PEMANFAATAN DARI LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
Bab I Pendahuluan I- 6
lindung di luar kawasan hutan, kawasan pengembangan hutan rakyat, dan di areal penggunaan lain.
Kerusakan hutan merupakan salah satu penyebab meluasnya lahan kritis, terutama kerusakan akibat perambahan hutan untuk perladangan berpindah. Data tahun 2014
menunjukkan bahwa perkiraan luas kerusakan hutan Aceh akibat perambahan hutan semakin memprihatinkan. Pada kurun waktu yang sama deforestasi hutan pada kawasan APL juga
semakin meningkat. Luas hutan yang mengalami deforestasi baik dalam kawasan hutan maupun di APL, beserta luas lahan kritis di Aceh jauh lebih tinggi dari pada kemampuan
memulihkan hutan tersebut.
D.2. Tekanan Terhadap Kawasan Hutan
Tekanan terhadap sumberdaya hutan semakin meningkat akhir-akhir ini yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Degradasi pada kawasan hutan lindung telah mencapai 3,7
Ha dan deforestasi seluas 31.908,7 Ha meliputi 8.848,2 Ha di dalam kawasan dan 23,060.5 Ha di luar kawasan atau Areal Penggunaan Lain APL. Penebangan liar illegal logging dan
Illegal Cutting, perambahan hutan untuk perladangan berpindah, serta kebakaran hutan merupakan penyebab utama kerusakan hutan di Aceh yang semakin memprihatinkan.
D.3. Upaya Pemerintah Aceh Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pembangunan daerah harus terus dipacu tanpa mengabaikan keseimbangan ekologi. Perubahan kualitas lingkungan harus tetap menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan
pembangunan sehingga pertumbuhan ekonomi tidak harus mengorbankan kualitas lingkungan. Ketidakseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan kegiatan
eksploitasi sumber daya alam akan berdampak terhadap kualitas hidup manusia sehingga perlu upaya pemulihan untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan sumber daya alam.
Untuk mengatasi permasalahanisu lingkungan, Pemerintah Aceh mempunyai komitmen untuk pelestarian lingkungan Hidup dengan memasukan salah satu program lingkungan
dalam program prioritas pembangunan Aceh lima tahun kedepan. Untuk mendukung program tersebut,
Bapedal Aceh telah menetapkan visinya menjadi: “Badan pengendalian dampak lingkungan yang handal dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
berkelanjutan”. Berbagai upaya pengelolaan lingkungan telah dilakukan untuk mengurangi berbagai
permasalahan lingkungan di Aceh. Upaya tersebut meliputi rehabilitasi lingkungan, pengawasan AMDALUKL-UPL, penegakan hukum, peningkatan peran serta masyarakat dan
kelembagaan.