 2
9 3
,3 ;
da n
2 6
2 ,5
8 µg
N m
3
de n
ga n
w a
k tu
pe n
gu k
u ra
n se
la m
a 2
4 ja
m ,
se da
n g
k a
n be
be ra
pa lok
a si
la in
n y
a t
ida k
dit e
m u
k a
n k
a n
du n
ga n
HC a
n ta
ra la
in pa
da lo
k a
si T
a k
e n
go n
dit e
m u
k a
n de
n ga
n k
on se
n tra
si m
in im
u m
se be
sa r
2 3
,3 8
µg N
m
3
Ga m
ba r
II.5 5
. Ba
k u
m u
tu pa
ra m
e te
r h
idroca rbo
n HC
a da
la h
se be
sa r 23
µg N
m
3
. 50
10 15
20 25
Persimpangan Jln Tgk Umar-Calang, Aceh Jaya Sp Kisaran - Meulaboh, Aceh Barat
Bundaran Tugu Bank Aceh, Subulussalam Bu dara  Ba k Aceh Desa Pulo Saroh, Aceh…
Bu dara  Keudee Aru  Tugu Pala , Tapak Tua ,… Bundaran Simpang Garuda-Kota Sabang
Si pa g Peut Dusu  Keu a ga , Kec. Kuala,… Simpang Cerana-Blangpidie, Aceh Barat Daya
Sp lampu Merah Kantor Pos - Kota Langsa Simpang Kelana-Kuala Simpang, Aceh Tamiang
Jl. Banda Aceh-Medan, Lambaro, Aceh Besar Jl. Prof. A. Madjid Ibrahim-Sigli, Pidie
Jl. Iskandar Muda-Meureudu, Pidie Jaya Jl. Merdeka, Kota Lhokseumawe
Jl. Banda Aceh-Medan, Lhoksukon, Aceh Utara Blangkejeren, Gayo Lues
Lawe Sigalagala, Aceh Tenggara Desa Suka Jaya, Simeulue
Takengon, Aceh Tengah Desa Pante Raya, Bener Meriah
Biereun Jl. Banda Aceh-Medan, Idi Rayeuk, Aceh Timur
Banda aceh Baku Mutu
Konsentrasi HC  µgNm3
G a
m ba
r II.5
4 Ha
sil U
ji L
a bora
tori u
m K
u a
lit a
s U
da ra
de n
ga n
P a
ra m
e te
r Hidroca
rbo n
HC pa
da K
a w
a sa
n S
tra te
gis di K a
bupa te
n Kot
a P
rov in
si Ace h
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 74
B.3
Pengukuran Kualitas Udara Emisi
B.3.1 Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang oleh Sumber Bergerak
Pengukuran emisi gas buang kenderaan yang berada di Kota Banda Aceh dilakukan secara  acak  terhadap  berbagai  type  kenderaan  roda  dua,  roda  empat,  bus,  dan  peralatan
berat  dengan  parameter  uji  meliputi  Karbon  Monoksida  CO,  Nitrogen  Dioksida  NO
2
,  dan Sulfur Dioksida SO
2
. Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel II.3. Tabel II.3  Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Roda Dua di Kota Banda Aceh
No Type
Jenis Tahun
Emisi Gas Buang mgm
3
CO NO
NO
2
NO
X
SO
2
Kenderaan berbahan bakar campuran
1 Yamaha
RX King 2005
.291,2   0,0 0,0
0,0 0,0
2 Kawasaki
Ninja 2005
.291,2   3,7 0,0
3,7 0,0
3 Kawasaki
Ninja 2003
.291,2   0,0 0,0
0,0 1218,3
4 Suzuki
Satria 2005
.291,2   0,0 3,6
3,6 1737,1
5 Suzuki
Satria 2004
.291,2   6,1 0,0
6,1 0,0
6 Vespa
PX 1989
.291,2   0,0 5,4
5,4 450,6
7 Vespa
PX 1988
2.291,2   0,0 10,8
10,8 1666,3
50 100
150 200
250 300
350
P e
rsi m
pa n
g an
J ln
T g
k Um
ar -C
al an
g , Ac
e h
Jay a
Sp K
is ar
an -
M e
u lab
o h
, A ce
h B
ar at
B un
da ra
n T
ug u
B an
k Ac
e h, Subu
lus sa
lam
Bu da
ra B
a k Ac
eh De
sa P
ul o
Sar oh,
Ac eh…
Bu da
ra K
eud ee
A ru
Tug u
Pa la
, T ap
ak …
B un
da ra
n S
im pa
ng G
ar ud
a -K
o ta
S ab
a n
g
Si pa
g P
eut D
us u
Ke u
a ga
, Ke c.…
S im
pa ng
C e
ran a
-B lan
g pi
di e
, Ac e
h B
ar at
D ay
a
S p
lam pu
M e
rah K
an to
r P o
s -
K o
ta La
ng sa
Si pa
g K
el a
a- Kual
a Si
pa g
, Ac eh…
Jl . B
an da
A ce
h- M
e da
n, L am
ba ro
, Ac e
h B
e sa
r
Jl . P
ro f. A
. M ad
ji d
Ibr a
hi m
-S ig
li , P
idi e
Jl . Is
k an
d ar
M u
d a-
M e
u re
u d
u , P
id ie
J ay
a
Jl . M
e rde
k a, Kot
a Lh
o k
se um
awe
Jl. B
a da
A ce
h- M
eda , L
ho ksu
ko , A
ce h…
B la
n g
k e
je re
n, G ay
o L
ue s
La we
Si g
al ag
al a,
A ce
h T
e ng
g ar
a
D e
sa Suk
a Jay
a , Si
m e
ul ue
T a
k e
ng o
n , Ac
e h
T e
ng ah
D e
sa P
an te
R a
y a,
B e
ne r M
e ri
ah B
ie re
un
Jl. B
a da
A ce
h- M
eda , Idi
R ay
euk , A
ce h…
B an
da a
ce h
B ak
u M
ut u
Ko n
sentrasi TSP
µ g
N m
3
Gambar II.55  Hasil Uji Laboratorium Kualitas Udara dengan Parameter  Debu TSP pada Kawasan Strategis di KabupatenKota Provinsi Aceh
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 75
Kenderaan berbahan bakar bensin
1 Yahama
Jupiter Z 2007
2.291,2  0,0 0,0
0,0 0,0
2 Yamaha
Jupiter MX   2007 2.291,2  19,6
0,0 19,6
0,0 3
Yamaha Jupiter MX   2007
2.291,2  0,0 7,2
7,2 2785,1
4 Yamaha
Jupiter MX   2006 2.291,2  0,0
3,6 3,6
1218,3 5
Suzuki Shogun
2008 1.980,7  19,6
0,0 19,6
0,0 6
Suzuki Spin
2008 2.291,2  20,9
0,0 20,9
0,0 7
Suzuki Spin
2008 2.291,2  23,3
0,0 23,3
0,0 8
Suzuki Satria
2007 2.291,2  20,9
7,2 28,1
0,0 9
Suzuki Shogun SP   2006
2.291,2  0,0 5,4
5,4 2565,0
10 Honda
Revo 2006
2.291,2  0,0 0,0
0,0 565,9
11 Honda
Supra Fit 2006
2.291,2  0,0 0,0
0,0 579,0
12 Honda
Supra Fit 2004
.864,0   0,0 10,8
10,8 6233,1
13 Honda
Mega Pro 2005
1.789,4  14,7 0,0
14,7 0,0
14 Honda
Karisma 2005
2.291,2  3,7 0,0
3,7 0,0
15 Honda
Karisma 2004
2.291,2  2,5 0,0
2,5 0,0
16 Honda
Supra X 2003
2.864,0  0,0 5,4
5,4 3605,2
17 Honda
Supra X 2003
.291,2   0,0 1,8
1,8 704,8
18 Honda
GL Pro 1995
897,0 19,6
0,0 19,6
0,0 Temperatur pengukuran : 30-31
o
C, Temperatur gas emisi: 31-41 oC Kondisi pengukuran : tekanan kopling gas penuh
Emisi gas buang kenderaan roda dua baik berbahan bakar bensin maupun campuran ditemukan lebih didominasikan oleh kandungan CO yang mencapai  antara 783
– 2000 ppm. Beberapa  type  kenderaan  roda  dua  berbahan  bakar  bensin  seperti  Yamaha  Jupiter  MX,
Suzuki  Shogun,  dan  Honda  Revo,  Supra  Fit,  Supra  X  menghasilkan  emisi  gas  SO
2
yang tergolong tinggi mencapai antara 897,0
– 2291 mgm
3
. Sementara  itu,  untuk  type  kenderaan  roda  dua  berbahan  bakar  campuran  juga
menghasilkan  emisi  gas  SO
2
yang  tergolong  tinggi  mencapai  antara  49,8 –  15458,2 mgm
3
untuk  kenderaan  type  Kawasaki  Ninja,  Suzuki  Satria,  dan  Vespa  PX.  Emisi  gas  NOx ditemukan tergolong rendah antara   0
– 430,3 mgm
3
.  Hasil pengukuran karekteristik emisi gas buang kenderaan roda empat ditabulasikan pada Tabel II.4.
Tabel II.4  Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Roda Empat  di Kota Banda Aceh
No   Type Jenis
Tahun Emisi Gas Buang mgm
3
CO NO
NO
2
NO
X
SO
2
1 Daihatsu
Terrios 2008
37,8   40,5 0,0
40,5 0,0
2 Suzuki
AVP 2008
12,6   12,3 0,0
12,3 0,0
3 Suzuki
Escudo 2007
2.291,2   0,0 21,6
21,6 8169,3
4 Suzuki
Swift 2007
2.291,2   29,5 5,4
34,9 165,1
5 Suzuki
Erio 2007
31,9 0,0
31,9 0,0
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 76
2.291,2 6
Mitsubishi Lancer
2007 2.373,7   61,4
0,0 61,4
0,0 7
Honda CRV
2007 2.291,2   122,7  0,0
122,7 0,0
8 Honda
Jazz 2007
2.115,9   62,6 23,4
86,0 0,0
9 Toyota
Innova 2007
2.291,2   39,3 0,0
39,3 1103,0
10 Toyota
Innova 2006
2.291,2   44,2 0,0
44,2 956,3
11 Toyota
Avanza 2006
31,1  12,3 0,0
12,3 0,0
12 Toyota
Innova 2004
2.291,2   29,5 7,2
36,7 626,2
13 Toyota
Kijang 1994
2.864,0   0,0 28,8
28,8 15458,2
14 Toyota
Starlet 1993
2.291,2   14,7 0,0
14,7 0,0
15 Toyota
Starlet 1992
2.291,2   0,0 5,4
5,4 1666,3
16 Toyota
Starlet 1988
2.291,2   6,1 0,0
6,1 0,0
17 Toyota
Hardtop 1987
366,6 277,4  153,0  430,3
49,8 18
Toyota Starlet
1985 2.291,2   0,0
1,8 1,8
1210,5 Keterangan:
Temperatur pengukuran : 30-34
o
C, Temperatur gas emisi: 34-81
o
C Kondisi pengukuran : tekanan kopling gas penuh
Emisi  gas  buang  kenderaan  roda  empat  baik  berbahan  bakar  bensin  maupun  solar ditemukan lebih didominasi oleh kandungan CO yang mencapai antara 12,6
– 2373,7 mgm
3
. Beberapa  type  kenderaan  roda  empat  berbahan  bakar  bensin  seperti  Suzuki  Escudo  dan
Swift,  Toyota  Kijang,  Innova,  Hardtop,  dan  Starlet  menghasilkan  emisi  gas  SO
2
yang tergolong tinggi mencapai antara 49,8
– 15458,2 mgm
3
. Hasil  penelitian  karekteristik  emisi  gas  buang  bus  dan  peralatan  berat  ditabulasikan
pada Tabel II.5. Secara umum hasil pengujian menunjukkan bahwa emisi CO yang dihasilkan oleh  kenderaan  roda  dua  dan  roda  empat  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  bus  dan
peralatan berat dengan konsentrasi tertinggi mencapai 529 mgm
3
. Emisi SO
2
yang dihasilkan kenderaan  roda  dua  dan  roda  empat  mencapai  15458,2  mgm
3
yang  nilainya  lebih  tinggi dibandingkan  dengan  emisi  yang  dihasilkan  oleh  bus  dan  peralatan  berat.  Emisi  NOx  yang
dihasilkan  oleh  bus  dan  peralatan  berat  mencapai  maksimum  pada  362,1  mgm
3
yang konsentrasinya  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  emisi  yang  dihasilkan  kenderaan  bermotor
roda  dua  dan  roda  empat.  Lebih  lanjut  hasil  yang  diperoleh  menggambarkan  bahwa  tahun pembuatan  kendaraan  bukan  faktor  utama  dalam  menghasilkan  emisi  yang  lebih  tinggi,
melainkan  perawatan  mesin  kendaraan  sangat  menentukan  besar  kecilnya  emisi  yang
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 77
dikeluarkan  oleh  kendaraan  sehingga  langkah  ini  perlu  dilakukan  dalam  upaya  mengurangi emisi gas buang kendaraan di Kota Banda Aceh.
Tabel II.5. Karakteristik Emisi Gas Buang Kenderaan Bus dan Peralatan Berat
No Type
Jenis Tahun
Emisi Gas Buang mgm
3
CO NO
NO
2
NO
X
SO
2
1 Hyundai
Becho 2006
241,7 117,8
86,4  204,2 5,2
2 Sakai
Perkin 2004
529,3 24,5
79,2  103,7 0,0
3 Escapator
Becho 2002
186,7 25,8
25,2 51,0
0,0 4
Cat Buldouzer
1990 374,6
77,3 48,6  125,9
0,0 5
Mitsubishi Greader
1990 311,6
33,1  100,8  133,9 0,0
6 Isuzu
BTR 1985
343,7 23,3
90,0  113,3 0,0
7 Cat
Buldouzer 1980
521,2   146,0  176,4  322,4 21,0
8 Mitsubishi
Compactor 1980
293,3 61,4  207,0  268,3  102,2
9 Mitsubishi
Compactor 1987
452,5   135,0  160,2  295,2 28,8
10 Sakai
Tendem 1977
430,7   122,7  239,4  362,1  117,9 Keterangan:
Temperatur pengukuran : 29-33
o
C, Temperatur gas emisi: 44-298
o
C Kondisi pengukuran : tekanan kopling gas penuh
D.4. Kualitas Air Hujan
Semakin  pesat  perkembangan  kehidupan  sekarang  ini  berbanding  lurus  dengan jumlah  polutan  yang  dihasilkan.  Polutan  yang    terdapat  di  atmosfer  dapat  tercuci  oleh  air
hujan  dan  jatuh  ke  bumi  sehingga  konsentrasi  polutan  tersebut  dapat  diamati  dengan melakukan pemantauan dan analisa kimia air hujan.
Ada beberapa parameter yang wajib  dalam menganalisis kualitas air hujan yaitu pH, DHL, SO
4
, NO
3
, Cr, NH
4
, Na dan Mg
2+
dengan tujuan mengetahui tingkat pencemaran udara di  suatu  daerah.  Baku  mutu  yang  digunakan  adalah  berdasarkan  PP  Nomor  82  tahun  2001
tentang  Pengelolaan  Kualitas  Air  dan  Pengendalian  Pencemaran  Air  Golongan  I  untuk  air minum atau dapat juga digunakan dari Peraturan Menteri Kesehatan dan yang lainnya sesuai
dengan peruntukannya. BLH Aceh pada tahun 2014 belum melaksanakan analisis kualitas air hujan  Buku  Data  Tabel  SD-24  sehingga  data  yang  akan  dibahas  berasal  dari  data  BMKG
Stasion  Indrapuri  Aceh.  BMKG  sebagai  representatif  perwakilan  Pemerintah  Indonesia  di Badan  Dunia  World  Meteorological  Organization  WMO  berkewajiban  melakukan
pemantauan kualitas udara yang merupakan bagian dari program WMO. Berdasarkan  aturan  dari  World  Meteorological  Organization  WMO,  secara
internasional  telah  disepakati,  batas  nilai  rata-rata  pH  air  hujan  adalah  5,6  merupakan  nilai yang  dianggap  normal  atau  hujan  alami.  Apabila  pH  air  hujan  lebih  rendah  dari  5,6  maka
hujan bersifat asam, atau sering disebut dengan hujan asam dan apabila pH air hujan lebih besar 5,6 maka hujan bersifat basa. Dampak hujan  yang bersifat asam hujan asam  dapat
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 78
mengikis  bangunangedung  atau  bersifat  korosif  terhadap  bahan  bangunan,  merusak kehidupan biota di sumber-sumber air sungai dan danau.
Data-data  hasil  analisis  kualitas  air  hujan  yang  dilaksanakan  oleh  BMKG  Stasion Indrapuri  Aceh  dapat  dilihat  pada  tabel-tabel  dibawah  ini  untuk  data    bulan  Januari,  April,
Oktober  dan  Desember  2014.  Hasil  analisis  menunjukkan  bahwa  tingkat  keasaman  pH  air hujan di Indrapuri Aceh pada bulan-bulan tersebut berada dibawah Nilai Ambang Batas NAB
pH  air  hujan  normal  sebesar  5,6.  Kondisi  ini  menunjukkan  bahwa  hujan  yang  turun  di Indrapuri Aceh  bersifat asam.
Sumber : BMKG http:www.bmkg.go.id Gambar II.56. Tingkat Keasaman pH Air Hujan di Indonesia pada Januari 2014
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 79
Gambar II.57.  Tingkat Keasaman pH Air Hujan di Indonesia pada Bulan April 2014
Sumber : BMKG http:www.bmkg.go.id
Gambar II.58.  Tingkat Keasaman pH Air Hujan di Indonesia pada Bulan Oktober 2014
Sumber : BMKG http:www.bmkg.go.id
Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 80
Gambar II.59 Tingkat Keasaman pH Air Hujan di Indonesia pada Bulan November 2014
Sumber : BMKG http:www.bmkg.go.id
Hasil analisis dari tabel-tabel di atas ternyata menunjukkan bahwa kualitas air hujan di  Indrapuri  Aceh  ±  30  km  dari  Kota  Banda  Aceh  pada  tahun  2014  berada  dibawah  baku
mutu  dan  hujan  bersifat  bersifat  asam,  baik  di  musim  kemarau  Januari  dan  April  2014 maupun di musim hujan Oktober dan November 2014. Mencermati data ini, perlu dilakukan
analisis  lebih  mendalam  tentang  faktor-faktor  yang  menyebabkan  hujan  yang  turun  di Indrapuri  Aceh  bersifat  asam  sepanjang  tahun.  Apakah  bersifat  alami  atau  ada  pengaruh
lainnya  dari  kegiatan-kegiatan  yang  ada  di  sekitar  Stasion  Indrapuri  khususnya  dan  di  Kota Banda Aceh pada umumnya. Analisis ini diperlukan untuk menghindari dampak hujan asam di
Kota Banda Aceh.
                