Informan II Jaringan Kerjasama

sablon dan balihou di daerah Setia Budi Medan. Pengalaman kerja dan ilmu sudah didapatkannya membuatnya semakin semangat dalam hidup ini.

5.1.2 Informan II

Informan kedua ialah Rikky Aulia, pria ini berusia 28 Tahun, beragama Islam, beralamat di Jalan. Selam 6, Mandala By Pas Medan. Rikky menamatkan SMA dan sempat kuliah di UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Medan sampai semester IV, Ia dahulu mengambil jurusan Teknik Elektro. Sejak SMA dulu Rikky sudah mengaku sering mengkonsumsi Narkoba jenis Ganja. Memperoleh Ganja semasa dulu sangatlah mudah mereka dapatkan dari abang-abangan mereka yang tidak sekolah lagi di daerah Mandala. Rikky memiliki banyak teman yang memakai Ganja semasa SMA dulu, baik teman sekolah maupun teman di lingkunagannya tinggal. Setelah masuk kuliah semester pertama, Rikky memiliki banyak teman baru. Mereka sering berkumpul dan dan semakin lama semakin kompak, tidak lama kemudian mereka sudah kompak untuk membeli Narkoba jenis Ganja dan Shabu- shabu. Kebanyakan teman Rikky di kampus adalah orang yang sudah pernah dan bahkan pecandu Narkoba. Selama menjalani perkuliahan nilai-nilai semester Rikky tidaklah pernah memuasakan, hanya sebagian mata kuliah yang lulus dengan nilai cukup. Pekerjaan sehari-hari Rikky hanyalah bergabung, berkumpul bersama teman-teman yang lainnya. Jika sudah malam tiba mereka sering ke kedai tuak, minum hingga mabuk. Sepulang dari kedai tuak mereka kadang lanjut ke cafe untuk minum-minuman botol Universitas Sumatera Utara karena efek dari tuak dirasa kurang. Hal ini sering dilakukan oleh Rikky bersama teman-temannya. Rikky dapat digolongkan berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas. Orang tuanya adalah seorang pengusaha dan memiliki banyak uang. Segala kebutuhan yang diinginkan Rikky selalu dipenuhi oleh orang tuanya hingga akhirnya Rikky sering berbohong kepada orang tuanya untuk memperoleh uang. Teman-teman Rikky juga rata-rata berasal dari keluarga yang mampu, hingga dari teman kelompoknya itu memiliki uang saku yang lebih dari cukup yang diberikan oleh orang tua mereka masing-masing. Awalnya Rikky bergaul dengan orang di sekitar lingkungannya, karena ia merasa sudah dewasa dan cocok bergabung dengan yang di atas usianya, Rikky belum mengetahui apa arti dari Narkoba, jenis-jenis narkoba, bentuk-bentuknya bahkan keguanaannya. Dengan rayuan teman dan rasa penasaran ingin mencoba, akhirnya Rikky mencoba mengkonsumsi Shabu-shabu yang dikasi oleh temannya secara Cuma-Cuma gratis. Pertama sekali menghisab Shabu-shabu Rikky tidak menemukan apa nikmat dari barang tersebut, yang dirasakannya hanyalah pening dan sakit kepala. Hari-hari berikutnya Rikky mencoba mengkonsumsi kembali barang tersebut yang didapatkannya dari teman-teman yang lagi mengkonsumsi juga. Setelah mengkonsumsi beberapa kali, akhirnya Rikky merasa membutuhkan barang tersebut untuk dikonsumsinya, karena permintaan dari badannya secara tidak disadarinya. Rikky sudah memiliki kebiasaan mengkonsumsi Shabu-Shabu hingga dia tidak dapat terlepas dari barang tersebut. Ia tidak hanya mengkonsumsi setiap kali Universitas Sumatera Utara bersama temannya, secara diam-diam tanpa sepengetahuan dari teman kelompoknya Rikkypun membeli dan mengkonsumsi sendiri di rumahnya. Jenis Narkotika yang dikonsumsi Rikky adalah Ganja, Shabu-shabu, ekstase, morfin dan minuman beralkohol. Ganja sering dikonsumsinya selama SMA, berlanjut hingga kuliah, saat kuliah jenis Shabu lebih sering dikonsumsinya, morfin hanya sesekali, ekstase dan minuman beralkohol dikonsumsinya ketika Ia masuk diskotik beserta temannya. Rikky tidak mengetahui apa bahaya dari penyalahgunaan NAPZA sebelumnya semasa ia sekolah dan kuliah dulu. Rikky berhenti kuliah di semester empat karena memiliki banyak masalah, seperti nilai kuliah yang sangat buruk, menghabiskan uang kuliah, sering berantam dan membuat keonaran hingga merugikan orang tua. Kerugian yang dialami orang tuanya sudah cukup banyak, karena Rikky selalu berbohong terhadap oran tua mengenai biaya-biaya kuliah, handphone yang dimilikinya selalu hilang dalam laporannya terhadap orang tua, akan tetapi karena di jual. Hal yang paling parah adalah sepeda motor milik orang tuanya yang diberikan padanya di gadaikan kepada orang lain hanya untuk membeli Narkoba. Orang tua Rikky tidak menyayangkan uang yang dihabiskan olehnya selama ini, akan tetapi orang tuanya menyayangkan kenapa perilaku Rikky sampai separah itu. Akhirnya orang tua Rikky memutuskan untuk membawa berobat medis ke rumah sakit, hali itu gagal untuk merubah perilakunya dan masih tetap saja mengkonsumsi Narkoba. Dari keluarga, orang tua Rikky mengetahui adanya Rehabilitasi Narkoba di Sibolangit yaitu “GAN”, maka orang tua membawa Rikky ke GAN tersebut, Rikkypun masuk ruang isolasi dengan kaki di rantai selama satu bulan, setelah itu Universitas Sumatera Utara rantai dilepaskan dan iapun bergabung dengan Residen lainnya bebas seperti teman lainnya di barak. Suatu saat, kesempatanpun muncul bagi Rikky untuk kabur melompat dari pagar “GAN” tersebut. Ia kabur melewati hutan dan berhasil sampai ke Medan. Rikky memiliki banyak teman di medan,sehingga beberapa waktu ia tidak pulang ke rumah, setelah beberapa minggu dapat bertahan dengan cara menompang di rumah temannya, akhirnya Rikkypun pulang ke rumahnya karena ia membutuhkan uang. Tak lama di rumah, hanya tiga hari, orang tua Rikkypun mengantarnya secara paksa kembali ke “GAN” dengan bantuan keluarganya dan Rikkypun kembali menjalani rehabilitasi di “GAN”. Tidal lama, sekitar 3 bulan Rikkypun kembali kabur dari “GAN” tersebut. Ia di medan kembali bersama teman-teman lamanya. Suatu saat, ia tertangkap oleh polisi saat mengkonsumsi Narkoba bersama teman-temannya. Setelah menjalani proses, akhirnya Rikky di kirim ke tahanan Badan Narkotika Nasional, kartena ia merupakan pecandu bukan pengedar sehingga ia menjalani Rehabilitasi selama enam bulan. Banyak sudah ilmu yang didapatkan oleh Rikky selama menjalani Rehabilitasi di BNN, seperti materi tentang bahaya Narkoba, jenis-jenis Narkoba, hingga cara- cara penanganan terhadap yang ketergantungan Narkoba. Ia menjalani semua kegiatan-kegiatan yang ada di BNN. Banyak bahasa-bahasa Therapeutic Community yang diketahuinya, dan semakin pintar berbahasa inggris, karena dalam metode therapeutic communuty itu memakai bahasa inggris. Selama enam bulan putus dengan Zat, Rikky mengaku sudah tidak ketergantungan lagi dan bisa menahan diri untuk tidak mengkonsumsi Narkoba lagi. Universitas Sumatera Utara Setelah pulang dari BNN, Rikky memang meninggalkan kebiasaannya dahulu, akan tetapi Rikky kembali terpengaruh oleh teman-teman lamanya. Rikkypun kembali mengkonsumsi Narkoba. Orang tua Rikky tidak menyerah untuk menyembuhkan anaknya, mendengar ada Rehabilitasi Sosial milik Kementrian Sosial, maka orang tua Rikky memutuskan untuk membawanya ke Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumut yang berada di Desa Lau Bakeri, Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang. Selama di panti, kesadaran Rikky sudah mulai tumbuh, Ia menjalani semua kegiatan-kegiatan pembinaan yang ada. Rikky sendiripun sudah memiliki kesadaran dan kemauan sendiri untuk membenahi dirinya, karena ia mengaku sudah mulai bosan juga menjalani dunia hitam seperti sebelum-sebelumnya. Sudah enam bulan Rikky menjalani rehabilitasi di panti dan tidak lagi ketergantungan saat ini, karena pemutusan Zat memang benar-benar dilakukan kepada Residen. Selama di panti Rikky mengaku senang menjalani rehabilitasi dan memang bertekad kuat untuk sembuh dari penyakit tersebut, karena memiliki banyak kawan yang senasib dan sependeritaan di panti semangat Rikkypun semakin meningkat. Rehabilitasi dilakukan dengan metode Therapeutic Community. Selama menjalani rehabilitasi, mereka diajarkan prinsip dasar metode TC ini yaitu adict to adict, maksudnya para penyalahguna membentuk suatu komunitas untuk saling membantu dalam proses pemulihan teman membantu teman untuk memulihkan ketergantungan terhadap NAPZA. Setelah pulang dari rehabilitasi, Rikky berencana ingin menikah dan menjalani hidup baik-baik. Keterampilan yang dimilikinya dari panti adalah desain grafis, tapi Universitas Sumatera Utara ia tidak mendalaminya. Peluang usaha yang akan ia yakini untuk dijalankan adalah membuka door smeer mobil yang besar, karena orang tua juga sangat mendukung rencananya itu. Orang tuanya juga berjanji membantunya untuk membuka usaha yang ia inginkan jika ia sudah berubah dan keluar dari rehabilitasi.

5.1.3 Informan III