Dampak penyalahgunaan NAPZA Bahaya Penyalahgunaan NAPZA

dirinya sedang menderita sakit fisik yang berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa ia tidak dpat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zattersebut. Gordon dan Gordon 2000 membedakan pengertian pengguna, penyalah guna, dan pecandu narkoba. Menurutnya, pengguna adalah seseorang yang menggunakan narkoba hanya sekedar untuk, misalnya bersenag-senag, rileks atau relaksasi, dan hidup mereka tidak berputar di sekitar narkoba. Pengguna jenis ini disebut juga pengguna sosial rekreasional. Penyalah guna, adalah seseorang yang mempunyai masalah secara langsung berhubungan dengan narkoba. Masalah tersebut bisa muncul dalam ranah fisik, mental, emosional, maupun spritual. Penyalah guna menolak untuk berhenti sama sekali dan selamanya. Sedangkan pecandu adalah seseorang yang sudah mengalami hasratobsesi secara mental dan emosional serta fisik. Bagi pecandu, tidak ada hal yang lebih penting selain memperoleh narkoba, sehingga jika tidak mendapatkannya, ia akan mengalami gejala-gejala putus obat dan kesakitan.

2.3.2 Dampak penyalahgunaan NAPZA

Menurut Rachim 2001 ancaman penyalahgnaan narkoba bersifat multi dimensional; kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan, keamanan dan penegakan hukum. Dari dimensi kesehatan, penyalahgunaan narkoba dapat menghancurkan dan merusak kesehatan manusia, baik kesehatan jasmani maupun rohani; dari dimensi ekonomi memerlukan biaya besar; dari dimensi sosial dan pendidikan dapat menyebabkan perilaku ke arah asusila dan anti sosial; sedangkan dari dimensi keamanan dan penegakan hukum dapat mendorong terjadinya tindakan-tindakan yang mengganggu masyarakat dan pelanggaran hukum lainnya. Universitas Sumatera Utara Dari dimensi kesehatan, Ogden 2000 menyatakan bahwa dampak penyalahgunaan narkoba, antara lain, meningkatkan kemungkinan terkena sirosis hati, kanker pancreas, gangguan memori, dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Pendek kata, penyalahgunaan narkoba dapat menghilangkan potensi dan kapasitas untuk berfikir dan bekerja produktif, dapat mendorong tindak kriminalitas, dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit serius bagi penyalah guna, dan bahkan dapat mengakibatkan kematian dini. Dalam catatan Hawari, sebagaimana dilansir oleh majalah sabili 4 April 2002, 17,16 penyalah guna narkoba mati sia-sia dalam usia muda. Belum lagi yang terkena penyakit paru-paru, lever, hepatitis c, dan bahkan 33 diantaranya terjangkit HIVAIDS, yang hingga sekarang belum ditemukan obat maupun vaksin pencegahnya.

2.3.3 Bahaya Penyalahgunaan NAPZA

Zat Psikotropika dapat menimbulkan bahaya adiksi ketergantungan. Jenis candu, menurut Hastutiningrum 1997, antara lain menekan fungsi jantung dan pernafasan, kemunduran fisik dan psikis, merusak generasi, ketergantungan dan bahkan kematian. Sedangkan jenis koka, antara lain menyebabkan bertambah aktifnya kerja mental, berkurangnya kelelahan, halusinasi, insomnia, euphoria, dan ketergantungan. Sementara MDMA Metilen Dioksi Metaamfetamin, salah satu derivat amfetamin yang masuk golongan psikotropika yang dikenal pula dengan nama ekstasi atau inex, menurut Soewadi 1996, antara lain dapat memberikan peningkatan yang luar biasa, merasa sehat secara berlebihan, meningkatkan keberanian, rasa percaya Universitas Sumatera Utara diri bertambah, menghilangkan rasa malu dan canggung, meningkatkan gairah, paranoid, halusinasi dan rasa melayang. Secara fisik dapat terjadi kaedaan sebagai berikut: ketergantungan, meningkatnya denyut jantung, naiknya suhu badan,penglihatan kabur, berkeringat, perilaku tidaj wajar dan kejang. Penyalahgunaan narkoba, menurutnya, juga dapat menghilangkan pengendalian diri sehinga dapat membuat seseorang lepas kontrol, menjadi hyperaktif, dan meningkatnya aktivitas seksual. di samping itu seseorang bisa menjadi lebih berani dan agresif, perilaku berubah, banyak bicara, tidak dapat menyembunyikan rahasia hati, emosi menjadi lebih labil dan kontrol diri hilang, terjadi gangguan daya ingat, rasa percaya diri berlebihan, kepribadian jadi sangat ekspansif disertai meningkatnya efek yang patologik dengan letupan emosi yang berlebihan. Hawari juga menyebut berbagai jenis narkoba dan akibat serta bahayanya. Minuman keras adalah jenis adalah jenis minuman yang mengandung alkohol yang termasuk zat adiktif. Artinya, zat tersebut dapat menimbulkan adiksi, yaitu ketagihan dan ketergantungan. Minuman keras dapat menimbulkan gangguan mental organik GMO, yaitu gangguan dalam funsi berfikir, perasaan dan perilaku. Timbulnya GMO disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat otak. Karena sifat adiktif alkohol ini peminum lama-kelamaan, tanpa disadari, akan menambah takarandosis samai pada dosis keracunan intoksikasi atau mabuk. GMO yang terjadi pada seseorang ditandai dengan gejala-gejala: a terdapat dampak perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan tindak kekerasan, ketidakmampuan menilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan; b timbul gejala fisiologik, misalnya pembicaraan cadel, gangguan koordinasi, cara berjalan yang Universitas Sumatera Utara tidak mantab, dan muka merah; c timbul gejala psikologik, misalnya perubahan perasaan, mudah marah dan tersinggung, banyak bicara melantur, dan gangguan perhatian. Ganja yang termasuk narkotika, dapat merupakan pencetus bagi terjadinya gangguan jiwa, yaitu adanya waham delusi mirip dengan waham yang terdapat pada gangguan jiwa skizofrenia. Pemakaian ganja juga dapat menimbulkan dampak munculnya gangguan mental organik GMO pada pengisap ganja yaitu: a euforia, rasa gembira tanpa sebab; b perasaan identifikasi subjektif, yaitu mengalami gangguan persepsi tentang diri dan lingkungannya, halusinasi, dan ilusi wham; c perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya waktu 10 menit bisa dirasakan 1 jam; d apatis, sikap acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungan, tidak ada kemauan atau inisiatif, dan masa bodoh; e timbul gejala fisik yaitu mata merah, nafsu makan bertambah dan mulut kering; f efek dalam tingkah laku terjadi gangguan dalam perilaku, misalnya muncul kecurigaan yang berlebihan, ketakutan berlebihan, aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan menurun, malas sekolah, kuliah, bekerja, kehilangan kawan dan pekerjaan.

2.3.4 Kelompok-kelomok Penyalah Guna NAPZA