BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah
satunya, lingkungan permukiman yang bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: kebisingan yang melebihi ambang batas ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Kebisingan merupakan masalah yang hampir selalu dijumpai di semua tempat,
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyaman lingkungan atau yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Efek
kebisingan dengan intensitas tinggi terhadap pendengaran berupa ketulian syaraf telah banyak ditemukan, kebisingan selain memberikan efek terhadap pendengaran juga
dapat menimbulkan efek bukan pada pendengaran dan efek ini bisa terjadi walaupun intensitas kebisingan tidak terlalu tinggi Haryono, 2009.
Saat ini, kebisingan merupakan salah satu penyebab ‘penyakit lingkungan‘ yang penting Slamet, 2006. Kebisingan mempunyai efek merugikan pada
masyarakat terutama masyarakat yang berlokasi di sekitar daerah industri atau perusahaan. Intensitas kebisingan dari perusahaan ke masyarakat harus ditinjau dari
berbagai faktor, yaitu : perbandingan kebisingan akibat perusahaan terhadap
kebisingan yang semula ada di masyarakat bersangkutan, dengan penyesuaian – penyesuaian atas dasar jenis instalasi penyebab kebisingan, keadaan masyarakat kota
atau desa, waktunya terjadi kebisingan siang atau malam dan musimnya Suma’mur, 2009.
Kemajuan industri dan teknologi antara lain ditandai dengan pemakaian mesin – mesin yang dapat mengolah dan memproduksi bahan dan barang yang dibutuhkan
oleh manusia secara cepat. Untuk membantu mobilitas manusia dalam melaksanakan tugasnya digunakanlah alat – alat transportasi bermesin, baik udara, laut mapun darat.
Selain daripada itu, untuk mencukupi segala sarana dan prasarana, digunakan pula peralatan bermesin untuk keperluan membangun kontruksi fisik.
Kebisingan merupakan salah satu faktor penting dalam penyebab stress dalam kehidupan dunia modern, sumber kebisingan dapat berasal dari kendaraan bermotor,
kawasan industri atau pabrik, pesawat terbang, kereta api, tempat – tempat umum dan niaga. Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pengaruhnya berupa
peningkatan sensitivitas tubuh seperti peningkatan sistem kardiovaskuler dalam bentuk kenaikan tekanan darah dan denyut jantung. Apabila kondisi tersebut terus
berlangsung dalam waktu yang lama, akan muncul reaksi psikologis berupa penurunan konsentrasi dan kelelahan Chandra, 2006.
Dampak kebisingan di suatu daerah besar pengaruhnya bagi kesehatan dan kenyamanan hidup masyarakat, hewan ternak maupun satwa liar dan gangguan
terhadap ekosistem alam. Bagi kesehatan manusia, kebisingan dapat menimbulkan gangguan pada sistem pendengaran dan pencernaan, stress, sakit kepala, peningkatan
tekanan darah serta dapat menurunkan prestasi kerja Gunarwan, 1992.
Menurut penelitian yang dilakukan
Ikron
2005 bahwa anak sekolah dasar yang menerima kebisingan lalu lintas jalan 61,8 dB A dalam lingkungan sekolah
berisiko 10,9 kali mengalami gangguan kesehatan psikologis dibanding dengan anak sekolah dasar yang menerima kebisingan lalu lintas jalan
≤ 61,8 dB A secara bersama-sama dengan variabel jarak dan variabel lama pajanan.
Para peneliti Lund University Hospital di Swedia menganalisis data dari hampir 28.000 orang yang ditanyai mengenai pengaturan tempat tinggal orang di
Scania, satu provinsi di Swedia Selatan. Mereka mendapati bahwa orang yang masih muda dan berusia setengah baya yang tinggal di rumah yang terpapar terhadap suara
berisik lalu-lintas di atas 60 desibel lebih mungkin untuk terserang tekanan darah tinggi, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan stroke dan penyakit pembuluh
darah dan jantung Widjosono, 2009. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kebisingan kereta api terhadap tekanan
darah pada masyarakat yang tinggal di sekitar kereta api di dapat bahwa adanya peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum kereta api lewat dan
sesudah kereta api lewat. Perubahan tekanan darah sistolik yang dialami masyarakat menunjukkan bahwa 18 orang 62,1 dari total responden yang bertempat tinggal di
daerah dengan tingkat kebisingan melebihi NAB, dan hanya 2 orang 9,5 dari total responden yang bertempat tinggal di daerah dengan tingkat kebisingannya sesuai
NAB yang mengalami perubahan tekanan darah. Perubahan tekanan darah diastolik yang dialami masyarakat menunjukkan bahwa 12 orang 41,4 dari total responden
yang bertempat tinggal di daerah dengan tingkat kebisingan yang tidak sesuai NAB,
dan hanya 2 orang 9,5 dari total responden yang tingkat kebisingannya sesuai NAB yang mengalami perubahan tekanan darah Rusli, 2008.
Suryani 2003 melaporkan kebisingan berkisar 77 – 88 dB A dapat meningkatkan tekanan darah bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Terminal
Umbulharjo. Menurut pendapat Suryani 2003 yang mengutip hasil studi yang dilakukan oleh Robert Koch Institusi di Jerman menemukan bahwa orang yang
tinggal di lingkungan dengan rata – rata tingkat kebisingan sebesar 55 dB A atau lebih, memiliki resiko dua kali lebih besar untuk dirawat karena tekanan darah tinggi
dibandingkan dengan mereka yang tinggal di lingkungan dengan rata – rata tingkat kebisingan malam hari sebesar 50 dB A.
Sumber kebisingan di Lingkungan I Pengilar X berasal dari suara mesin genset perusahaan percetakan yang beroperasi setiap hari kecuali hari minggu. Hasil
survei peneliti di sekitar perusahaan percetakan diperoleh bahwa 85,6 dB A yang diukur di ruang kamar tidur masyarakat, di ruang keluarga diperoleh 85,4 dB A, di
dapur diperoleh 80,3 dan di halaman rumah masyarakat di peroleh 75, 4 dB A. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan bahwa
daerah perumahan memiliki tingkat kebisingan berkisar 45 dB A – 55 dB A. Ini menunjukkan bahwa kebisingan yang terjadi di Lingkungan I Pengilar X tidak sesuai
Nilai Ambang Batas NAB. Ada keluhan masyarakar Lingkungan Pengilar X akibat suara mesin
perusahaan percetakan yang berisik, kadang sulit tidur dan meningkatkan emosi dan stress. Jika terjadi pemadaman listrik suara mesin perusahaan percetakan akan
terdengar lebih keras dan menimbulkan gangguan komunikasi diantara keluarga yang
tinggal terutama keluarga yang rumahnya paling dekat dengan perusahaan percetakan. Selain itu kebisingan diduga menimbulkan gangguan emosional yang
dapat meningkatkan tekanan darah Harrington dan Gill, 2005. Hal ini yang mendasari peneliti mengukur tingkat kebisingan terhadap tekanan darah pada
Masyarakat Lingkungan I Pengilar X.
1.2. Perumusan Masalah