Bab III Tekanan terhadap Lingkungan III- 103
BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN
A. KEPENDUDUKAN
Provinsi Aceh terletak antara 01o 58 37,2 - 06o 04 33,6 Lintang Utara dan 94
o
57 57,6 - 98o 17 13,2 Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan
laut. Pada tahun 2012 Provinsi Aceh dibagi menjadi 18 Kabupaten dan 5 kota, terdiri dari 289 kecamatan, 778 mukim dan 6.493 gampong atau desa.
Batas-batas wilayah Provinsi Aceh, sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara dan sebelah Barat dengan
Samudera Indonesia. Satu-satunya hubungan darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara, sehingga memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan Provinsi Sumatera
Utara. Luas Provinsi Aceh 5.677.081 ha, dengan hutan sebagai lahan terluas yang
mencapai 2.290.874 ha, diikuti lahan perkebunan rakyat seluas 800.553 ha, sedangkan lahan industri mempunyai luas terkecil yaitu 3.928 ha. Lokasi suaka alamobjek wisata alam
di Provinsi Aceh ada di sembilan lokasi, yaitu Taman Buru Linge Isaq, Cagar Alam Serbajadi, Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Wisata dan Taman Laut Pulau Weh Sabang, Cagar
Alam Jantho, Hutan untuk Latihan Gajah PLG, Taman Wisata Laut Kepulauan Banyak, dan Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Propinsi Aceh sebagai salah satu provinsi di Indonesia
menurut data statistik tahun 2014 DE-1, memiliki jumlah penduduk sebesar 4,811,133 jiwa, dengan luas wilayah 57,949 km2. Pertumbuhan penduduk sebesar 2,10 dan tingkat
kepadatan sebesar 85 jiwakm2. Kepadatan penduduk Aceh pada tahun 2013 tercatat sekitar 85 jiwa lebih meningkat di banding 2012 sebesar 81 jiwaKm2. Jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan 4 jiwaKm2. Kepadatan tertingggi terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 4,275 jiwakm2. Sedangkan pertumbuhan jumlah penduduk
terbesar dimiliki oleh kabupaten Aceh Tenggara yaitu sebesar 2,53 dengan luas 4,170 km2, wilayah terluas dimiliki oleh Kabupaten Aceh Timur ; 6.041 km2. Kabupaten dengan
pertumbuhan jumlah penduduk terkecil adalah Kota Sabang dengan pertumbuhan penduduk hanya 1,23 dengan luas 122 km2. Kabupatenkota dengan kepadatan penduduk terkecil
adalah Kabupaten Gayo Lues dengan kepadatan penduduk 15 jiwaKm2. Data statistisk penduduk miskin Aceh 2014 adalah 881,26 ribu jiwa sekitar 18.05 persen dari jumlah
penduduk Aceh.
Bab III Tekanan terhadap Lingkungan III- 104
Analisis Statistik menggambarkan bahwa selama dua puluh lima tahun mendatang penduduk Indonesia akan terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi
273,2 juta pada tahun 2025. Pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000,
penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun.
Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian.
Berdasarkan data statistik Jumlah Penduduk Laki-laki Menurut Golongan Umur per Kecamatan Tabel DE-2 dan Penduduk Perempuan Menurut Golongan Umur per Kecamatan
Tabel DE-2 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk laki-laki 49,99 sebanding dengan jumlah penduduk perempuan 50,011. Kondisi ini sama dengan tahun sebelumnya,
dimana jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Namun perbedaan antara jumlah penduduk laki-laki dibandingkan dengan jumlah perempuan tidak signifikan.
Jumlah penduduk terbesar adalah Aceh Utara sebesar 284.774 jiwa dengan perbandingan Laki-Laki sebanyak 279,596 jiwa dan Perempuan sebanyak 285,774 jiwa, sedangkan
penduduk terendah terdapat di Sabang dengan rasio laki-laki sebanyak 16,209 jiwa dan perempuan sebanyak 16,006 jiwa.
Data penduduk Aceh yang bermukim di wilayah pesisir dapat dilihat pada Buku Data Tabel DE-3. Sebagian besar kabupatenkota di Provinsi Aceh terletak atau berbatasan
langsung dengan wilayah pesisir. Topografi Aceh berada di sepanjang pantai dengan garis pantai sepanjang 1.660 Km, yakni pantai Utara dan Timur Aceh serta Barat dan Selatan Aceh.
Pada umumnya, penduduk Aceh bermukim di wilayah pesisir. Berdasarkan data yang terhimpun, terdapat delapan wilayah yang memiliki data lengkap mengenai jumlah wilayah
yang memiliki penduduk di wilayah pesisir yaitu : Aceh Selatan, Pidie, Aceh Barat Daya, Aceh Tamiang Pidie Jaya, Banda Aceh, Lhokseumawe dan Subulussalam. Data tahun 2014
menunjukkan jumlah penduduk yang tinggal di daerah pesisir pada kedelapan kabupatenkota tersebut adalah 875,594 jiwa. Jumlah rumah tangga yang berada di pinggir
pantai adalah sebanyak 117,154 Rumah tangga dan jumlah desa sebanyak 1107 desa. Pada umumnya, penduduk pesisir Aceh bermata pencaharian sebagai nelayan, petambak dan
penambang garam. Kabupaten yang memiliki penduduk di pesisir pantai terbesar adalah Kabupaten Pidie dengan sebesar 433,675 jiwa
Data Demografi Sosial 2012 Tabel DS-1A menunjukan penduduk laki-laki dan perempuan di Aceh yang berusia antara 5-24 tahun menurut golongan umur, jumlah
terbanyak adalah yang tidak berpendidikan, yaitu laki-laki yang tidak berpendidikan sebesar 17,49 menurun di banding tahun sebelumnya pada poin 28,21 dan perempuan yang
Bab III Tekanan terhadap Lingkungan III- 105
tidak berpendidikan sebesar 21,58 menurun dari tahun sebelumnya yang menempati posisis 31,21. Tingkat pendidikan perempuan dengan jumlah terbanyak adalah pada
tingkat SLTA sebesar 28,49 berbeda dari tahun sebelumnya pada tingkat SD sebesar 24,62, dan tingkat pendidikan laki-laki dengan jumlah terbanyak adalah pada tingkat SD sebesar
27,35 berbeda dari tahun sebelumnya yang lebih banyak pada tingkat SLTA sebesar 23,77. Kota Banda Aceh adalah kota yang memiliki penduduk laki laki dan perempuan berpendidikan
terbanyak secara umum, dan Kota Subulussalam adalah kota dengan persentasi penduduk laki-laki dan perempuan tidak berpendidikan terbanyak, dan berpendidikan tingkat SLTA
terkecil. Persentasee ini menunjukkan belum meratanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia penduduk Aceh di setiap kabupaten.
Data BPS 2013 Tabel DS-1 juga menunjukkan bahwa, secara umum persentasi tingkat pendidikan penduduk Aceh menurut jenis kelamin secara umum terbanyak adalah
tingkat SD hingga SLTA, sedangkan penduduk dengan jenjang pendidikan S2S3 untuk laki- laki sebesar 2,43 dan perempuan sebesar 0,98. Kota Banda Aceh mendominasi jumlah
penduduk yang terbanyak di setiap jenjang pendidikan tinggi. Banyaknya jumlah masyarakat terdidik di Kota Banda Aceh menunjukkan desentralisasi pendidikan ke setiap daerah di
kabupatenkota Propinsi Aceh belum merata.
B. PERMUKIMAN
Pada umumnya pertambahan penduduk identik dengan perkembangan kota. Pertambahan penduduk dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu secara alami karena
adanya kelahiran dan berkurangnya angka kematian dengan semakin tingginya tingkat kesehatan maupun oleh migrasi karena faktor ekonomi, lapangan kerja dan pola kehidupan
social, unsur yang terkait dengan kota lainnya adalah unsur penduduk. Seiring berkembangnya beragam aktivitas perkotaan, memicu pertumbuhan penduduk sebagai
sarana pelaksanannya, di kota-kota besar laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 5,36 pertahun, oleh karena itu faktor penduduk menjadi salah satu kontribusi terbesar bagi
terbentuknya aktivitas perkotaan. Untuk menampung aktivitas penduduk membutuhkan lahan tidak sedikit, hingga pada akhirnya terjadi persaingan lahan kota yang luasannya terbatas.
Jumlah Rumah Tangga Miskin, berdasarkan data yang dikeluarkan BPS Aceh tahun 2013, jumlah penduduk miskin di Aceh masih relatif tinggi hal itu dapat dilihat dari Buku Data
Tabel SE-1. Data menunjukan, jumlah penduduk miskin terbesar di Aceh berada di Kabupaten Aceh Pidie sebesar 22,70. Jumlah penduduk miskin terendah Propinsi Aceh
sebesar 8,03 adalah berada pada Kota Banda Aceh.