RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017
II-21
Secara sektoral, sektor yang memberi sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Cilacap selama 4 tahun terakhir
adalah sektor pertanian, perdagangan dan industri pengolahan. Meskipun memiliki kontribusi paling besar, kontribusi sektor pertanian menunjukkan
kecenderungan menurun, yaitu; dari 33,10 persen 2008 menjadi 31,34 persen 2011. Sebaliknya, kontribusi sektor perdagangan menunjukkan
kecenderungan meningkat, yaitu; dari 20,84 persen 2008 menjadi 21,38 persen 2011. Kontribusi setiap sektor terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Cilacap selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.12
Tabel 2.12 Distribusi Persentase PDRB Tanpa Migas
Atas Dasar Harga Konstan 2007-2011
No Sektor
2007 2008
2009 2010
2011
1 Pertanian
n.a 33,10
32,71 32,30
31,34 2
Pertambangan dan Penggalian n.a
3,03 3,07
3,12 3,15
3 Industri Pengolahan
n.a 19,32
19,27 19,24
19,59 4
Listrik dan Air Bersih n.a
0,84 0,83
0,81 0,80
5 Bangunan
n.a 4,71
4,81 4,95
5,09 6
Perdagangan, hotel dan restaurant n.a
20,84 20,95
21,10 21,38
7 Angkutan dan Komunikasi
n.a 5,65
5,69 5,76
5,88 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan n.a
4,93 4,95
5,01 5,04
9 Jasa-jasa
n.a 7,58
7,70 7,71
7,74 PDRB
100 100
100 100
Sumber: BPS, Cilacap Dalam Angka 2012
2.2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi dan Dinamika Bisnis
Selama periode 2008-2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cilacap tanpa migas terus meningkat, yaitu dari 5,00 persen 2008
menjadi 5,27 persen 2011. Angka PDRB tanpa migas digunakan karena terlampau besarnya pengaruh sektor migas terhadap PDRB Kabupaten
Cilacap. Secara nominal, besarnya pengaruh sektor non migas ditunjukkan dengan selisih antara PDRB migas dengan PDRB tanpa migas yang sangat
besar nilai PDRB dengan migas besarnya lebih dari dua kali lipat nilai PDRB tanpa migas. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung dengan PDRB migas
cenderung lebih fluktuatif dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tanpa migas karena adanya fluktuasi output sektor migas.
RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017
II-22
2.2.1.2. Perkembangan Pendapatan menurut Kecamatan
Rata-rata pertumbuhan ekonomi kecamatan di Kabupaten Cilacap kurun waktu 2006-2010 sebesar 4,87 persen. Hampir separuh kecamatan di
Kabupaten Cilacap memiliki rata-rata pertumbuhan lebih rendah dari rata- rata totalnya. Kecamatan yang tumbuh di bawah rata-rata total kecamatan
adalah Kecamatan Dayeuhluhur 3,34 persen, Wanareja 4,75 persen, Cimanggu 4,42 persen, Cipari 3,84 persen, Bantarsari 4,37 persen,
Kawunganten 3,68 persen, Kampung Laut 3,68 persen, Jeruklegi 4,54 persen, Kesugihan 4,47 persen, Binangun 4,29 persen dan Nusawungu
4,77 persen. Kecamatan yang memiliki pertumbuhan di atas rata-rata total
kecamatan adalah Kecamatan Majenang 4,88 persen, Sidareja 4,97 persen, Kedungreja 5, 5 persen, Patimuan 5,07 persen, Gandrungmangu 4,84
persen, Adipala 5,08 persen, Maos 5,7 persen, Sampang 6,11 persen, Kroya 5,29 persen, Cilacap Selatan 5,03 persen, Cilacap Tengah 6,34
persen, dan Cilacap Utara 5,20 persen.
Sumber : PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2004, 2007, 2010, Buku 2, BPS Kabupaten Cilacap
Gambar 2.8 Grafik Rata-Rata Pertumbuhan PDRB Kecamatan di Kabupaten Cilacap
Tahun 2006-2010
RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017
II-23
Pada tahun 2000, kontribusi PDRB kecamatan terhadap PDRB total Kabupaten Cilacap tidak merata. Hal ini terlihat dari persebaran
kontribusi PDRB kecamatan terhadap total PDRB yang berkisar antara 1,75 persen Kecamatan Patimuan hingga 8,44 persen Kecamatan Majenang.
Kisaran kontribusi PDRB per kecamatan terhadap PDRB total tahun 2005 dan 2010 tidak jauh berbeda. Pada tahun 2005, kisaran kontribusi PDRB
kecamatan berada pada rentang 1,41 persen Kecamatan Patimuan hingga 8,59 persen Kecamatan Cilacap Selatan. Pada tahun 2010, kisaran
kontribusinya berada pada kisaran 1,43 persen Kecamatan Patimuan hingga 8,66 persen Kecamatan Cilacap Selatan.
2.2.1.3. Pendapatan Perkapita