Pertanahan Ketenagakerjaan Kemiskinan Fokus Kesejahteraan

RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017 II-42 Kualitas gizi masyarakat selain sangat terkait dengan pendapatan masyarakat karena orang miskin sulit untuk membeli makanan dengan gizi yang cukup juga erat kaitannya dengan kesadaran masyarakat itu sendiri dan tenaga kesehatan yang tersedia. Jumlah ahli gizi di Kabupaten Cilacap sepanjang tahun 2007-2011 cenderung meningkat. Sekalipun demikian peningkatan tersebut sangat kecil mengingat jumlah penduduk yang juga cenderung meningkat serta memperhatikan kembali kesehatan ibu, bayi dan balita yang juga sangat erat hubungannya dengan persoalan gizi. Tabel 2.30 Jumlah Ahli Gizi di Kabupaten Cilacap Tahun 2007-2011 Tahun Jumlah ahli gizi Jumlah ahli gizi di puskesmas Jumlah ahli gizi di RS Jumlah ahli gizi di tempat lainnya 2007 8 7 6 2008 8 8 6 2009 11 9 7 2010 12 9 7 2011 13 9 7 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap

2.2.2.3. Pertanahan

Indikator kesejahteraan bidang pertanahan mencakup status kepemilikan tanah di Kabupaten Cilacap . Tabel 2.31 Bidang Tanah Sesuai Dengan Status Kepemilikan No Status Kepemilikan 2007 2008 2009 2010 2011 1 Hak Milik n.a 6.175 8.305 9.230 5.274 2 Hak Guna Bangunan n.a 864 890 438 364 3 Hak Guna Usaha n.a - - - - 4 Hak Pakai n.a 29 51 30 30 5 Girik n.a 838.484 829.177 829.177 819.430 Sumber: Profil Daerah Kabupaten Cilacap, 2012 Melihat tabel di atas, kepemilikan tanah yang bersertifikat hak milik masih sangat rendah dengan prosentase 0,64 pada tahun 2008. RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017 II-43

2.2.2.4. Ketenagakerjaan

Banyaknya angkatan kerja yang bekerja menjadi salah satu indikator kesejahteraan. Hal tersebut karena penduduk yang bekerja memiliki penghasilan sehingga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahateraannya. Banyaknya angkatan kerja yang bekerja bisa dilihat dari tingginya persentase jumlah penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja. Secara umum, selama periode 2007-2008, persentase penduduk bekerja terhadap angkatan kerja menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2011, persentase ini mencapai 93,28 persen, yang bisa diartikan 93 persen dari angkatan telah bekerja. Tabel 2.32 Persentase Penduduk yang Bekerja Tahun 2007-2011 Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 Persentase Penduduk yang Bekerja 89,00 90,00 88,55 90,25 93,28 Sumber: BPS, Indikator Pembangunan Kab. Cilacap 2007, 2008, 2012 diolah

2.2.2.5. Kemiskinan

Indikator kesejahteraan masyarakat bidang kemiskinan mencakup jumlah dan persentase penduduk miskin, garis kemiskinan, indeks kedalaman kemiskinan P1 dan indeks keparahan kemiskinan P2. Perkembangan indikator-indikator tersebut selama 2007-2011 disajikan dalam Tabel 2.3.3. Tabel 2.33 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Bidang Kemiskinan Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah Penduduk Miskin orang 363.600 343.899 318.751 297.181 281.950 Persentase Penduduk Miskin 22.59 21.40 19.88 18.11 17.15 Garis Kemiskinan Rp 141.840 161.646 191.167 206.714 224.530 Pengeluaran perkapita Rp Makanan Bukan Makanan 232.728 56.4 43.6 262.662 56.25 43.75 321.891 54.38 45.62 332.229 55.93 44.07 433.180 52.09 47.91 Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 3.48 4.67 2.76 3.05 2.59 Indeks Keparahan Kemiskinan P2 0.76 1.35 0.6 0.1 0.6 Sumber: BPS, Indikator Pembangunan Kab. Cilacap 2012 RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017 II-44 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Cilacap selama 2007-2011 menurun dari 363.600 jiwa 2007 menjadi 281.950 jiwa 2011. Penurunan jumlah penduduk miskin diikuti dengan penurunan persentase penduduk miskin terhadap total penduduk yaitu dari 22,59 persen 2007 menjadi 17,15 persen 2011. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan meningkat dari Rp. 141.840,00 2007 menjadi Rp. 224.530,00 2011. Di luar pengaruh inflasi, penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin dan peningkatan garis kemiskinan menunjukkan semakin banyak orang yang keluar dari kondisi miskin menurut definisi pengeluaran dan semakin meningkatnya kesejahteraan penduduk miskin. Dari sisi pengeluaran, pengeluaran perkapita penduduk meningkat dan masih didominasi pengeluaran makanan. Meskipun mendominasi, porsi pengeluaran makanan menunjukkan kecenderungan menurun, dari 56,40 persen 2007 menjadi 52,09 persen 2011. Sebaliknya, porsi pengeluaran bukan makanan perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan menunjukkan kecenderungan meningkat, dari 43,60 persen 2007 menjadi 47.91 persen 2011. Indikator kemiskinan lain yang sering digunakan adalah Indeks Kedalaman Kemiskinan P1. Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata- rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan. Di samping P1, ukuran kemiskinan lainnya adalah Indeks Keparahan Kemiskinan P2. Indeks Keparahan Kemiskinan P2 memberikan gambaran persebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Angka P1 memiliki kecenderungan menurun, yaitu dari 3,48 2007 menjadi 2,59 2011. Angka P2 juga menunjukkan kecenderungan menurun, yaitu dari 0,76 2007 menjadi 0,6 2011. Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017 II-45 semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin menyempit.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

2.2.3.1. Kebudayaan

Indikator bidang kebudayaan mencakup; rasio grup kebudayaan per 10.000 penduduk dan rasio gelanggangbalai remaja yang tidak dikelola swasta per 10.000 penduduk. Indikator-indikator tersebut disajikan dalam Tabel 2.34. Rasio grup kebudayaan per 10.000 penduduk pada tahun 2011 adalah 0,66. Jumlah gelanggang remaja pada tahun 2011 adalah 4 gelanggang dan rasio gelanggang balai remaja per 10.000 pada tahun 2011 adalah 0,02. Secara umum, rasio-rasio ini masih rendah. Tabel 2.34 Rasio Grup Kebudayaan dan GelanggangBalai Remaja Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 Rasio Grup Kebudayaaan per 10.000 n.a n.a n.a n.a 0,66 Rasio GelanggangBalai Remaja per 10.000 n.a 0,02 0,02 0,02 0,02 Ket: non-milik swasta Sumber: BPS, Statistik Potensi Desa Provinsi Jateng, 2011 diolah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2012 diolah

2.2.3.2. Pemuda dan Olahraga

Indikator bidang pemuda dan olahraga mencakup; rasio keberadaan organisasi pemuda dan olahraga dan ketersediaan sarana olahraga. Indikator-indikator tersebut disajikan dalam Tabel 2.35 Tabel 2.35 Rasio Organisasi Pemuda dan Olahraga Terhadap Penduduk di Kabupaten Cilacap Tahun 2007-2011 Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 Rasio Organisasi Pemuda dan Olahraga Terhadap Penduduk per 10.000 n.a 0.35 0.36 0.38 0.40 Rasio Lapangan Olahraga Terhadap Penduduk per 10.000 n.a 1.64 1.65 1.64 1.66 Ket: Termasuk gedung dan lapangan olahraga Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2012 diolah