Mariyuana, atau yang biasa disebut ganja, merpakan obat dari bahan THC Tetrahydracsannubinol, yang dalam dosis rendah dapat mengakibatkan perasaan
“memuncak”, namun dalam dosis tingi akan mengakibatkan reaksi yang hebat. Tahap pertama saat stimulasi dan perasaan riang gembira, dan tahap berikutnya adalah saat
ketenagan dan tertidur. Efek yang terjadi padasaat kesadaran karena penggunaan mariyuana adalah perubahan sensorik dan depresi; pada umumnya timbul rasa
gembira, perasaan sejahtera dan sehat, distori jarak dan waktu, terjadi perubahan persepsi dan pengalaman sosial serta sejumlah pengalaman “sukma melayang”.
2.2.3 Perkembangan Penggunaan NAPZA
Berdasarkan sejarah penggunaannya, narkotika pada awalnya hanya digunakan sebagai alat bagi upacara-upacara ritual keagamaan dan di samping itu juga
dipergunakan untuk pengobatan. Adapun jenis narkotika pertama yang digunakan pada mulanya adalah candu atau lazimnya disebut sebagai madat atau opium.
Dalam upaya peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan, narkotika cukup diperlukan ketersediaannya, namun apabila disalahgunakan akan
menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi penggunanya karena pengguna akan mengalami ketergantungan yang dapat merugikan diri si pengguna sendiri, sehingga
harus dilakukan pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama. Sejalan dengan perkembangan kolonisasi maka perdagangan candu semakin
tumbuh subur dan pemakaian candu secara besar-besaran dilakukan di kalangan etnis Cina, terutama di negara-negara jajahan ketika itu, termasuk Indonesia yang berada di
bawah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini perkembangan penggunaan narkotika semakin meningkat dan pesat dan tidak untuk tujuan pengobatan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
melainkan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar, yaitu dengan melakukan perdagangan narkotika secara illegal ke berbagai negara. Hal ini
menimbulkan keprihatinan bagi masyarakat internasional, mengingat dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkotika yang sangat berbahaya bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara khususnya bagi keberlangsungan dan perkembangan generasi muda. Atas dasar pertimbangan tersebut telah melahirkan beberapa konvensi
internasioanal guna menanggulangi perkembangan perdagangan narkotika secara illegal.
Konvensi internasioanal pertama yang mengatur tentang narkotika adalah Hague Opium Convention 1912 dan selanjutnya berturut-turut adalah the Geneva
Opium International Opium Convention 1925, the Geneva Convention Limiting theManufacture and Regulating the Distribution of Narcotic Drugs 1931, the
Convention for the Suppressionof the Illict Traffic in Dangerous Drugs 1936, Single Convention on NarcoticDrugs 1961 konvensi tunggal narkotika 1961, sebagaimana
diubah dan ditambah dengan protokol 1972, Convention on Psycotropic Substance 1971,dan konvensi Wina 1988.
Diantara beberapa konvensi internasioanal, dipandang yang cukup relevan untuk diuraikan lebih jauh yaitu Konvensi Tunggal 1961 dan Konvensi Wina 1988
karena kedua konvensi tersebut merupakan perkembangan akhir dari beberapa konvensi terdahulu dan merupakan konvensi yang cukup penting dalam sejarah
pengaturan internasional di bidang narkotika setelah berdirinya Perserikatan Bangsa-
Universitas Sumatera Utara
Bangsa. Konvensi Tunggal Narkotika 1961 merupakan hasil Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diselenggarakan di New York pada tanggal 2-25 Maret 1961.
2.3 Penyalahgunaan NAPZA 2.3.1 Pengertian Penyalahgunaan NAPZA