Defenisi operasional Defenisi konsep dan operasional .1 Defenisi Konsep

f Residen yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah mereka yang menjadi korban penyalah guna NAPZA yang sedang mengikuti proses rehabilitasi sosial di Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumut. g Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumut yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian.

2.8.2 Defenisi operasional

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Defenisi operasional bertujuan untuk memudahkan untuk penelitian di lapangan. Maka perlu operasi analisasi dari konsep- konsep untuk menggambarkan yang harus diamati Silalahi, 2009: 120. Melihat transformasi yang berlaku, maka defenisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka Siagian, 2011: 141. Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini diukur dari indikator-indikator berikut ini: a. Faktor adanya NAPZA dengan indikator sebagai berikut: 1. Mudah sulit dalam memperoleh NAPZA. 2. Sumber memperoleh NAPZA. Universitas Sumatera Utara 3. Jenis NAPZA yang digunakan. b. Faktor individu dengan idikator sebagai berikut: 1. Religiusitas:  Intensitas mengikuti ibadah, rajin tidak rajin  Mengikuti kegiatan keagamaan, aktif tidak 2. Usia:  Penggunaan NAPZA pertama kalinya 3. Tingkat pendidikan:  SD  SMP  SMA  SARJANA 4. Gangguan kepribadian:  Emosi, stabil labil  Penalaran, mengikuti prosedur semaunya sendiri  Orientasi berfikir, positif negatif  Rasa percaya diri, tinggi rendah c. Faktor lingkungan dengan indikator sebagai berikut: 1. Keluarga:  Harmonisasi keluarga, harmonis kurang harmonis  Komunikasi dalam keluarga, komunikatif diskomunikasi Universitas Sumatera Utara  Rekreasiberlibur bersama keluarga seringjarang  Intensitas pertemuan keluarga antara ayah, ibu dan anak sering jarang 2. Lingkungan tempat tinggal, dimana kita tinggal maka disitulah kita menjalin interaksi dengan masyarakat sekitar kita satu sama lainnya. Interaksi yang salah sering menimbulkan perilaku menyimpang seperti pemakaian, samapai penyalahgunaan NAPZA. Indikator dalam hal ini adalah:  Tentram tidak tentram  Tingkat kriminalitas, tinggi rendah  Kasus narkoba di lingkungan masyarakat, seringjarang 3. Teman sebaya, pengaruh dari teman sebaya dan kelompok bemain sehari- hari sering menimbulkan tindakan atau perbuatan yang menyimpang seperti penyalahgunaan NPAZA. Indikator dalam hal ini adalah:  Teman bermain sehari-hari  Tempat bermain sehari- hari  Kebiasaan yang dilakukan bersama teman bermain Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian