The seventh report of Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2003, tekanan darah normal
sebagai tekanan darah sistolik 120 mmHg dan tekanan darah diastolik 80 mmHg. Tekanan darah sistolik 120 – 139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80 -89
mmHg disebut sebagai prehipertensi. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasi seseorang yang tekanan darahnya cenderung
meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Tabel 2.3. Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa
≥ 18 Tahun Menurut JNC 7
Kategori Sistolik mmHg
Diastolik mmHg Normal
120 dan
80 Prehipertensi
120 – 139 atau
80 - 89 Kategori
Sistolik mmHg Diastolik mmHg
hipertensi Derajat 1
140 – 159 atau
90 -99 Derajat 2
≥ 160 atau
≥ 100
Sumber : National High Blood Pressure Education, 2003
2.8.1 Pengaturan Tekanan Darah
Meningkatnya tekanan darah di di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara sebagai berikut : Aditama, 2005 :
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya. b.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempitdaripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga
meningkat pada saat terjadi ”vasokontriksi”, yaitu jika arteri kecil arteriola untuk sementara waktu mengkerut karena peransangan saraf atau hormon di
dalam darah. c.
Bertambahnya cairan di dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tuuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya jika aktivitas memompa darah berkurang, arteri mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
menurun atau menjadi lebih kecil. Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf
otonom bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi secara otomatis Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari saraf otonom, yang untuk sementara
waktu berfungsi : Aditama, 2005 : a.
Meningkatkan tekanan darah selama respon flight to flight reaksi fungsi tubuh terhadap ancaman dari luar
b. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, juga mempersempit
sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di bagian tertentu misalnya otot rangka , yang merupakan pasokan darah yang terbanyak.
c. Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal sehingga akan
meningkatkan volume darah dalam tubuh. d.
Melepaskan hormon epinefrin adrenalin dan nonepinefrin non adrenalin yang meransang jantung dan pembuluh darah.
2.8.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah